Pukul 08.00 pm.
Fatim baru sampai ke asramanya. ia habis latihan dance untuk acara saat ia kembali ke Indonesia.
"Lelah, banget..." ujar Fatim menghempaskan dirinya ke tempat tidur.
"Eh! Baru tiba? Nih ada teh hangat untukmu.." ucap Lily menyodorkan teh hangat.
"Hai Ly... makasih lo.."ujar Fatim menerima dan menempelkan kedua tangannya ke gelas itu.Fatim meminum itu perlahan-lahan, tubuhnya merasa lebih hangat. Ia merenggangkan tubuhnya membuat ia semakin lelah dan ingin.
"I'm so tired...." ujar Fatim.
"Kalo begitu kamu, tidurlah.." ucap Lily.
"Okelah..."ucap Fatim berbaring dan tertidur.Lima belas Fatim tertidur, sebuah pesan masuk di handphone Fatim. Lily merasa terganggu, segera memeriksa dirinya tidak tahu bahwa itu adalah handphone Fatim.
"Siapa ini?" batin Lily.
Call On.
Syira : Fatim!
Syira : Fateh koma Tim,
Syira : Dia mengalami pemdarahan lagi.Call Off.
"Eh! Ini handphone Fatim bukan aku.." ucap Lily segera meletakkan handphone Fatim.
-------------------
SYIRA POV
"Apa? Fateh mengalami pendarahan?" ucap ia setengah tidak percaya.
"Iya, saya permisi.."ucap dokter itu lalu pergi.
"Kita harus bagaimana?" ucap Muntaz dengan wajah lemas.
"Fateh membutuhkan darah yang sama." ucap Akbar.
"Tidak ada yang sama dengannya kecuali mamanya.." tunduk Syira.
"Dan sekarang... tidak ada siapa-siapa lagi.." ucap Soleha menunduk.Semua tertunduk, bingung harus berbuat apa. Jika saja, waktu bisa terulang mungkin mereka bisa berkumpul saat ini. Mereka senantiasa menunggu pasien yang memiliki darah yang sama dengan Fateh.
Terkadang mereka pasrah tetapi saat melihat dan mengingat pengorbanan Fateh kepada mereka. Semangat membara muncul dari hati mereka, mencari golongan darah tidak lah mudah.
Memiliki kriteria umur karena memerlukan banyak darah, kondisi tubuh si pendonor harus stabil, kemauan mereka dan lain-lainnya semua menjadi tantangan berat.
"Huft.. hanya di read doang sama Fatim.."ucap Syira menunjukkan handphonenya.
"Mungkin dia lelah, seharusnya di sana malam." ujar Soleha di ikuti anggukkan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy's cold love [completed]
Ficțiune adolescenți!!!Belum di revisi!!! Kedinginan ku takkan berubah walau mentari mencairkannya, tapi setekad tekadpun mentari mencairkan, masih menyisakan air yang meleleh. -Fateh Halilintar Ku akan menjadi mentari, walau ku tau dinginmu takkan berubah. Tapi ment...