"Hermione... aku sudah katakan padamu bahwa Ron takut ketinggian" ucap Harry saat mereka bertiga sedang duduk di aula besar untuk makan siang, tampak pula wajah Ron yang pucat sehabis latihan quidditch.
"Ron... Are you ok?" Tanya Hermione sambil mengguncang pelan bahu Ron.
"I dont know Hermione... aku mati rasa mengingat seberapa tinggi aku tadi mengejar snitch" jawab Ron tanpa mengalihkan pandangan kosongnya entah kemana.
"Aku sudah bilang dia akan menjadi seeker yang payah" lanjut Ginny yang tiba-tiba muncul dan duduk disebelah Harry, lalu menatap pria yang lebih tua setahun darinya itu dengan senyuman menyetujui kata-katanya sendiri.
"Ginny... tidakkah kau lihat aku terbang sangat tinggi?" Protes Ron dengan nafas menggebu.
"Baiklah baiklah, minumlah dulu Ron wajahmu pucat sekali kau seperti habis dikejar Dark Lord saja" ujar Hermione menyodorkan piala berisi jus labu pada Ron, Harry tertawa kecil begitu pula Ginny sedangkan Hermione hanya memutar matanya melihat kelakuan pacarnya itu.
>>>>>>>>>>>>>>>>●<<<<<<<<<<<<<<<
"Sekarang buka buku kalian halaman 239, aku mau kalian mempraktekkan cara pembuatan Ramuan Draught of living death" ujar Professor Snape yang merupakan master ramuan termuda di dunia sihir dan merupakan guru terkiller di Hogwarts. Matanya langsung tertuju pada Harry yang menggaruk pelipisnya binggung, karena Harry memang payah dalam bidang ini walau dia mempunya cita-cita menjadi auror.
"Mr.Malfoy, sepertinya teman kita Harry Potter akan membutuhkan bantuanmu dalam tugas ini jika kau tidak keberatan Mr.Malfoy" ucapan Snape mengundang perhatian seisi kelas seolah tak percaya jika kepala asrama Slytherin itu baru saja mempersatukan kedua murid yang tidak pernah akur dalam satu tugas.
"What?! Why me?!" Protes murid yang tak lain adalah Draco Lucius Malfoy, pangeran Slytherin. Sedangkan Harry masih diam shock tak percaya.
"Aku tidak ingin ada tongkat dan mantra yang bisa menghancurkan lab ini" lanjut Snape dengan tatapan datar pada Malfoy seolah jika dia tidak menurut maka 50 point bisa saja diambil dari asramanya.
Draco yang putus asa dengan keputusan gurunya itu pun beranjak menuju meja Harry. Dia menatap sebal kearah Harry, begitu pula Harry.
"Kau harus menghancurkannya Potter! Bukan memotong seperti itu bodoh" tampak Malfoy muda itu benar-benar kesal dengan partnernya yang memang payah itu.
"Lalu setelah itu? Apa aku harus memasukkan cairan ini sekarang?" Ujar Harry menunjukkan botol kecil berisi cairan hijau.
'BOOM'
Suara ledakan muncul dari meja Ron dan Neville, wajah mereka tampak hitam. Draco langsung menetap Harry dengan wajah kesal.
"Masukkan dan kita akan bernasib seperti mereka Potter" ucap Draco lalu meneruskan kegiatannya meramu tugas dari Snape. Harry menatap horor ekspressi Snape yang siap memberi Neville dan Ron detensi hingga 1 minggu kedepan mencuci pantat kuali gosong.
>>>>>>>>>>>>>>>>●<<<<<<<<<<<<<<<
Draco duduk disofa ruang rekreasi Slytherin, seperti biasa dia memasang tampang dingin selayaknya Malfoy. Tiba-tiba seorang perempuan dengan rambut kuncir satu bersama seorang pria berkulit hitam menghampirinya.
"Drake kau tampak kesal, ada apa?" Ucap perempuan itu menatap Draco yang tidak mengalihkan pandangan padanya.
"Kenapa aku harus kesal Pansy?" Jawab Draco dengan nada paling tenang hingga kedua orang tadi bisa merasakan bulu kuduknya merinding.
"Ya kau dibuat satu kelompok dengan Potter, mungkin yang dikatakan Pansy tadi akan menjadi kenyataan" lanjut pria berkulit hitam disebelah perempuan yang jelas bernama Pansy.
Sontak Draco menatap pria itu dengan tatapan sulit diartikan."Ya Pansy bilang mungkin sebentar lagi Lab Severus akan meledak jika kau dan Potter itu bergelut mantra" lanjut pria itu sontak membuat wajah dingin Draco berubah menjadi kesal.
"Aku tidak akan bodoh sampai meledakkan lab itu jika Potter itu tidak sangat payah dalam bidang ramuan dan membuat habis kesabaranku Blaise." Ujar Draco membuang wajahnya menatap perapian, sekilas terbayang dimemorinya Harry dengan polosnya akan memasukkan cairan yang bisa membuat mereka gosong seperti kedua temannya tadi.
"Harry Bloody Potter! Such a idiot" umpat Draco.
>>>>>>>>>>>>>>>●<<<<<<<<<<<<<<<<
"Mate are you crazy?" Ucap Ron dengan ekspresi wajah tak percaya dengan ucapan Harry.
"Maksudku detensi itu tidak masalah, tapi jika kau satu kelompok dengan Ferret Malfoy itulah masalahnya mate! Kau ingat? Terakhir kali setelah perang besar itu? Malfoy memang jarang sekali mengganggu kita tapi tetap saja dia bagian dari pelahap maut mate" ucap Ron cerewet, seketika Harry berpikir bahwa itu merupakan keturunan dari Mrs.Weasly.
"C'mon Ron, kita bisa lihat kalau Malfoy melakukan itu secara terpaksa" Harry mencoba membela Draco, ya membela- what?! Hermione membelalakan matanya walau sedaritadi dia membaca buku, akhirnya dia menatap tak percaya kepada Harry.
"What?" Bisik Hermione tak percaya
"Ah sudahlah mungkin Malfoy sudah memberi mantra Imperio pada Harry" Ron mengacak rambutnya frustasi, dia melebarkan matanya saat melihat pria berambut pirang yang membuat dia berdebat dengan sahabatnya masuk ke perpustakaan dengan wajah datarnya.
"Malfoy... " lirih Ron dan Harry langsung melihat ke arah Malfoy yang sedang berjalan kearahnya, lalu saat dia sudah didepan Harry dan dua anak emas Gryffindor itu dia meletakkan tasnya dan duduk bersama mereka. Seketika seluruh mata seluruh pengunjung perpustakaan menatap tak percaya pada trio golden Gryffindor yang duduk bersama pangeran Slytherin.
"Apa kau akan terus menatapku seperti itu Potter? Bagaimana jika kau keluarkan buku ramuanmu dan mengerjakan tugas itu bersamaku huh?" Ujar Draco yang sejujurnya tidak nyaman dengan aura diperpustakaan dengan semua mata tertuju padanya seolah menelanjanginya.
Next chap?

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Time
RandomTidak pernah terbayang dikepala Harry jika suatu hari dirinya akan jatuh pada musuhnya Draco Malfoy, ferret pirang yang menyebalkan dengan segala sifat Malfoynya