A Call's from Her

2 0 0
                                    

"Gimana kabarmu?" Tanyaku kepada kau

"Baik kok, aku sangat bahagia berada disini" Jawab kau,
"kamu sendiri? Lalu, gimana dengan kabar tulisan-mu? Aku dengar semenjak aku pindah, tulisan-mu itu menjadi genre yang rapuh, tapi terkenal tanpa pandang bulu, mau tua mau muda menikmati tulisan-mu itu, benarkah?" Pertanyaan yang kudengar tanpa jeda itu, seperti tidak ingin membuatku menghela nafas sebentar saja untuk menjawabnya.

"Hahaha, kau tidak berubah sama sekali ya, selalu saja cerewet." batinku sambil tersenyum mengingat masa itu

"Syukur aku juga baik - baik saja, tulisan-ku? Ya aku bersyukur dengan kepindahanmu itu menjadi sebuah ide dalam tulisan-ku, memang sempat aku mengoyak kertas itu hingga berantakan, bahkan aku sendiri hampir lupa ada dimana tulisan-ku satu itu." Aku berhenti untuk mengambil nafas dahulu, karena aku terbiasa menceritakan kisah dengan sepotong - sepotong

"Namun, entah kenapa tulisan-ku itu muncul dihadapanku dikala aku mengenang dirimu, aku ingat betul - betul tanpa ada dirimu tulisan-ku ini tidak pernah tercipta. Kau kan selalu menemaniku setiap malam, lantas aku jadi enggan untuk membuangnya, dan akhirnya aku mencetaknya."  Aku berhenti lagi, kali ini aku berhenti untuk meminum teh hangat yang aku buat sebelumnya,

"Dan jadilah, sebuah tulisan yang kalau dibaca sih tidak ada bagusnya, genrenya aja picisan, tapi mungkin yang membuat ini berarti dan mempunyai makna dalam adalah kau pernah menemaniku membuat tulisan ini." Aku tersenyum kembali berharap dia dapat melihatku saat ini.

"Kalau begitu, syukurlah. Terimakasih juga, kamu sudah pernah memberikan aku arti dan terus membahagiakan aku, walaupun pada akhirnya aku pindah."
Kau membalas

"Justru aku, yang seharusnya bersyukur karena adanya kau, aku bisa seperti ini sekarang."  Aku tak kalah membalasnya, karena aku tidak enak dengan ucapannya itu.

"Ngomong - ngomong, cukup dulu sampai sini ya. Ternyata sudah malam, sampai jumpa lain waktu." Dia memutuskan telepon

"Yah.. sudah diputus, baiklah mending sekarang aku terus melanjutkan tulisan ini."

"Hmm, apalagi yang bisa ku tuang kali ini ya." Gumamku setelah perbincangan sesaat itu yang membuatku kembali mengingat dirimu.

-Bandung xx September, 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1 ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang