" Wendy~~~aku mencintaimu Wendy~~" Tangis Irene tambah keras. Ia peluk erat tubuh Wendy dan ia genggam kuat tangan Wendy.
" Ya~~siapa yang mati?" Suara Wendy membuat Irene melepas pelukannya. Ia melihat Wendy yang lemas sambil melihat senyum tawa dirinya.
" Ihhh!!!" Kesal Irene memukul-mukul badan Wendy hingga pukulannya mengenai tembakan di perut Wendy.
" Aahhkk!!!!" Teriak rintih Wendy. Irene langsung terkejut.
" Mianhe...mianhe...mianhe.." Ucapnya beberapa kali sambil menggerakkan tangannya mengibas di perut Wendy.
Wendy tertawa. Ia sesekali memejamkan matanya merasakan sakit di perutnya.
" Jangan ketawa!!" Marah Irene.
" Yaudah, bantu sayang~~" Wendy menjulurkan tangannya kanannya ke arah Irene. Kemudian Irene bangkit dan membantu Wendy berdiri.
Keduanya terdiam dulu melihat 5 mayat di depannya.
" Gwaenchanha." Kata Wendy sambil melangkah ke depan di bantu oleh Irene di sebelahnya.
" Pelan-pelan sayang~~! Sakit!"
" Jangan banyak gerak! Kamu ketawa terus!"
" Gimana nggak ketawa, jangan cemberut seperti itu di depanku. Mau di cipok ya?"
" Ntar. Kalau udah sembuh."
" Bener ya?"
" Uhh~~! Soal gituan cepet banget!!"
" Hehe..."
***
Paginya depan apartemen mewah ini sangat ramai oleh orang-orang yang melihat beberapa mayat di angkat ke dalam mobil ambulan.
Sreekk~~~!! Lisa memasang sekitar apartemen dengan tali pembatas kuning.
Ia pun berbalik dan berjalan mendekati Taeyeon yang sibuk berdiri di pinggir jalannya para petugas rumah sakit yang membawa kantong mayat untuk di larikan ke rumah sakit dan di periksa.
" Hyung, bukannya ini apartemen Wendy Hyung?" Tanya Lisa membuat Taeyeon berbalik dan mendongak tinggi melihat apartemen ini.
Ceklek!! Pintu apartemen terbuka. Taeyeon dan Lisa bergerak masuk ke dalam memeriksa isi apartemen Wendy.
" Hyung." Seulgi datang. Ia memegang beberapa kertas laporan milik Taeyeon.
Taeyeon masih bergerak mengelilingi apartemen Wendy dengan Lisa. Seulgi juga ikut melihat sekitar.
Sampai Lisa menemukan beberapa kapas penuh dengan darah di tong sampah.
" Hyung." Panggil Lisa. Seulgi mendekat. Pria itu mendelalak melihat banyak kapas penuh dengan darah di sana.
" Apa??" Tanya Taeyeon yang mendekati kedua orang itu.
Pria itu terdiam. Ia menatap biasa ke arah beberapa kapas yang sudah berdarah itu.
Kapas yang semalam di gunakan Irene untuk melakukan operasi kecil karena dia harus susah payah membantu Wendy mengeluarkan peluru yang menancap di perutnya itu.
" Jangan lihat..." Ucap Wendy sambil sesekali tersenyum karena Irene hanya memegangi senter sambil memejamkan matanya karena takut melihat Wendy ingin mengambil peluru dari dalam perutnya.
" Jangan di bayangkan Irene."
" Tidak bisa! Apa sudah?"
" Sebentar lagi." Kata Wendy seraya dengan teriakan nyerinya menarik peluru itu dari dalam perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Everything ✓ [C]
FanfictionSeorang agen FBI menyukai anak seorang mafia berbahaya di korea.