Johnny and Ten

140 8 0
                                    

June 2010, Seoul High School

"Ya! Ten! Banguuunnn!! Ini sudah jam berapa?! Nanti kita sama-sama terlambat!"

Aku terbangun mendengar suara gaduh dari luar. Kun. Saudara kembar laki-lakiku memang bodoh. Ini kan hari libur.

Klek

"Berisik kun! Buka handphonemu dan cari aplikasi "kalender", dan kau akan menemukannya"

"I know i know honey-"

"Jangan panggil aku ho-"

"Baiklah baiklah. Bukankah hari ini adalah pesta perpisahan anak kelas 3?  Yang benar saja Ten! Ayolah, aku juga ingin mengencani kak Taeyong. Makanya aku datang. Ayolah~ kembaranku yang manis~ temani aku~ bbui-"

Plak!

Ouch! Pasti itu sakit!

"Hey!"

"Tunggu diluar. Aku akan bersiap"

Ku tutup pintu kamarku agar si Kun Bodoh -sayangnya aku menyanyanginya- tidak merengek-rengek seperti bayi. Aku sangat benci itu! Huh!

"Kata Kak Johnny dia bilang 'iloveyou Ten' hahahahaha!!"


Oh damn it!

Ku pandangi kamarku sekali lagi. Banyak sekali foto-foto Johnny. Apakah sangat jelas jika aku menyukainya? Em, by the way, Aku sangat suka photography. Foto-foto ini ku ambil diam-diam. Aku mencetaknya lalu menempelkan di dinding kamarku. Ugh. I know aku seperti seorang psycopath. Sudah-sudah. Aku harus segera bersiap untuk melihat Johnny yang terakhir kalinya. Dan pastinya sebelum Kun bodoh mengetuk pintuku dengan brutal lagi.

****


January 2016, Chicago

Aku berjalan menyusuri kota ini. Seperti kota-kota di Amerika lainnya. Aku tiba di Chicago 2 minggu yang lalu, karena aku harus menemani Kun melakukan tes untuk program doktornya. Setelah tes, kami memutuskan untuk berlibur terlebih dahulu.

"Pekerjaanmu kan gila. Masih untung kau bisa libur sangat lama. Kita habiskan dengan berlibur"

Bruk!

"Oh sorry ma-"

"Johnny?"

"Excuse me, do you know me?"





TEN GOBLOOOKKK dia kan gatau lu itu siapa -otak ten

"Eh- oh- itu, kau kakak kelasku sewaktu di Seoul High School. Saat itu aku berada di kelas 1, dan kau kelas 3"

Dia mengernyit. Aw ten! How smart you are!

"Oh baiklah. Maaf sudah menabrakmu tadi. Boleh aku tahu namamu? Mungkin sebagai gantinya kita bisa minum kopi disana"

"Oh- no no! You dont have to do this. Im okay. Really. Em, btw, my name is ten. I have to go now. Thanks, John"

"Oh! Wait! Ini kartuku. Ada nomor teleponku disitu. Hubungi aku lain waktu, Ten"

Aku mengerjapkan mataku. Is it real?

****


June 2018, Seoul


Aku terbangun. Seseorang memencet bel apartemenku dengan brutal. Tunggu- aku ingat sesuatu.

"John, wake up honey. Kun sudah di luar. Pakai bajumu"

"Im still sleepy. Wait here, darling. Im gonna open the door and smash your twins butt"

"Jangan gila, John!"

"Hehehe. Tidaklah. But im gonna smash your butt until you say more daddyyhh-"

"Stop it! Damn you!"

"Hahahaha!"

Johnny & Ten. Terpampang foto pernikahanku dengan lelaki itu, serta banyaknya ucapan selamat dari temanku dan temannya. Aku benar-benar tidak menyangka. Bulan kemarin, Pria yang ku puja diam-diam saat SMA memintaku untuk menjadi pasangan sehidup sematinya. Aku benar-benar sangat senang. Penantianku selama 8 tahun berbuah baik.

"Darling, Kun hanya memberi ini. Katanya ini dari Renjun -istrinya-. Telpon dia. Sepertinya dia merindukanmu tapi tidak bisa bertemu"

"John..."

Bruk!

"Ugh, John, sesak. Jangan menindihku. Kau sangat besar"

"Apanya yang besar?"

Blush!

"Your stupid body, John. Get out of me!"

"But you like it, dont you? Apalagi pen-"

"Oh stop it!"

"Hahahaha!! You're cute, i love you"

Beginilah setiap pagiku. Kami bangun setelah malam panjang yang kami habiskan, lalu dia tetap menggodaku setiap pagi. Kalau aku mood aku akan meladeninya. Kalau tidak aku akan benar-benar menendangnya.

"Aku benar-benar tidak menyangka menikahi seseorang yang sangat ku dambakan sejak dulu. Kau sangat cantik, Ten"

"Thankyou. But, kau dambakan sejak dulu? Aku? Seorang Ten?"

Dia tersenyum manis. He's so hot.

"Kau ingin tahu sesuatu? Aku menyukaimu bahkan sejak masa orientasi, Ten. Kau dengan rambut kepangmu yang lucu berani melawan kakak osis yang menyebalkan. Padahal kau tahu sendiri itu settingan. Aku menyukaimu mulai saat itu. Aku sudah mencoba menghapusnya tetapi tidak bisa. Saat perpisahan adalah masa-masa terberatku, untung saja kau datang. Jadi aku masih bisa melihatmu. Karena setelah itu, kau tahulah, aku harus ke Chicago. Dan, sangat mengejutkan kita bertemu tahun lalu. How lucky i am"

"Really? Kenapa baru memberi tahu sekarang?! Kau tega membuatku menunggu!"

"Aku sibuk mencari uang untuk menikahimu suatu saat nanti. Hanya itu motivasiku. Aku bekerja gila-gilaan asal kau tahu. And finally, i have you here"

Aku terharu. Ternyata, kami sama-sama menunggu.

"I love you, John. I love you 3000"

"Hey, you aren't Morgan Stark by the way. But yeah, i love you too more than 3000"




"John.."

"Yes baby?"

"Kau keras. Mungkin kita bisa melanjutkan yang tadi malam"

With a naughty wink, we going crazy together.

-end-

Classic Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang