Shingeki No Kyojin by Hajime Isayama
Story by Randa Liana
Original song by Gumi
Genre : Shounen-ai, Hurt, comfort
Hope You Enjoy this !!
***
Ini begitu kejam.
Sudah berapa banyak luka yang ku dapat? Tidak terhitung, bahkan perlahan pikiranku mulai mengatakan bahwa luka itu adalah hal yang biasa. Manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya luka, baik fisik maupun mental. Ada yang terluka karena ditinggal kekasihnya, ada yang terluka karena jatuh. Tapi, hei, bukankah luka-luka itu bisa sembuh? Yang ditinggalkan bisa menemukan cinta baru, dan yang terjatuh bisa berdiri kembali.
Aku heran, kenapa lukaku tidak sama seperti orang-orang pada umumnya? Mengapa dari seluruh makhluk yang ada dimuka bumi, aku yang menjadi korbannya? Mengapa bukan orang lain saja?
Aku terkadang benci dengan yang ada di sekitarku. Burung-burung bernyanyi, hijaunya dedaunan, bahkan suara tawa orang-orang yang terdengar bebas tanpa beban. Aku merasa seperti sedang ditertawakan oleh takdir, disaat aku, yang mengalami hal paling terpuruk. Dengan mudahnya dia menunjukkan kebahagiaan yang selalu aku idamkan setiap waktu, apakah dia sedang menghinaku? Apakah dia ingin mengatakan kalau aku tidak pantas untuk kebahagiaan? Apakah karena itu takdirku sejak kecil selalu tidak bahagia? Kenapa?
Aku berjalan menapaki bebatuan, hampir tergelincir akibat lumut pada bebatuan, hatiku mulai merasakan luka lagi, dan ini luka ku yang pertama sejak 4 tahun yang lalu saat takdir mulai berpihak padaku. Lagi-lagi begini, nafasku serasa direnggut, aku ingin berteriak, menangis, atau apapun yang bisa membuat ku melupakan luka ini untuk sesaat. Ini adalah tempat favoritku, tempat yang selalu ku jadikan pelampiasan luka setelah aku menemukannya secara tidak sengaja pada 6 tahun yang lalu.
Tempat ini sangat jauh, orang yang ingin memasukinya harus melewati hutan pepohonan lebat. Jalannya begitu berliku, akar-akar yang mencuat keluar, belum lagi beberapa binatang hutan yang bisa membahayakan dirimu sendiri. Setelah melewati pepohonan lebat, kau akan menemukan sebuah air terjun yang sangat lebat. Di balik air terjun itulah kau bisa menemukan tempatnya, dan itulah penyebabnya bajuku basah walau tidak hujan.
Aku menghela nafas, membaringkan diriku di atas rerumputan. Aku ingin menangis, tapi sayangnya air mataku sudah mengering akibat aku yang terlalu sering menangis. Hanya dengan itu aku bisa mengatakan kalau aku lelah dengan dunia.
Baru saja mataku ingin terpejam, tiba-tiba saja sebuah suara mengagetkanku. Suara itu ... tidak salah lagi! Ini pasti dia! Aku segera bangun dan duduk kemudian menoleh ke sumber suara.
Sosok pria bersurai hitam legam dengan tatapan matanya yang selalu tajam kini berada di hadapanku. Gawat, tubuhku tidak mau bergerak, aku sangat takut, jantungku terus berdetak cepat!
"Eren."
Suara itu memanggilku, menambah rasa takut dalam diriku. Aku semakin bergetar begitu melihat menjulurkan tangannya, seketika aku mendapatkan kendali tubuhku kembali. Maka, dengan cepat aku menepis tangannya, dan beringsut mundur menjauh darinya.
"Maafkan aku," ujarnya sambil menekuk satu lututnya di hadapanku.
Hei, seandainya aku dapat melupakan segalanya
Apakah hidup tanpa air mata menjadi lebih mudah?
Tetapi karena aku tak dapat melakukannya
Jangan perlihatkan apa pun padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Kokoronashi⭑Riren [✓]
FanfictionEren tidak mengerti, kenapa dia yang harus yang tersakiti? Bahkan takdir tidak menyayanginya sejak kecil, dan kini. Dia kembali mendapatkan rasa sakit dari cinta yang telah menyelamatkannya. "Kenapa aku harus yang tersakiti? Ini kejam." -Eren Jaeger...