Bab 24

963 93 16
                                    


Taehyung menyelipkan smartphonenya ke dalam saku celana. Ia merasa lega karena Gong Yoo telah berhasil menutup semua situs yang mengunggah foto-foto bugil Yoona. Gong Yoo bahkan berkata bahwa dia sedang melacak para pelaku penyebaran foto-foto dan video itu.

Taehyung tersenyum. Mungkin ia bisa bernafas lega mulai sekarang. Ia memandang Yoona yang tengah bekerja. Sejak insiden penyebaran foto dan video mereka, Yoona menghadapi banyak masalah. Ia terpaksa pindah dari apartemen lamanya karena banyak pria iseng yang muncul mengetuk pintu. Tak sedikit lelaki hidung belang yang mengunjungi SNSD Coffee Shop hanya untuk sekedar melihatnya atau bersiul-siul merayunya. Tapi Yoona beruntung, bos dan semua rekan kerjanya selalu melindunginya. Mereka mengusir siapapun yang bersikap tak sopan pada Yoona. Dan tentunya Taehyung takkan membiarkan hal tak mengenakan apapun terjadi pada pacarnya. Ia tak segan-segan memelototi atau menegur siapapun yang menatap Yoona lebih dari dua detik. Ia juga selalu mengalihkan perhatian Yoona dan membuat gadis itu hanya fokus kepadanya saja setiap kali mereka pergi ke tempat umum, sehingga Yoona tak pernah menyadari jika ada orang yang mengenalinya sebagai si barista seksi yang foto-fotonya sempat tersebar luas di dunia maya.

"Yuri ssi." Taehyung menghampiri Yuri yang baru saja menuruni anak tangga.

"Ada apa?"

"Berapa harga jual yang kau pinta untuk kedai kopi ini?"

Yuri mengangkat alis kirinya.

"Aku ingin membeli kedai kopimu ini."

Yuri melipat lengan dan mencibir tawaran Taehyung barusan. "Bukannya kau sudah jatuh bangkrut? Darimana kau akan dapat uang untuk membeli kedai kopi?"

Taehyung tersenyum lebar. "Aku ini mantan executive vice president Kim Group. Aku takkan jatuh bangkrut hanya karena kakekku memecatku. Selama bertahun-tahun ini aku menyimpan semua penghasilanku di bank. Bahkan kalau aku mau, aku bisa mendirikan perusahaan sendiri sekarang juga dan masih tetap punya banyak uang untuk bersenang-senang."

Yuri mendengus. "Jadi selama ini kau hanya berpura-pura miskin agar Yoona mengizinkanmu tinggal di tempatnya?"

Taehyung menjentikkan jari. "Tepat sekali."

"Kau menjijikkan."

Taehyung nyengir. "Aku anggap ucapanmu barusan sebagai sebuah pujian. Jadi, berapa kau akan jual coffee shop ini padaku?"

"Aku tak tertarik menjual coffee shop ini pada siapapun. Tempat ini menghasilkan laba yang banyak. Aku tak melihat alasan kenapa aku harus menjualnya."

"Hmm, sudah kuduga." Taehyung manggut-manggut. "Kalau begitu bagaimana jika aku menjadi investormu? Kita bisa buka cabang di daerah lain dan memperluas jaringan bisnismu. Kau bisa membuat SNSD Coffee Shop menjadi sebesar Starbuck."

Yuri mengangkat bahu. "Terimakasih atas tawaran dan nasihat bisnismu, tapi saat ini aku sudah cukup puas dengan keadaan kedai kopi milikku ini. Aku tak mau menjadi serakah."

"Yuri ssi, kau harus bersikap lebih ambisius lagi. Jika kau punya kesempatan untuk membangun rantai bisnis, mengapa kau mesti mandek dengan usaha kecil?"

Yuri menatap Taehyung. "Kalau kau punya uang, visi dan misi, serta mengerti betul bagaimana cara mengoperasikannya, kenapa tak kau buka kedai kopimu sendiri?"

Taehyung menggeleng. "Yoona sangat cinta kedai kopimu ini. Aku bisa saja membuatkannya kedai kopi yang jauh lebih besar dari SNSD Coffee Shop, tapi aku tak yakin ia akan lebih bahagia mengoperasikannya. Yoona sangat terikat dengan tempat ini. Dia sudah menganggap kalian semua sebagai keluarganya. Kau juga sangat baik padanya. Aku tak mau membuat Yoona kehilangan keluarga di sini."

Then I Met You (Vyoon ff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang