Bisa jadi musuh adalah sahabat terbaik kita.
-author2k19-***
"Woe, Dik! Jangan senyam senyum lo! Mentang mentang lo menang Olimpiade Fisika! Yeu, kalo gue nggak sakit juga bakalannya masuk final!"
Ya, sudah hampir 1 bulan Carissa berada disini. Ia sudah cukup baik mengenal beberapa siswa siswi di SMA Diponegoro. Bahkan ia sudah tau benar siapa Stella.
"Hah apaan? Nggak denger gue pake BH mak gue." candanya menjengkelkan.
Carissa mendelik. Ia sangat geram dengan kelakuan lelaki didepannya itu. Benar benar menjengkelkan. Apalagi ada Stella yang bergelayut di tangannya.
Tentu! Auristella Deolinda. Siswi childish yang pandai dalam bidang Akademik. Sayangnya, ia merelakan harga dirinya demi mendapat perhatian dari Dika. Namun, Dika tak menyukainya Stella. Simple ia sombong dan manja.
"Aduh, Dik. Udah kali biarin aja, orang iri mah bebas. Yang terpenting kan Stella akan selalu ada buat Dika." ujar Stella menjijikan.
"Selalu ada buat Dika." Adzriel menirukan Stella.
Adzriel RafiA Syahputra adalah salah satu penggemar Carissa. Ia dan kedua temannya selalu saja mengusik Carissa. Adzriel lelaki puitis yang cengeng. Sangat kekanakan, bahkan ia masih sering menyusu pada ibunya.
"Eh apa sih lo, kenyataannya emang gitu kali. Bilangin ke nenek lampir lo itu, Dika mah lebih segalanya dari dia!" balas Stella.
"Hellow, dimana mana juga Carissa lebih dari Dika kali." tandas Adzriel.
Alhasil, terjadilah perang mulut antara para penggemar dari Carissa maupun Dika. Sedangkan yang diperdebatkan pun hanya saling melempar tatapan sinis.
"Liat aja Dika, gue lebih segalanya dari lo!" ujar Carissa dan beranjak pergi.
"Bangun woe! Jangan mimpi terus!" remeh Dika.
'Hish ngeselin banget sih!' batin Carissa.
Keduanya pergi berlawanan arah. Entah kemana, sangat labil memang.
"Loh, Ratu gue kemana? Gara gara lo kan." seru Adzriel menyalahkan.
"Hellaw, Pangeran gue juga jadi ilang gara gara lo!"
Mereka masih beradu mulut. Entah, mengapa mereka harus repot repot bersilat lidah sedangkan orang yang diperdebatkan tidak peduli? Benar benar tidak waras.
***
Kali ini ruang kepala sekolah penuh dengan ocehan ocehan dari dua murid yang sedari tadi berdebat kusir. Hanya untuk memperebutkan siapakah yang akan mengikuti Olimpiade sejarah.
"Saya nggak mau tau pak, olimpiade kali ini saya yang mewakili sekolah!"
"Idih kok lo sih! Nggak lah, Pak Gading yang berhak nentuin!"
"Heh! Lo ngalah dikit kek! Kemaren kan olimpiade fisika udah lo yang wakilin!"
"Ya kan karena lo lebih milih kimia, gimana sih?"
"Ya tapi kan gue nggak jadi ikut olimpiade kimia kemarin!"
"Dih, ya bodo amat kan salah lo juga pake sakit!"
Pak Gading hanya diam memijat kepalanya. Ia bingung sangat amat bingung siapakah yang harus dikirim. Ditambah lagi dengan percekcokan dua murid jenius didepannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy
Teen FictionHaidar Rahandika. Seorang the most wanted boy di SMA Diponegoro. Selain wajahnya yang membuat kaum hawa jatuh hati. Kepandaian yang murni tanpa belajar tidak dapat diragukan. Sifatnya yang easy going juga membuatnya mudah mendapat teman. Carissa E...