Kriiiiingggg!!! Bel berbunyi nyaring di telinga. Anak-anak bersorak girang—akhirnya, bel yang ditunggu-tunggu berbunyi. Ada juga yang memasang wajah cemberut, berpura-pura sedih, meledek. Padahal dalam hati, dialah yang paling menanti bel ini.Setelah mengucapkan salam sebagai tanda berakhirnya pelajaran, Eun Kyung langsung membereskan semua alat tulisnya. Memasukkannya ke dalam tas, dan dengan cepat keluar kelas dengan langkah yang terburu-buru. Chanyeol meliriknya diam-diam, penasaran. Tak mau menunggu lagi, Chanyeol mengikuti Eun Kyung dari belakang, dengan langkah mengendap-endap.
“Perpustakaan?”
Chanyeol melepas sepatunya, masuk ke dalam. Di balik rak dengan tumpukan buku-buku yang tebal, dia menutupi wajahnya dengan sebuah buku. Sekali dua kali, matanya melirik ke depan, menatap Eun Kyung.
Chanyeol berjalan, menyamakan langkah Eun Kyung.
Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti. Sama seperti Eun Kyung. Sekarang, mereka berdua berhadapan. Chanyeol masih menutupi wajahnya dengan buku tebal. Sangat konyol. Sudah jelas-jelas dia ketahuan. Tapi, Eun Kyung sama sekali tak menggubrisnya. Malah, wajahnya menahan tawa melihat tingkah laku Chanyeol.
“Kak, maaf, bukunya terbalik, pffft.”
Dia langsung menuju meja sirkulasi—sebuah tempat untuk melayani orang-orang yang meminjam buku di sana. Sementara Chanyeol, mematung di tempat sambil merutuki dirinya sendiri, memejamkan matanya, dan dengan perlahan dia memutar bukunya. Memosisikan ke arah yang benar.
Chanyeol menunggu beberapa saat. Menunggu Eun Kyung benar-benar keluar. Kepalanya perlahan mengikuti arah gerak Eun Kyung. Matanya melirik kanan-kiri, seolah memastikan. Lima menit berlalu. Eun Kyung pasti sudah jauh berjalan. Waktunya Chanyeol untuk keluar, mengikutinya. Dengan segera ia menaruh buku tersebut. Menaruhya asal, tidak sesuai di tempat. Beruntung kala itu penjaga perpustakaan sedang asyik memainkan gadget-nya. Kalau saja penjaga perpustakaan tersebut tahu, habis sudah.
Saat itu pula dia tak menyadari bahwa dirinya telah penasaran dengan sosok perempuan yang bernama Eun Kyung.
Chanyeol memakai sepatunya dengan tergesa-gesa, berlari mencari Eun Kyung. Angin tiba-tiba bertiup kencang. Menerpa sela-sela telinga. Memainkan anak rambutnya di kening, ke kanan-kiri.
Chanyeol berhenti di sebuah parkiran sekolahnya. Melihat dua insan yang tengah berbicara, tertawa, saling melemparkan gurauan satu sama lain.
"Pria yang berbeda?" katanya dalam diam.
“Tapi, yang ini perlakuannya berbeda. Syukurlah, sepertinya dia baik.”
Eun Kyung masih tertawa renyah bersama seseorang yang ada di hadapannya. Lelaki dengan rambut cepak tipis di samping. Wajahnya penuh dengan kharisma. Hidungnya mancung, kulitnya pucat. Tampan.
“Oh ya. Kamu kenapa ke sini? Ada urusan apa, Hun?” Sehun tersenyum tipis, seolah ingin memberikan kabar gembira.
“Besok aku sekolah di sini.”
“Heh? Pertengahan semester kayak gini? Tanggung banget, Hun.” Sehun mengangguk, setuju. Benar kata Eun Kyung. Apalagi mereka sudah kelas 12.
Chanyeolmasih di tempat. Berusaha menerka-nerka apa yang mereka bicarakan. Wajahnya serius mengamati. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Chanyeol hampir berteriak kaget. Dirinya terloncat begitu saja dari tempatnya. Key benar-benar hampir membuatnya mati di tempat!
Rasanya, Chanyeol ingin memaki Key. Tapi, ini bukan salahnya. Dia menghela napasnya kasar. Dadanya naik turun. Chanyeol mengatur napasnya perlahan. “Ada apa, Key? Kamu mau pulang?” Key mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Girl
Fanfic"Kalaupun kalian merasa hidup kalian bahagia, atau tidak pernah mendapatkan masalah. Itu berarti kalian bukan tidak pernah mendapatkan masalah. Hanya saja, kalian hanya belum mendapatkannya." ーJung Eun Kyung