8

873 141 5
                                    

Kim Jisoo memandang ketiga orang yang asing dimatanya. Ia menatap mereka dengan pandangan tak respek. Tajam dan ketus. Selalu mendengus saat mendengar perkataan yang menurutnya hanya kepalsuan.

"Jisoo!" tegur sang ibu yang ada di sebelahnya.

"Aku sudah punya pacar," ungkap Jisoo. "Iya, dia Park Jinyoung dari perusahaan Park. Musuh dari perusahaan kerja sama kalian berdua."

Ayah dan Ibu Jisoo kaget mendengar itu. "Appa, eomma, ahjumma, ahjussi. Tahukah kalian kalau Kim Doyoung ini juga sudah punya pacar?"

Ayah Jisoo segera menggertak meja. "Hentikan omong kosongmu itu segera, Kim Jisoo! Aku tidak mendidikmu untuk jadi seperti ini!"

"Mendidik? Mendidik apa? Sejak aku lahir pun yang appa dan ahjussi tahu hanyalah bekerja! Bagaimana cara menjatuhkan perusahaan Park. Benar?"

"Diam kau! Dasar anak tak tahu diuntung! Kau harus terima atau kau kuusir dari rumah ini!"

"Ahjussi, ku rasa tak perlu. Aku juga punya pasanganku sendiri," ucap pria bernama Doyoung itu. "Namanya Sojeong. Sebuah kebetulan juga kalau ayahnya adalah asisten pribadi yang sangat dekat dengan tuan Park."

"Kim Doyoung!" tegur ayah Doyoung.

Seokjin masuk kembali ke rumah dan dapat merasakan atmosfer yang mencekam. Ia ingin keluar lagi, tetapi dirinya akan kelihata seperti orang yang tidak konsisten dan penakut.

Maka ia masuk ke dalam dan membungkuk pada semua. Kemudian ia memilih untuk naik ke atas menuju kamarnya.

"Ah, bagaimana kalau menjodohkan anakku yang laki-laki dengan anak perempuamu?"

Seokjin berhenti. Ia memandang ke bawah, tepatnya ke arah sang ayah.

Mendengar itu, Jisoo pun mengadah ke atas. Ia memandang Seokjin sedih.

"App-"

"Kau mau jadi pahlawan untuk kakakmu? Kalau begitu, menikahlah dengan Taehyung."

Jisoo memandang Doyoung yang juga sama paniknya. Doyoung juga tidak rela kalau adiknya harus direbut kebebasannya karena orang tua. Walaupun sekarang adiknya itu tidak punya pacar. Tetapi umurnya masih sangat muda untuk menikah.

Sedangkan Jisoo, dia tidak ingin berpisah dengan Jinyoung. Di sisi lain, kakaknya juga punya kehidupan yang harus ia jalani.

"Baiklah!" ucap Jisoo.

Satu kata darinya mampu membuat Doyoung dan Seokjin terkejut. Sang ibu yang duduk di sampingnya juga kaget. "Kau yakin?" tanya sang ibu.

"Bukannya ibu juga menginginkan ini?" tanya Jisoo sarkas.

Sang ibu menunduk dan terdiam melihat putrinya yang sudah murka.

"Kita lihat apakah perjodohan ini akan bertahan atau tidak!"

"Kim Jisoo!"

"Kenapa? Yang penting kami menikah. Iya kan?" sambung Doyoung.

Kedua wanita paruh baya itu menghela nafas. Sedangkan pria dengan wajah berwibawa itu keduanya dengan wajah tegang dan penuh emosi.

"Tetap saja, kakakmu akan menikah dengan orang lain yang ayah pilihkan.

Seokjin mendengus dan berjalan ke kamarnya.

Benar. Ayahku kejam. Aku ingin sekali mengkhianatinya. Andai saja.

×××

"Jangan bertemu denganku lagi."


"Kau kesal denganku?"

sculpture | sowjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang