Karin POV
Pagi haripun tiba. Aku langsung terbangun kala matahari sudah menampakkan sinarnya. Akupun langsung bergegas untuk mandi. Sekarang memang hari libur, tapi aku ada janji dengan Celine untuk pergi berbelanja pakaian. Tak butuh waktu lama, akupun sudah siap dan segera pergi menuju salah satu mall tujuan kami. Disana aku akan bertemu dengan Celine.
Setelah melewati hiruk pikuk jalanan kota ini, akupun sampai di salah satu mall. Tak butuh waktu lama aku sudah menemukan Celine.
“Celine!” panggilku sambil melambaikan tangan padanya.
“Eh, Karin!” balasnya sambil tersenyum padaku.
“Kita langsung saja ya? Aku gak mau lama-lama karena mau bantu ayah juga di restoran,” ucapku dan dibalas anggukan oleh Karin. Ya, ayahku memiliki restoran omurice di rumah. Dulu restoran itu sangat ramai, namun semuanya berubah ketika mendiang ibuku sudah tidak ada. Mungkin karena rasa omurice ayah dan ibu berbeda.
Tak butuh waktu lama, kami pun pulang kerumah masing-masing setelah berkeliling di mall selama 1 jam. Begitu sampai rumah, akupun langsung membuka pintu dan duduk di salah satu kursi restoran merebahkan badanku yang hampir remuk.
Rumahku ini ada dua lantai. Lantai pertama untuk restoran dan lantai kedua untuk tempat tinggal kami,
Masih dalam rangka menenangkan badan dan menetralkan nafas, tiba-tiba ayah dan adik lelakiku datang dengan setelan jas rapi dan terlihat mahal.
“Kenapa kalian memakai pakaian seperti itu?” tanyaku kebingungan.
“Kita akan pergi ke restoran mewah! Ei kakak ini, aku mendengar cerita dari kak Celine bahwa sekarang kau sudah pindah dari posisimu. Dan aku yakin sekarang kau sudah menjadi sekretaris eksekutif! Iya kan? Jadi kami mau kau mentraktir kami,” ujar Ryan, adikku.
Ah, ternyata itu. Aku memang tidak cerita pada mereka bahwa sebenarnya aku dipindahkan ke bagian penjualan. Aku tidak mau membuat mereka kecewa. Jadi aku akan mengikuti mereka sekarang.
“Ah iya. Baik kalo gitu, biar Karin bersih bersih dang anti baju dulu ya, bau keringat nih tadi habis keluar sama Celine,” ucapku sambil bangkit menuju kamar mandi.
Author POV
Karin pun segera menuju kamar mandi, namun ada yang aneh. Pintunya terkunci, seperti ada orang di dalam. Padahal, penghuni rumah ini tidak ada yang memakainya, pikir Karin.
Tiba-tiba pintunya terbuka dari dalam dan munculah seseorang yang ternyata adalah Bara. Tentu saja Karin terkejut. Untuk apa orang ini ada disini? Batinnya.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Karin dengan ekspresi terkejutnya.
“Nak, begini. Bara bilang ingin ikut makan bersama kita. Aku mengundang dia dan dia menerimanya,” ujar Ali, ayah Karin.
“Iya benar, aku sudah lama tidak bertemu dengan ayahmu dan Ryan. Kita sebaiknya berkumpul dan makan bersama sesering mungkin mulai sekarang karena kita sudah lama tidak bertemu,” ujar Bara sambil berjalan menuju Ali dan Ryan.
“Cepatlah!” ujar Bara pada Karin.
Karin pun hanya bisa menghembuskan napas kasar dan menahan kesal. Ia pun kemudian memasuki kamar mandi.
“Apa aku adalah dewi ketidakberuntungan? Kenapa dia harus ikut bersama kami? Kalau dia ikut bersama kami, fakta sebenarnya soal posisiku akan terbongkar! Ahhh….” Gerutu Karin dibalik pintu kamar mandi.
Sekerang mereka berempat sudah sampai di salah satu restoran ala italia di pusat kota. Mereka pun mulai membuka buku menu. Karin sangat terkejut melihat daftar harganya karena semuanya sangat mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss to My Boyfriend
Fiksi RemajaBagaimana rasanya bertemu dengan teman lama yang sering kita remehin dulu, tapi sekarang jadi bos kita? Takdir tidak ada yang tahu, maka jangan menyepelekan siapapun.