-ᕈhoenıx goes to αgαınst the ɯorld-

Ch 2-Princess Stukiya

[Sekilas berita, disudut kota New York terjadi ledakan besar diatas kota. Beruntung tak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Para penduduk langsung di ungsikan terlebih dahulu. Tetapi, sebuah asap hitam yg misterius muncul yg seperti seekor naga yg terus menuju ke langit]

.

.

.

Tengah malam,di ibukota Negara Nanyi.

Whuuss.....

Asap hitam yg berbentuk seekor naga masih setia menyusuri langit malam. Melewati rumah rumah yg sederhana berstruktur kuno, dimalam yg gelap masih ditemani bintang dan bulan.

Sang asap naga hitam masuk ke kediaman putri di ruang leluhur. Dan masuk ke sebuah kamar yg sedikit berantakan. Terlihat seorang gadis terbaring dilantai. Ternyata si naga hitam memasuki dirinya ke dalam tubuh gadis tersebut.

"Enggh.. "

Si gadis terbangun ia melihat sekitar nya.

"Dimana aku? apa aku——Di dunia lain!?"

Pekiknya panik. Dengan segera ia memejamkan mata dan mengingat memori pemilik tubuh asli ini. Dan berbicara lah si pemilik tubuh di batinnya.

'Aku adalah Stukiya, seorang putri dari saudara kembar dari sang ratu, ratu Hui.'

"Aku cukup beruntung " kata Stukiya dalam hati yg masih rambut merahnya.

'meskipun memiliki posisi tinggi, aku selalu di tertawakan oleh seluruh negara.'

"WhaT ucol!? " Teriak Stukiya.

'karena aku penakut,lemah, tidak berbakat dan tidak pandai bertarung' lanjut putri Stukiya

"Di dunia ini kemampuan bertarung menentukan segalanya" kata Stukiya sebal.

"Bahkan tabib kerjaan memprediksi bahwa hidupku tidak lebih dari delapan belas tahun'

"Se sengsara itu kah?!" Jerit Stukiya tak percaya

'Dan lagi, aku adalah seseorang yg bodoh'

"He??! ('◉⌓◉'!)"

'Sebagai putri satu satunya dari kerajaan, aku selalu dibully para saudaranya seperti seorang pelayan.'

Terulang gambaran peristiwa terbully putri Stukiya.

"Lepaskan aku..(;ŏ﹏ŏ)"
"Lepaskan? Kalau begitu siapa yg kita siksa?😈"

"S-sakit.. (;ŏ﹏ŏ)" Terlihat putri Stukiya dijewer oleh seorang saudara nya .

"Tolong..(;ŏ﹏ŏ;;')" pintanya saat ia dicambuk oleh salah satu saudaranya (lagi)

Ditendang oleh kakak sepupu, diejek para selir, diinjak-injak oleh sepupunya,bahkan ayah pun mengabaikan

'sejak kematian ibu empat tahun lalu, posisi ku semakin terancam. Kemarin aku tak sengaja mengatakan sesuatu yg menyakiti hati selir Qin dan dihukum berlutut di ruang leluhur, tidak makan dan minum'

'aku yg lemah sejak kecil.. dan hukuman itu akhirnya membunuh ku..'

Tak ada yg menyangka "senjata pamungkas", kini merasuki tubuh anak dua belas tahun ini