14 - Because I Love You

15.7K 1.2K 121
                                    


Setelah kepergian Aifa. Ayesha berpindah posisi menjauhi Fandi. Ia memilih berdiri dengan perasaan tidak menentu.

"Fan?"

"Apa?"

"Sahabatmu itu kenapa sih ember banget?!"

"Siapa?"

Ayesha mendecak kesal. Fandi hanya terkekeh geli lalu menarik pergelangan tangan Ayesha hingga akhirnya jatuh terduduk di pangkuan suaminya.

"Ya Farhan lah! Siapa lagi?!"

Fandi terkekeh geli. "Dia gak ember. Cuma keceplosan aja."

"Ya tetap aja Fan! Sudahlah nikahin saja Aifa dengan Rex kenapa sih? Putrimu itu sudah kebelet pengen nikah."

"Tidak semudah itu."

"Kenapa?"

"Dia belum dewasa. Badan saja besar tapi sifatnya kekanakan. Jangan sampai sahabatmu itu merendahkan putri kita."

"Fan..." Ayesha menghela napas panjang. "Aku kenal banget Luna gak mungkin begitu. Justru dia malah sayang banget sama Aifa."

"Aku hanya khawatir Rex akan kecewa dengan Aifa setelah menikah nanti itu saja Ay. Aifa harus berbenah diri dulu sebelum benar-benar siap untuk menjadi seorang istri."

Dengan lembut Fandi membawa Ayesha kedalam pelukannya.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Aku tahu Rex masih mencintai Aifa."

"Aku hanya khawatir karena Aifa adalah wanita. Dia butuh seseorang yang berada di dekatnya. Laurent saja belum cukup karena Aifa butuh seorang suami yang harus membimbing dia Fan."

"Tapi Ay-"

"Jangan sampai kamu mengulur-ulur waktu untuk menikahkan Aifa sebelum sesuatu yang buruk terjadi padanya."

Setelah mengatakan hal itu Ayesha memilih melepaskan diri dari pelukan Fandi dengan perasaan marah karena Fandi menunda-nunda untuk menikahkan putrinya sendiri.

Karena menikah merupakan Sunnah yang sangat dianjurkan, maka barang siapa yang sudah siap, dianjurkan untuk segera melaksanakan pernikahan. Jika sudah memilih calon pasangan namun menunda nunda pernikahan dikhawatirkan akan terjerumus kedalam kemaksiatan.

Jika seorang yang dilamar dirasa cocok, maka bersegeralah menikah dalam rangka mengamalkan perkataan Nabi Shalallahu'alaihi wa Sallam dalam hadits shahih,

"Wahai sekalian pemuda, apabila kalian mampu (lahir dan batin) untuk menikah, maka menikahlah. Hal tersebut akan menjaga pandangan dan kemaluan. Namun, bila kalian belum mampu berpuasalah. Karena di dalam puasa tersebut terdapat pengekang" (Muttafaqun 'Alaihi).

🦋🦋🦋🦋

"Angel."

"Hm."

"Bagaimana rasanya menikah?"

Aulia mengemudikannya mobilnya dengan santai. Lampu di persimpangan 4 pun menyala merah sehingga membuatnya menoleh sejenak kearah Aifa yang berada di sampingnya.

"Alhamdulillah bahagia. Kenapa?"

"Tidak apa-apa." Aifa bermuram durja. "Hanya bertanya saja. Apakah sering mengalami cekcok dan perselisihan seperti di sinetron-sinetron FTV gitu?"

"Maksudnya?"

"Ya seperti suami buka tudung nasi. Makanan tidak ada. Terus dia marah. Lalu istri minta jatah bulanan. Suami gak ada uang, terus istri marah. Atau-"

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang