Part 6

12K 589 14
                                    

#AKU_BUKAN_MADUMU
#PART_6
Meski pedih masalahku dengan Mas Aryan. Tak sedikitpun aku meminta pada Allah untuk sebuah perpisahan, Wulan masih cinta sama Aryan, biar bodoh juga tak apa.
https://web.facebook.com/IsrinaLullabyShop/posts/2571060226248815
==
POV ARYAN
Mendengar perkataan Wulan, ia siap kutalak. Kenapa hatiku hancur, rasanya nyeri hingga tak mampu aku bernapas. Sejak awal aku bertemu dengannya, sampai sekarang pun bukan aku yang menginginkan menjauh. Melainkan Wulan. Rasa ini memang beda. Beda saat ku bersama Agni dan beda ketika bersamanya. Dan yang membuatku merasa takut adalah, karena semua kemudahan bisa kugapai ketika bersama Wulan, kemudahan halal, kemudahan ibadah, dan keceriaannya menambah semangat dalam diri.

Mengapa sulit sekali untuk bersama Agni, dia pun sudah berjuang meski ia tak selembut Wulan. Berulang kali aku mendoakan Agni, mengapa doa itu sepertinya tak tembus ke langit ke tujuh. Agni yang kukenal sangat fanatik rela meninggalkan keluarga juga agamanya hanya demi aku. Lalu aku harus bagaimana? Salahnya aku bernazar, salahnya aku membuka peluang. Dan kini aku gamang, bagaimana mungkin aku memberikan talak pada seorang istri yang rela mengorbankan hati, bahkan Wulan sangat telaten merawat Bapak, ia sangat disayang keluarga apalagi Tuhannya, kebiasaan ia bertahajud, merdu suaranya? Bagaimana mungkin aku melepasnya. Dosa besar, jika aku salah membuat keputusan. Tapi jika itu mau Wulan, aku harus apa? Aku hanya bisa membuatnya bahagia, ah tidak, aku ingin dia juga mencintaiku. Tapi Agni? Ya … aku sudah berjanji padanya, dan pasti akan kutepati.

Semalam, selepas pulang kerja. Aku sempatkan untuk mampir ke Apartment. Belakangan Agni sering sekali membuat emosiku meluap. Sifat posesif dan keraguannya membuatku lelah. Berulang kali aku mengucap setia dan cinta, tetap saja ia tak percaya. Pukul delapan malam aku tiba di Apartment. Perlahan aku masuk ke ruangan apartment berukuran 36 meter, ada sebuah ruang tamu yang menyatu dengan dapur mini hanya di batasi meja lipat sebuah kamar, balkon dan kamar mandi.

“Assalamualaikum!” sapaku seraya melangkah masuk. Tidak ada suara yang menyambut, kubuka setiap pintu ruang, tak kutemukan Agni di dalam. Hatiku gundah, Agni adalah tanggungjawabku, tidak hanya di dunia melainkan juga akhirat-Nya. Kuhubungi berulang kali, handphonenya tak aktif. Aku beranjak ke dapur, membuka kulkas. Kosong, hanya ada makanan sisa yang mungkin sudah basi, tidak ada teh maupun kopi yang bisa kubuat. Aku beralih menuju ruang TV, menyalakan televisi sambil menunggunya datang.

Satu jam aku menunggunya, dan tak lama knop pintu berputar. Agni datang bersama seorang teman wanita yang tak kukenal, seorang wanita mengenakan kemeja juga rok sepan rapi dan bando yang melingkar di kepalanya.

“Mas.” Ia kaget, kubisa lihat itu. Dan mendadak, temannya urung untuk bertamu.

“Oh nggak apa-apa, silahkan masuk.”

“Tidak apa, saya pulang saja. Besok kita bertemu lagi,” ucapnya seraya mengecup kedua pipi istriku kemudian keluar.

“Kamu dari mana?”

Agni diam, dia berjalan kemudian meletakkan barang bawaannya di kamar.

“Kamu dari mana? Aku bertanya Agni!”

“Kerja!”

“kerja?”

“Ya!”

“Tapi kenapa? Setidaknya izin dulu sama aku.”

“Izin! Mas, aku mulai lelah ya dengan semua aturan yang kamu buat! Istri harus taat, istri harus menuruti semua kemauan suaminya. Aku istri bukan budak! Dengar mas, aku lulusan luar negeri, ijazahku sia-sia dan kamu hanya mau aku diam di rumah menangis memikirkanmu dengan wanita lain?!”

Aku diam, dulu sebelum kami memutuskan untuk menikah. Berulang kali Agni datang memohon. Dulu aku sempat menolak, karena perbedaan kami yang luar biasa jauh. Dirinya yang keras dan pandai berdebat juga agamanya menuntutku untuk terus menolaknya. Tak bisa dipungkiri, aku ada rasa. Tapi rasa seperti apa aku tak paham, Agni datang memohon agar kita bisa bersama dan berjanji untuk mengikuti semua mauku, berjanji akan masuk islam dan menjadi istri yang kuhendaki. Lalu? Semua berantakan ketika masalah ini datang. Ini apa? Cobaan untukku atau untuknya? Aku tak tahu. Atau Allah sedang berusaha menunjukkan padaku mana cinta yang benar dan cinta yang salah.

Aku Bukan MadumuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang