Sinar matahari membuat Irene terbangun dari tidurnya. Ia bangkit dan terduduk di atas kasur dengan tangan yang memegang selimut menutupi tubuhnya.
Irene lihat sebelahnya. Sudah tidak ada Wendy di atas kasur. Wanita itu menoleh ke jendela yang terbuka. Ia lalu tersenyum getir sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.
" Dia pikir aku pelacur? Pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun padaku!"
***
" Skyper!!" Panggil Wendy. Anjing nya langsung turun dari atas sofa. Ia mendekati Wendy yang memberikan sebuah kertas laporan padanya.
" Kasih Rose." Suruh Wendy yang meletakkan kertas itu selempitan kalung skyper.
Anjingnya langsung berlari kecil ke luar ruangan. Ia berlari menuju ruang komputer. Bertemulah skyper dengan Jessica, Krystal dan juga Rose di sana.
" Kiyowo skyper." Ucap Rose sambil memegang kertas dari Wendy dan ia elus kepala skyper.
" Mau permen?" Tawar Krystal memberikan permen pada skyper yang langsung menjilatinya.
Guk!!!! Gonggong nya membuat ketiga wanita itu terkejut tapi masih menimbulkan senyum imutnya pada anjing ini.
Sedangkan Wendy sibuk melihat fokus ke arah komputer nya. Ia sesekali menyeruput kopi hangat yang tadi di buatkan oleh Rose.
Memang setiap hari, Rose selalu membuatkan semua agen kopi hangat. Rasanya juga sangat enak. Adik Taeyeon ini sudah sangat terlalu ramah dan baik di markas Intel. Dia seperti Dewi bagi para agen yang bekerja di markas Intel.
Drrtt~~!! Hp Wendy berbunyi. Pria itu tidak tau karena hpnya berada di meja belakang. Ia terlalu fokus dengan pekerjaannya.
" Tidak dia angkat! Pria sialan!" Umpat Irene.
Ia langsung mengurut pelipisnya setelah melempar begitu saja hpnya di meja ruang tamu.
Beberapa saat datanglah salah satu anak buah kakeknya. Ia mendekati Irene yang duduk di ruang tengah.
" Nona, tuan besar menyuruh anda untuk bersiap malam nanti."
" Memangnya mau apa?"
" Kata tuan besar, ada acara makan malam dengan tuan Suho." Irene langsung memberikan wajah malasnya. Ia mengangguk saja pada anak buah kakeknya ini. Padahal dia sangat malas bertemu Suho atau bahkan kakeknya sekalipun. Irene selalu berdoa agar kakeknya cepat mati. Tapi doanya tidak pernah terkabulkan. Yaiyalahh!! Doa macam apa itu!!?
***
Wendy melompat naik ke dalam kamar. Ia langsung berhenti kaku menegapkan badannya saat melihat Irene yang berdiri diam melipat kedua tangannya di depan jendela kamarnya ini.
Wendy memberikannya cengiran nya. Irene langsung berbalik menjauh darinya.
" Hei, jangan marah. Maafkan aku karena pergi tidak bilang padamu." Kata Wendy mendekati Irene yang berdiri di depan lemari kacanya.
" Hei." Wendy peluk Irene dari belakang. Ia cium bahu Irene sambil sesekali melirik wanita ini diam saja menatap lemari kacanya.
" Waeyo?"
" Bawa aku kabur." Kata Irene langsung. Wendy terdiam bingung menatapnya.
" Apa maksudmu?" Tanya Wendy sambil di selahi tawa aneh.
" Aku mau di lamar Suho!" Kata Irene yang sedikit termundur menjauh dari Wendy.
Wendy menyandarkan badannya di lemari Irene. Kemudian ia lipat kedua tangannya sambil menatap wanita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Everything ✓ [C]
Fiksi PenggemarSeorang agen FBI menyukai anak seorang mafia berbahaya di korea.