The Best Planner

45 0 0
                                    

My Daily..

Jujur aku kagum padanya, dengan sifat ambisius nya, dengan prilaku nya yang angkuh but is good.

Aku yang selalu ingin tahu apapun tentang nya, cara nya belajar, cara nya menghadapi semua nya.

Dia adik kelas ku.

Dia yang menjadi salah satu orang yang dikenang sekolah karena kepintaran nya bisa masuk STAN yang banyak penggemar namun dengan jahat nya menolak ribuan orang.

Tapi dia, bisa lolos dengan kerja keras dan ketekunan.

"Oh, hai ren apa kamu tadi memanggil ku"

"yeah, twice."

"oh I'm Sorry, but I can't hear you"

"owh, okay no problem"

Dia reni, teman dekat ku semenjak aku semester 1 di Univ ku, dia juga roommate ku, aku sayang padanya, aku mengganggap ia sebagai saudari ku sendiri di sini.

Di sini, di negeri orang lain yang aku sendiri tak tau bagaimana caranya aku bisa masuk kesini. Again and again aku menganggap nya sebagai fortune.

Oh ya btw, tadi aku sedang melakukan kegiatan yang biasa aku lakukan jika sedang bosan, apalagi kalau bukan menulis di diary ku, kali ini di diary aku menceritakan sedikit mengenai adik kelas ku sewaktu SMA, dia bernama Ahmad Ryantale.

Jujur aku benar-benar kagum padanya, kagum dengan semua tingkah dan kepintaran nya, kagum dengan cara berjalan nya, kagum dengan cara mencairkan suasana, kagum dengan caranya berbicara didepan umum seakan memberikan magic yang membuat semua orang akan terkagum saat ia mengutarakan pendapat nya. Ahh... aku mulai lagi, kurasa cukup sampai disini saja tentang dia.

Oh ya aku belum memperkenal kan diri ku, nama ku Zukhrufi Windara, teman dan orang terdekat ku biasa memanggil ku dengan zuwin, sebagai singkatan dari nama ku.

Aku mahasiswa tingkat 3 di Oxford University kurang lebih sudah 3 tahun aku ada disini, aku bisa masuk kesini karena beasiswa yang hampir setengah mati aku memperjuangkan nya, dan ternyata benar kata orang-orang bahwa usaha tak akan menghianati hasil, sehingga inilah aku sekarang, mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Sebenarnya aku sudah pernah kuliah di Indonesia dengan jurusan yang hampir sama dengan jurusan ku kini yaitu D3 Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Aku bertemu dengan Reni saat kami sama-sama mencoba ujian Beasiswa ke Oxford, yaa baru sekali aku mengenalnya, namun kedekatan kami sudah tak diragukan lagi, Karena di sini hanya beberapa orang lah yang berhasil lolos dari seleksi ketat itu, bukan nya aku menyombong hanya saja seperti yang aku katakan tadi bahwa aku lolos kesini hanya Karena sebuah keberuntungan.

"Eh, BTW Win, kemarin ada yang menelepon kamu nih" kata reni yang membuka pembicaraan kembali.

"Oh ya, siapa ren?"

"Aku juga gak tau sih, waktu aku angkat yang diseberang sana gak ngomong apa-apa, karena kesal yaudah aku matiin aja, hehe."

"Dasar, kamu ini, siapa tau itu telepon penting loh."

"Habis nya dia nya gak ngomong-ngomong sih, dan lagian kamu nya juga mandinya kelamaan."

"Yauda deh, dah lewat juga." Kataku mengalah.

Reni bilang kemarin ada yang menelepon ku, dan nomornya tidak dikenali, biasa nya tidak ada teman maupun kerabat yang menelepon ku kecuali orang tua ku, dikarenakan biaya nelpon ke luar negeri yang sangat mahal, tapi ini, siapa? Hm yaudalah mungkin hanya orang iseng, pikirku.

***

Malam yang sunyi dan hanya memiliki satu penghuni, ditemani secangkir kopi panas yang harum nya menggoda tenggorokan, seperangkat alat tulis yang masih tersusun rapi dimeja ditemani setumpuk laporan yang sedari tadi menuntut untuk aku menyentuh nya.

Short StoryWhere stories live. Discover now