'Kami tidak perlu uang. Dengan adanya keluarga yang utuh itu sudah lebih dari cukup'
-FL
"Gue aja gatau. Jangan jangan beneran deh kayak nya lo emang suka sama Kristal. Ya kan?!"
"Hah? Ga la gilak. Kan gue cuma nanya aja kok lu pulang ga sama dia" jelas Krisna.
"Oh jadi yang lo bisikin ke satu ni curut cuman buat nanya kenapa Kristal ga balek sama dia?" Jelas Daffa.
Krisna pun mengangguk yang membuat Diana dan juga Daffa saling pandang kemudian menatap Krisna dengan tatapan nakal.
"Jangan jangan lo cinta pandangan pertama ni sama Kristal" ucap Diana dengan senyum jahilnya.
Ha? Masa iya? - batin Krisna.
"Kayak nya sih lo beneran cinta pandangan pertama Kris" ucap Daffa sambil menepuk bahu Krisna. Krisna hanya diam tanpa menjawab.
"Kalaupun beneran lo emang suka sama Kristal, gue sama Daffa pasti bakal ngebantuin lo kok" ucap Diana.
"Lah gue?" Tanya Daffa.
"Ga. Setan" ucap Diana.
"Jadi gue setan gitu maksud lo?" Tanya Daffa dengan tatapan datar nya.
"Au ah, capek gue ngomong sama lo" ucap Diana yang kemudian langsung menutup pintu mobil dan menjalankan mobil itu keluar pekarangan sekolah.
"Jadi?" Tanya Daffa.
"Apaan?" Tanya Krisna.
"Jadi beneran Lo suka sama Kristal?"
ICE GIRL
Saat ini Kristal tengah berada di salah satu coffee favoritnya. Ia memilih untuk duduk di barisan paling belakang lalu mulai memesan minuman yang ia suka.
Tidak benar jika Kristal langsung pulang ke rumah, dia akan lebih memilih untuk membeli apartemen ketimbang berada dirumah yang isinya hanya 3 orang. Kristal, Fazil, dan juga Bi Marni.
Kristal dan juga Fazil tidak pernah menganggap sosok Fandi hadir didalam rumah itu.
"Ini mba pesanannya" ucap pelayan tersebut.
"Terimakasih" balas Kristal disertai senyuman.
Kristal langsung menyeruput minuman itu lalu kembali bermain dengan handphone nya.
Ting.
Satu pesan masuk. Kristal enggan sekali untuk membuka isi pesan tersebut, ia lebih memilih untuk membaca nya lewat notifikasi saja.
Papa:
Perempuan itu hari ini pulang. Dia mau ketemu sama kamu dan juga Fazil
Kristal membulatkan matanya, rahang nya mengeras. Ia langsung mematikan handphone itu tanpa ada niatan untuk membalas pesan dari sang ayah.
Dia tidak pernah mengira jika perempuan itu akan balik lagi ke dalam hidup nya. Ia pikir dia sudah mati. Begitu pikir Kristal.
Kenapa? Kenapa kamu harus balik lagi? - Batin Kristal. Saat ini mata Kristal tengah menahan cairan bening yang akan keluar dari kelopak matanya.
Matanya memanas, rahang nya mengeras, tangan nya mengepal.
Drrt drrt
Handphone itu berdering lagi, tapi kali ini sebuah panggilan. Kristal melirik sebentar siapa namanya yang tertera disana sebelum ia mengangkat telfon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE GIRL
Random"setelah bertahun tahun anda menelantarkan kami, dan sekarang anda baru menyesal?!" Pekik Fazil. Keyza tidak sanggup menjawab, ia masih menangis sesenggukan. Tubuh yang semula berdiri, kini tidak dapat lagi menampung beban yang ia bawa hingga Keyza...