Puisi Untuk Cinta

33 6 0
                                    


Selamat Pagi Semarang,
Aku lantunkan sajak pagiku untukmu.
Ku titipkan Cintaku berpijak ditanahmu.

Seorang gadis berambut sebahu tersenyum lebar memandang layar laptopnya, tangan yang terbalut infus ia bentangkan untuk menutupi sebagian wajah kecilnya agar semburat merah di kedua pipi tersebut tidak terlihat oleh siapapun. Ia terus tersenyum malu memandangi pesan singkat di laptopnya tersebut.

"Selamat pagi Cinta, bagaimana? Sudah tidak nyeri lagi?" Tanya seorang suster yang tiba-tiba membuyarkan imajinasi gadis bernama Cinta ini.

"Sus, Universitas PGRI Semarang deket enggak yah dari sini?" tanpa menjawab pertanyaan sang suster sebelumnya Cinta malah melontarkan kalimat konyol dari bibir tipisnya dengan antusias.

Suster itu hanya membalasnya dengan senyuman sambil menyuntikan sesuatu kepergelangan gadis imut tersebut hingga mengahasilkan erangan kecil yang membuat sang suster menunjukan gigi gingsulnya yang terlihat manis.

"Emangnya kenapa? Kamu mau kuliah? Sembuh aja dulu, Universitas mana sih yang enggak mau nerima cewek pinter sama cantik kaya kamu" ledek sang suster membuat semburat merah itu kembali mucul di kedua pipi Cinta.

***

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

AKU INGIN, Sapardi Djoko Damono.

Suara riuh tepuk tangan dan teriakan penonton mengisi seisi ruangan Gelanggang Olahraga dan Remaja didaerah Grogol Jakarta Barat. Seorang pria sedikit membungkukan badannya diatas sebuah panggung setelah melantunkan beberapa bait puisi di hadapan juri dan penonton yang sama-sama terpukau dengan suguhan yang telah diberikan oleh pria ini. Pria sederhana dengan kulit sawo matang dan senyuman manis.

"Dion!" panggil seorang kepada pria yang baru saja menuruni panggung

"Oyy bang, giamana kabarnya baik?" sambut Dion hangat sambil sedikit memeluk pria yang sudah terlihat berkepala tiga dengan rambut ikal gondrong dengan kacamata khasnya.

"Kayanya lolos ke Semarang nih" Ucap pria tersebut kepada Dion.

Dion hanya tersenyum tipis, Ia hanya lah penyair puisi ia berlatih setiap hari hanya untuk lolos festival ini dan lanjut ke babak final yang diselenggarakan di Universitas PGRI Semarang, bukan hanya karena ia ingin menjadi juara ia juga ingin menemui Cinta sang pujaan hatinya yang kini sedang berjuang melawan Kanker Paru-Paru yang menggerogoti tubuh mungil Cinta. Sudah hampir enam bulan Cinta berobat di Rumah Sakit Kariadi Semarang, Dion ingin sekali menemui Cinta namun jarak antara Tanggerang dengan Semarang bukan jarak yang dapat dikatakan dekat dan harus mengeluarkan biaya yang lumayan dengan memandang kondisi keuangan Dion yang notabene hanya seorang Seniman.Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas untuk pergi ke Semarang.

---

"Ibuu" Cinta menangis kesakitan ketika ia merasakan sesak yang amat sesak dibagian dadanya.
Rasanya sulit sekali baginya untuk bernafas ia hanya merasakan dadanya seakan ditekan sebuah benda berat. Ia terus meneriaki kata Ibu diatas bangkar rumah sakit seorang diri. Tubuhnya mulai melemas keringat dingin membasahi keningnya dan bibirnya semakin pucat.

Puisi untuk Cinta [Cerpen] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang