Malam hari.
Setelah makan malam.
Pukul 19.32, tepat.
Malam ini cukup dingin, mungkin karena AC di kamar dinginnya di atas rata-rata lagi. Selimut, mana selimut. Bungkus diri.
Apa yang bergetar ini, arahnya dari tas. Iya benar dari tas. Akupun membongkar tas ku yang tadi siang ku gunakan yang berada di atas meja riasku. Waw.. tidak kusangka secepat ini dokter sofwan menghubungiku. Joget ala mike jager pun ku lakukan sebelum mengangkat telefonnya dengan penuh kegirangan dan semangat yang berapi-api.
Pukul 20.00 kurang semenit dengan langkah dan tingkah yang pasti ku siapkan untuk persiapan akting yang akan ku perankan untuk 2 minggu kedepan. Untuk permulaan, segala alat pagelaran seni , termasuk tahi lalat dan rambut palsu jadi penghiasan riasan peranku malam ini. Baju bermotif bunga mawar yang kecil, dengan warna perpaduan coklat kusam dan kuning pekat ku pilih untuk memulai malam ini sebagai perkenalan.
Tanpa banyak membuang waktu, aku mengambil kunci mobil butut milikku (hadiah ketika umurku 17 tahun dulu) , Mengambil tas ransel bermerek sport, dan menaruh segala perkakas aktingku di dalamnya. Berjalan mengendap-endap keluar ke mini garasi rumah.
“mau kemana sheii, “, ups..mama menangkap basah aku, ku harap tangkapannya ini tidak basah kuyup
“mau kerumah deska ma. Ada urusan dikit. Bentar kok. Nggak lama” aku tidak menatap mata mama, karna aku membuat kebohongan kecil dan aku takut mama tau hal itu.
“okey, ingat, yah…” mama pun memberikanku peringatan
“sebelum pukul sepuluh “ jawabku serentak dengan mama.
“okey sayang”, mama pun mengizinkanku, dan tanda aku tidak tertangkap basah-kuyup , alias kedapatan tapi tidak kedapatan banget. Atau apalah. Terserah.
Di jalan, sebelum rumah yang akan kutuju, akupun memakai semua perangkat peran yang akan ku mainkan. Tepatnya aku harus mengganti pakaian di kamar mandi umum SPBU , agar tidak menimbulkan curiga kepada seseorang , terlebih pada orang sekitarnya. Masuk dengan menggunakan celana jeans belel , berwarna biru kusam dan padu padan baju kaos oblong bertulis that’s not me berubah total menjadi pakaian wanita paruh baya berambut dikepang satu, memiliki tahi lalat tepat dibawah bibir ,sebelah kanan. Ku fikir bapak-bapak yang sedang bekerja yang sedari tadi memerhatikanku tidak mengenaliku lagi. Make over, pefect.
Mobil ku parkir di rumah deska, tepatnya deska mengambil mobil itu di tempat SPBU lalu membawa si butut seksi ku ke rumahnya ,alasannya (1) agar mama tidak memarahiku karena mendapatiku bohong tidak kerumah deska , (2) agar aku tidak dicurigai dan kedapatan oleh lelaki dambaanku karena sedang berakting, (3) agar deska tidak mengenaliku, dan yang terakhir (4) karena rumah yang kutuju tinggal 5 petak lagi dari tempat pengisian bensin ini. Baiklah, cukup untuk pemaparan ku tentang alasan yang tidak penting ini yang harus ku masukkan dalam tulisanku ini.
Gang 19 no 6 , 5 petak dari tempat pengisian bensin, rumah berwarna hijau tosca (my favourite colour, pertanda baik, mungkinkah jodoh, bunga-bunga sepertinya tumbuh disamping ku , kepalaku mungkin,lupakan!!),dan kotak surat yang tertera pada pintu masuk dekat pagar. Oke fix. Ku cocokkan pemaparan dokter sofwan melalui short message service yang ia kirimkan padaku tadi dan rumah yang kini berada tepat didepanku sekarang. Oh jantungku. Seakan mau lepas. Please… jangan lepas dulu.. belum waktunya. Seperti itu yang biasanya ku lihat disinetron sinetron drama mini seri di tv swasta yang bergambar elang yang tak bisa dilewatkan oleh mba’ inah. Penolong mama dalam urusan masak memasak.
Dingdong…
Ding dong..
Bel sialan, dia menyetrumku, entah ada aliran listrik tolol mana yang menyetrumku. Atau jangan.. jangan… karena… hm… . karena terlalu lama berfikir akhirnya pintu terbuka , waaaaawwww… pemandangannya.. indah.. panass… air tolong air.. , oh tuhan aku keringat. Apa yang aku pikir ini?!.
“maaf , ibu’ , cari siapa ??” sapa lelaki yang selalu membuat aku keringatan dan gugup, sangat gugup
“hem ?? “ jawabku dengan gugup, canggung, dan sedikit mengkhayal… tidak sedikit.. tapi banyak mengkhayal,sialnya aku mengkhayal lagi.
“bu’, maaf ibu cari’ siapa” ulang nya lagi
“maaf, katanya disini membutuhkan seorang penjaga sekaligus perawat seorang ibu selama 2 minggu yah “, untungnya aku cepat sadar dengan khayalan konyol ku ini
“oh iya benar bu’, silahkan masuk”, pintu terbuka lebar
Akhirnya aku masuk di rumah ber-cat hijau toska ber unsur kayu jati di beberapa sudut ruang tamu yang sekarang ku tempati , dan beberapa koleksi barang-barang kuno yang entah milik siapa. Entahlah. Intinya sekarang aku hanya berdua, saling bertatap, bukan, tepatnya aku yang menatapnya dalam dalam . Hingga aku berfikir aku akan bersama nya , menikah , dan dia menggunakan kuda putih dan aku berada dibelakangnya memeluk, impianku seperti dongeng lama cerita nenekku dulu yang kuno tapi nggak pernah expired.
Diruangan ini kami membicarakan tentang prosedur pekerjaan dan upah yang akan kudapatkan dalam 2 minggu. Lupakan tentang gaji yang akan cukup memenuhi satu bulan uang jajanku, tapi yang membuatku menggebu-gebu adalah step to conquer my heart. Selangkah lebih maju. Ku pastikan. Setidaknya aku mengetahui keseharianya, tidak.. tidakk.. setidaknya , sekarang aku mengetahui namanya. “saya Bilal Rabah” ,ia mengucapkan namanya. nama yang elegan , tampan, dan yang aku ketahui nama bilal bin rabah adalah seseorang yang beriman pada Allah SWT di jaman dahulu dimana yang kutahu dalam sejarahnya itu ia adalah babu yang dimerdekakakn oleh Abu Bakar As-Shiddiq , dan setauku lagi sendalnya terlebih dahulu masuk kedalam syurga. Sanda. Cukup sejarah yang ku ketahui tentang nama itu. Intinya malam ini harus ku akhiri, nyaris seperti film Cinderella yang harus pulang sebelum bel pukul 12 malam berbunyi, tapi versi ku, aku harus pulang sebelum pukul 10 malam dan kepura-puraan ku harus berlangsung sampai 2 minggu ke depan dan harus berdasarkan izin dari mama ku tersayang.
“maaf, untuk malam ini, saya fikir sudah semua, mungkin besok saya baru akan memulai pekerjaan saya”, bicara logat orang paruh baya yang resmi cukup membuat ku kesulitan
“oh iya, baik bu.. maaf , nama ibu siapa ?” balasnya dan dia menanyakan namaku
“sssheeee……”akuu gugup dan bingung mau menyebut nama
“shena .. iyah nama saya Shena Oriza” , aku pun menyebut nama yang cukup asal asal-an, dan ku fikir nama itu cukup rasional, dan aku cukup tersenyum kaku juga.
Aku akhirnya berkenalan resmi dengan si cakep, maksudku, Bilal bang Bilal (kedengarannya terlalu di dramatisir, urungkan),tapi perkenalan palsu ini harus ku awali dan ku harap bisa ku akhiri dengan akhir yang indah dan membuat hatinya terpaku. And Im sure I can conquer your heart men.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conquer Your Heart
General Fictioncerita ini adalah cerita seorang gadis dewasa, yang sedang berjuang akan penyakit yang di deritanya, namun tiba-tiba harapan demi harapannya merekah ketika bertemu dengan seseorang yang dia temui dirumah sakit tiba menyapa hidupnya , ia memanggilnya...