24. siapa?

533 23 0
                                    

selasa

"Liat deh, kak Varo ganteng banget keringetan gitu." Ujar Siswi menunjuk Varo yang sedang bermain futsal.
"Ganteng tapi orang nya dingin." Jawab teman nya lagi.

"Jadi tambah suka."

Rissa mendekat kearah kedua teman nya disusul Dania dan Wendy.

"Hai, lagi pada ngomongin apa sih? kek seru banget" Tanya Rissa tiba-tiba membuat kedua teman nya kaget.
"Eh Rissa, itu kita lagi ngomongin gebetan dia." Jawab Fira menunjuk Lian.
"Ikh apa sih Fira, bukan gebetan kok." Sanggah Lian malu. Wendy dan Dania hanya diam menyimak.
"Ya gebetan juga nggak papa kok Li, nggak ada yang ngelarang ini." Kekeh Rissa.
Lian malah ikut terkekeh.
"emang siapa orangnya ?" Lanjut Rissa memastikan pendengaran nya.
"Tuh kak Varo!"

Jleb jleb jleb

Kenapa harus Varo? Pikir Rissa.
Dania menutup mulut nya menahan tawa.
"Tapi kaya nya dingin ya, trus orang nya nggak romantis." Perkataan Lian membuat Rissa berpikir.
"Engga kok. Dia baik, romantis juga, nggak dingin juga sih." Tanpa sadar Rissa berucap seperti itu.
"Lah? lo bisa tau darimana? " tanya Fira kaget.
"Ya bisa lah kan Rissa -" Dania menginjak Sepatu Wendy, meng-kode nya untuk diam.
"Rissa- kenapa?" Kepo Fira.
"Rissa bisa baca pikiran orang." Lanjut Dania lalu tertawa. Membuat Rissa, Wendy dan kedua teman nya juga ikut tertawa.

"Yaudahlah kuy ke lapang, udah disuruh kumpul!" Rissa Mengalihkan topik pembicaraan. Mereka berlima lantas berdiri dan berjalan kelapangan.

Sedangkan Varo sedang bermain futsal dengan teman-teman nya. Memerhatikan Rissa sebentar lalu kembali melanjutkan aktivitas nya.

"Kenapa nggak disapa?" Tanya Farhand mendekati Varo yang sekarang tengah istirahat duduk dipinggir lapangan.
"belum waktunya." Jawab singkat Varo.

"Ya trus kapan waktunya?" Tanya Farhand memancing Varo.
"Ya nanti,"
"coba sekarang aja!" Titah nya mendorong Varo masuk kedalam barisan kelas X.

"Sial" Gerutu Varo ketika semua pandangan tertuju padanya. "ada apa Varo?" tanya pak gembul. Varo menggaruk kepala nya yang tak gatal. Lebih tepatnya sedang bingung.
Varo menengok kearah Farhand yang sekarang sedang tertawa puas.

"Eh itu Rissa dipanggil ke kelas nya, sama bu Nia."
Pak Gembul menganguk lalu menyuruh Rissa untuk segera kekelas nya.

Rissa berjalan cepat ke kelas. Tanpa tau bahwa sebenarnya Bu Nia tidak memanggil Rissa.
Lebih tepatnya hanya dijadikan bahan alasan Varo.

Varo dengan setia mengantar Rissa.
"Ngapain kak?" Tanya Rissa mendongak menatap Varo.
" Mau tau kenapa lo dipanggil."
"Kepo aja." tanpa memerhatikan lagi Varo, Rissa masuk kedalam kelas.
"Lah nggak ada siapa-siapa?" Bingung Rissa.
Varo yang dibelakangnya tertawa kecil.
"Lo?" Menunjuk Varo. Varo malah membawa Rissa masuk ke kelas kemudian duduk diatas Meja dengan santai.

"Ngapain sih kak? gue kan mau olahraga." ketus Rissa.
"Cuma pengen ketemu aja sih, melepas rindu." Varo mengenggam tangan Rissa.
"Ya kan bisa nanti, kalo ada yang liat gimana?"
"Nggak gimana-gimana." Kekeh Varo.
"Yaudah, mending sekarang kita balik ke lapangan!" Rissa melangkahkan kaki nya.
Namun, Varo menahan nya "Sebentar aja Riss."
"Buruan deh kak, gue-- "
"Udah diem."
Rissa menyenderkan badan nya kepada tembok sambil menatap kesal Varo.

"Gausah manyun gitu." Kekeh Varo sambil memainkan rambut Rissa. "Kenapa?" Ketus Rissa. "Oh ya, mau pulang bareng?" tawaran yang menarik bagi Rissa. Karena sejak awal pacaran sampai sekarang, diri nya tidak pernah sama sekali dibonceng oleh Varo ke atau dari sekolah. Pasti alasan utama nya kalian pada tau sendiri lah.

Rissa mengangguk mantap, "Tunggu dipersimpangan depan." Rissa mengangguk paham lalu tersenyum. Varo mencubit gemas pipi Rissa. "Sakit kak." Gerutu Rissa. "Masa?" Goda Varo membuat kedua pipi Rissa memanas bahkan memerah. Ntah karena dicubit atau malu. Bisa jadi mungkin kedua nya.

"Kak Varo," Rissa menyingkirkan tangan Varo dari rambut nya. "Iya kenapa, sayang?" Varo mengedipkan satu mata nya.

Tanpa disadari kedipan itu membuat Rissa terdiam beberapa saat. Rissa langsung tersadar dan segera berlari meninggalkan Varo yang masih berada di dalam kelas. Varo pun yang melihat tingkah Rissa  menggelengkan kepala nya sembari tertawa senang, karena sudah berhasil membuat Rissa malu.

Rissa segera gabung dengan barisan kelas nya dan memeluk erat Dania dan Wendy yang kemudian menenggelamkan kepala nya diantara kedua teman nya. "Gue malu." Rissa tak berani memerhatikan kedepan. Takut jika kemungkinan ada Varo melintas.

"Kenapa Riss?" Tanya Dania membenarkan posisi Rissa jadi berdiri tegak, lalu menarik tangan Rissa dan Wendy untuk menyingkir sebentar dari barisan. Untung keadaan sekarang sedang ramai. Jadi kemungkinan tidak ada yang memerhatikan tinggkah aneh Rissa karena sibuk dengan dunia mereka sendiri. "Nanti gue ceritain." Rissa tersenyum malu.

Sedangkan Varo berjalan melewati bawah tangga dan langsung duduk anteng di gazebo, sambil memerhatikan Rissa dengan sangat intens.

'Ting!' bunyi satu notif masuk dari ponsel Varo.
"Kak, pulang sekolah bisa ketemu sebentar? ada yang mau aku omongin."

Next 👇👉

1001  [COMPLETED]  +Revisi+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang