" Elang, makan dulu sebelum ke ladang," kata umak sambil menyiapkan nasi untukku. Umak adalah panggilan ibu bagiku. Hari ini, aku pergi berladang seperti biasa bersama umakku dan Naila, adik kecilku yang baru kelas satu sekolah dasar.
"Aku makan di ladang saja nanti Mak," jawabku sambil berlalu meninggalkan umak.
"Tungguin Nay Bang!" ujar Naila, adikku sambil berlari.
Aku tersenyum melihat Nay berlarian ke arahku, "Kamu ini, kaya Abangmu mau kemana saja," ucapku sambil mengacak-ngacak rambutnya. Aku senang sekali mengacak-acak rambut Nay, tapi dia selalu tidak suka jika aku mengacak-acak rambutnya.
Walaupun aku hidup di kampung, tapi aku dan keluargaku selalu memakai bahasa indonesia. Keluargaku berasal dari Jawa, tapi banyak orang yang mengira kami berasal dari Sumatra.
Ini adalah hari Minggu, jadi aku pergi ke ladang dari pagi. Jika hari biasa, aku pergi ke ladang setelah pulang sekolah.
"Elang makan dulu, dari pagi kamu belum makan!". Teriak umakku dari gubuk di ujung ladang kami. Karena matahari sudah tepat di atas kepala, aku merasa memang sudah waktunya untuk makan, kasihan perutku belum diisi dari pagi, aku segera menghampiri umak.
Aku menyantap makanan begitu lahap. Makanannya memang sederhana, hanya sayur asem dengan tempe goreng, tapi aku selalu bersyukur dengan apa yang ku makan karena aku tau masih banyak orang yang kesusahan mencari makan.
Tiba-tiba aku teringat pesan pak guru, "Mak, kemarin aku ditagih Pak Guru buat bayaran UAS Mak," kusampaikan pesan dari guruku, walaupun aku tak tega melihat umak yang mukanya langsung bersedih.
"Lang, sepertinya Umak belum bisa bayar uang sekolahmu, liat saja hasil ladang kita juga tidak terlalu bagus, jadi hasilnyapun tak banyak, hanya cukup untuk makan kita," ujar Umak dengan raut muka yang membuatku bersedih.
"Ya sudah Mak, kalau memang tak bisa," jawabku sambil tersenyum walaupun sebenarnya aku sedih sekali karena tidak bisa mengikuti Uas, padahal aku sudah kelas lima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Penguasa Negeri
General Fiction😊Follow and vote sebelum baca, terus komment setelah baca🙏 Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika Ada Kesamaan Nama Tokoh, Tempat Kejadian Ataupun Cerita, Itu Adalah Kebetulan Semata Dan Tidak Ada Unsur Kesengajaan Elang, seorang anak dari kampung...