Ada Apa Sebenarnya

143 19 31
                                    

Happy Reading!!
.

.

.
Senja yang indah dan juga menyedihkan.

   Setidaknya itulah yang dirasakan gadis malang yang sedang termenung memandangi senja. Dengan menunduk tangannya memainkan ranting yang ia temukan di bawah pohon kesukaannya. Cemara.

Ia mulai mendongak memandangi senja dengan tatapan kosong. Ia tau ia mengagumi nya tapi ia juga menbencinya sebab baginya senja dan dirinya memiliki kemiripan. Kesepian. Yang ia tau senja hanya bisa memancarkan kesedihan dibalik corak gagah keemasannya. Begitupun dirinya. rambut merah kehitaman menyiratkan gadis pemberani. Tapi ketahuilah ia gadis lemah dan rapuh

Miku Ebina gadis mungil imut yang tak memiliki siapapun untuk diajak bicara. Bukan karena keterbatasan atau apa hanya saja sifat pendiam dan tertutupnya membuat siapapun enggan menghampirinya. Bahkan orang orang menjulikinya sebagai 'weird girl' yang ia sendiri tak tahu apa artinya itu.

Punggung rapuhnya kini ia sandarkan pada pohon Cemara miliknya. Perlahan senja menghilang bersama mentari yang tenggelam kini berganti dengan pekatnya malam dengan gemerlap bintang. Ebina mendongakkan kepalanya menatap bintang bintang yang indah.

"Bintang. Mereka banyak. Mereka tidak kesepian" gumamnya.

Saat langit benar benar gelap waktu nya ia pulang. Melewati jembatan lapuk yang menjadi jalan selama 15 tahun ini. Tidak ada orang yang mau melewati jalan itu. Entahlah mereka bilang mereka takut jatuh tercebur sungai dibawanya atau mereka bisa lewat dijembatan yang lebih baik daripada jembatan reyot ini. Namun tidak dengan ebina. Ia sudah menganggap jembatan ini bagian dari hidupnya.

Tak terasa kaki kaki mungilnya sampai diteras rumahnya yang gelap. Seperti tak berpenghuni. Tapi masih ada sosok sang ibu didalam.

Ebina tinggal dengan ibu angkat yang sudah merawatnya sejak bayi. Dengan seorang ibu yang kejam menurutnya. Sebab jika ia melakukan hal kecil yang salah maka ibunya tak segan segan menamparnya ataupun menyiksanya. Seperti waktu itu. Ia tak sengaja menjatuhkan sebuah gelas di dapur dan ibunya pun langsung menghampiri dan memukul kepalanya.

Ugghh.... Mengerikan sekali.

"Aku pulang" Cicit ebina dengan sangat pelan.

Perlahan tangannya memutar knop pintu. kepala nya muncul dari balik daun pintu.

Ia mendapati sang ibu sedang menghampirinya dengan muka garang. ya ia sebut garang karena bibirnya terlalu tebal dipoles lipstik merah. Ebina pun menundukkan kepala dengan tangan saling meremat rok lusuhnya.

"Khe, Sudah pulang kau anak sialan" Ebina hanya diam ketika ibunya mengatainya dengan kata kata kasar.

"Maaf ibu" Gumamnya seraya menundukan kepalanya semakin dalam. Ibunya berdecak sebal sebab sang anak hanya bisa meminta maaf saja. Sampai bosan ia mendengarnya. Ia tahu ia ibu yang kejam tapi ia memiliki alasan membenci putri angkatnya itu.

"Lupakan. Dasar anak tak berguna. Jangan kunci pintu depan karena aku mau pergi" ia melangkah kasar menjauhi rumah. Ia melewati ebina begitu saja. Dan ebina dapat mencium bau parfum ibunya yang bisa membuatnya pusing.

Saat kaki nya mulai melewati pintu..

SHITT!!!

Gaun malamnya menyangkut di paku yang mencuat dekat pintu.

Damn it!!.

Mumpung sang putri berjalan menuju sofa, Buru buru ia melepaskannya, bisa bisa ia kehilangan muka sebagai ibu kejam jika anak angkatnya mentertawakan ulahnya sendiri.

'Ck,sial!. Dasar pintu sialan. Mengapa harus begini!' Umpatnya dalam hati. Sekarang ia buru buru meninggal kan kediamanya.

Ebina duduk di sofa usangnya di ruang tamu. Perlahan tapi pasti air mata yang ia bendung tak tertahan lagi. Ia menangis. Air matanya berlomba lomba menuruni pipi chuby nya. Dadanya terasa sesak takala mendengar ibunya mencaci dirinya.

Setahu dirinya dia hanya gadis biasa. Tapi ia merasakan jika dunia menjauhinya, Tak ada yang mau dengannya, Tak ada yang menginginkan nya. Yang lebih mengerikan lagi sang ibu membenci dirinya tanpa memberitahu alasan apa sebenarnya. Gadis yang malang bukan? Ketika dirinya bertanya kepada ibunya mengapa ibu membecinya, Sang ibu hanya berkata 'kau yang membuat dia salah faham padaku dasar bodoh!'.

Dia?

Dia siapa?

Salah faham apa?

"hiks...hiks"

"Ibu, mengapa hidupku seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi hingga ibu membenciku. Katakan bu kumohon katakan padaku...hiks..hiks" Ia terus sesegukan, Tangan nya meremat dada sebelah kiri untuk mengekspresikan sakitnya.

Apa yang sebenarnya terjadi?

.

.

.

.

Tbc

Maaf kalo ceritanya membosankan

Maaf kalo ngga nyambung

Maaf kalo banyak typo

Maafkan author yang satu ini.

Karena baru pertama kali ini saya buat cerita. Hehe.

Jangan lupa Voment!!

Mungkin itu saja yang ingin saya katakan

See you next chapter:)

Short Sad StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang