Changed: 1

4 0 0
                                    

Semua yang dilewati memang tak pernah berjalan mulus, seperti apa yang selalu diharapkan oleh dua insan yang berbeda. Kau tahu takdir?

Takdir yang tak memihak. Tentang takdir terlalu pahit, takdir mereka yang terlampau kejam.

Tak terhitung seberapa banyak air mata yang berjatuhan saat mengingat takdir yang tak memihak pria tampan bernama Park Jimin dengan kekasihnya, Alea.

Kisah percintaanya terus mengambang tanpa arah dan tujuan yang jelas. Sebab lagi-lagi takdir memainkan perasaannya dengan kejam, sebegitu tak pantaskah hubungan yang Jimin jalani ini hingga takdir indah tak mau menoleh barang kali sedetikpun.

Haruskah Jimin menantikan cinta indah tanpa di persulit di kehidupan kedua nanti? Ataukah Lea menyerah saja merelakan cintanya dengan Jimin terpisahkan oleh takdir?

Siapakah yang bisa menebak bagaimana cara takdir bersuara?

"Lea" panggil Jimin dari balik punggung gadis cantik itu.

Alea membalikan badan mengikuti asal suara yang tadi memanggilnya, "Ada apa Jim?" Tanyanya seraya menghapus jejak air mata di pipi dengan punggung tangan.

Jimin melangkah mendekati dengan senyum hangat seperti biasa. "Aku nyariin kamu dari tadi, eh tahunya ada disini ternyata."

"Ah maafkan aku, Jim" lirih Alea dengan perasaan bersalah, ia merasa telah mengecewakan kekasihnya itu karena tak sempat mengabari bahwa dirinya berada di luar.

Jimin langsung mengambil posisi duduk didepan Alea, ia bertanya. "Kamu ngapain disini sendirian?"

"Ini, aku lagi baca ini. " jawab Alea sembari menunjukkan sebuah buku novel yang sesungguhnya belum gadis itu baca. "Udaranya sejuk disini, aku suka"

Alea gagal memfokuskan matanya pada bacaan novel yang belum lama dibeli, pikirannya kini tak berada di tempat seharusnya.  Alea terus bergumam kadang, pikirannya melayang jauh dari permukaan bumi, saking jauhnya bahkan melupakan fakta bahwa seseorang tengah memandanginya dengan lekat.

"Leaa." Jimin menepuk pipi kekasihnya lembut, membuat Alea mengerjap kaget.

"Ah maaf, kebiasaanku memang buruk ya?" tanya Alea dengan gelagap. Dan dijawab anggukan oleh Jimin serta lemparan bonus senyuman kecilnya.

Jimin menghembuskan nafas pelan, lalu kembali tersenyum hangat padanya. Pria itu menatap dalam mata kekasihnya, alisnya mengernyit seolah menyadari kegelisahan yang kekasihnya rasakan saat ini. Ketahuilah bahwa pria bermarga Park itu sangat pengertian dan paling tahu apa saja tentang kekasihnya. Entah bagaimana caranya, Jimin dengan mudah bisa tahu saat Alea merasa sedih, senang, stres, atau dilanda bingung dengan sejuta pemikiran.

"Apa yang mengganggu pikiran kamu? Lea," Tanya Jimin yang cemas.

Gadis itu menggeleng pelan. "Tak ada, aku baik-baik saja kok"

"Pembohong yang natural!." pungkasnya. "Aku kenal kamu udah lama Alea Elvina. Aku tahu kalau sekarang ada hal yang kamu pikirkan, yang bikin kamu bad mood seperti ini." ucap Jimin menyindir halus.

Alea semakin tersudutkan tatkala alibinya tak mampu disembunyikan. "Apa yang harus aku lakukan, Jim?"

Dengan cepat Jimin langsung menggenggam tangan kekasihnya yang terasa dingin. "Ceritakan saja semuanya padaku, aku siap dengerin kamu kapan saja"

Entah sejak kapan Alea tak menyadari hal itu, ingin rasanya ia berteriak sekuat tenaga untuk meredamkan gemuruh di dada. Buliran bening itu kembali membasahi pipi Alea ketika memikirkan sesuatu hal yang tak memungkinkan untuk ia lakukan di tempat ini, Alea sadar.

Hingga tiba dirasa kulitnya merasakan sebuah perasaan hangat masuk dan memenuhi relung jiwa, saat bersamaan dengan itu, sebuah tangan kekar mendekap erat tubuhnya, menyalurkan sekelebat kehangatan yang benar-benar Alea butuhkan untuk tetap bertahan.

"Kita bicarakannya di tempat lain aja ya? Disini rame, banyak orang yang liatin." ajak Jimin lembut, dan Alea mengangguk begitu saja.

Sungguh hanya dengan tatapan mata teduh, Jimin bisa mengetahui segala kegundahannya. Alea bahagia bisa memiliki pria seperti itu, namun dibalik kesempurnaan milik kekasihnya itu tersimpan sejuta kecemasan yang tak dapat dihilangkan. Ia takut jika nanti ia kehilangan kontrol ketika membicarakan kegelisahannya, hingga menyulitkan Jimin untuk waktu yang lama.



TBC..

Maaf jika nanti tb2 unpub atau ngaco;((. Sebenarnya engga pd bikin cerita tapi pengen juga nulis.
Tinggalkan jejak bukan kenangan:)
Terimakasih ❣️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different/ 달라Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang