" Saat kamu merasa tersakiti oleh dia aku merasakannya juga, tapiapa saat aku sakit karenamu kamu merasakannya juga?"
Enjoy the story
Happy Reading ^^
Sekarang mereka sudah berada di mobil Latisya untuk pergi ke rumah Rain. Latisya duduk di depan samping sopir dan kedua sahabatnya berada di belakang.
"Lo harus cerita ke kita tentang yang tadi lo senyum-senyum sendiri Tar, ya kan Sya." Ucap Rain sambil mencolek pundak Latisya.
"Bener tuh."
"Iya-iya bawel kalian."
Akhirnya mereka sampai di rumah Rain. Latisya meminta agar sopirnya pulang terlebih dahulu, Latisya akan mengabari lagi setelah selesai dengan ponsel Rain karena dia lupa menitipkan ponsel kepada sopirnya itu.
Mereka masuk ke dalam rumah Rain dan mendapati ibunya sedang menonton televisi. Mereka menyalami Mita-Ibu Rain-.
"Mah, kita main di kamar aku ya." Izin Rain kepada Mita.
"Iya. Bawa makanan juga buat temen-temen kamu." Titah Mita.
"Iya dong pasti."
Rain mengajak Latisya dan Tari masuk ke kamarnya terlebih dahulu sedangkan Rain kembali lagi ke dapur untuk membawakan makanan dan juga minuman.
Tadinya Rain ingin langsung menanyakan perihal Tari yang senyum-senyum saat di sekolah. Namun, Tari bilang ingin memainkan satu permainan atau menonton film.
Jadi, Rain memutuskan untuk menonton film. Dan film yang dipilih adalah film horror. Padahal Latisya agak sedikit takut karena dia tiba-tiba teringat akan cerita Rain yang mengatakan ada penunggu di pohon yang terletak di seberang rumahnya.
1 jam setengah film itu berakhir. Ternyata tak seseram yang Latisya duga, hanya saja suasana di luar yang sudah lumayan gelap mendukung suasana menjadi lebih seram.
"Udah selesai nih filmnya. Ayo lo cerita kenapa tadi di sekolah lo senyum-senyum terus." Rain menagih Tari untuk menceritakan yang sebenarnya.
"Bentar gue pengen minum dulu." Kekeh Tari.
Latisya refleks ikut minum dan bersiap untuk mendengarkan cerita Tari.
Tari berdeham sebelum berbicara, dari gelagatnya terlihat dia sedikit gugup. "Jadi gini, tadi Kak Delon ngajak gue jalan lagi, te-" Belum selesai Tari bercerita Rain langsung memotong.
"Tunggu dulu, lagi? Maksud lo?" Rain memotong ucapan Tari karena dia terkejut dengan penuturannya.
Latisya pun terkejut karena yang tadi dia pikirkan itu benar, sikap Tari ada hubungannya dengan Delon.
"Iya, gue kemaren abis jalan juga sama dia. Cfd doang si." Jawab Tari santai.
Latisya berpikir, apa Tari tak ada rasa salah kepada Kendra sedikitpun? Menjawab pertanyaan dari Rain terkesan mudah dan tanpa beban.
"Jadi, lo pergi tanpa Kendra tau? Dan tadi lo ketemuan sama Kak Delon di kantin?" Rain tak percaya sekaligus kecewa kepada Tari.
"Iya. Tadi pas gue pesen mie ayam."
"Berarti lo sengaja mesenin kita mie ayam biar lo ketemu sama Kak Delon?" Kini Latisya ikut bertanya.
"Iya. Dia bilang mau ketemuan sama gue di kantin."
"Lo dengan mudahnya bilang ini ke kita. Seolah yang lo lakuin itu hal lumrah. Padahal lo ketemuan sama dia tanpa sepengetahuan pacar lo."
"Emang salah kalo gue cuma mau temenan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Jugendliteratur[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu