"Nih, saya bawain buku buat kamu, pokoknya harus dibaca semua" pinta Hawa
"Gila aja lo, buku sebanyak ini gue baca sendirian"
"Ya kali sama siapa lagi, saya kan guru kamu, masa saya harus bacain ini semua ke kamu" ujar Hawa
"Gue tau, tapi apa harus sebanyak ini, lagi pula gue tuh malas baca tau gak, udah lo bacain aja buat gue, entar gue dengerin" tegas Rey
"Tapi Rasulullah dulu tuh gak semalas kamu, kalau rasulullah aja malas kayak kamu, yang ada kesian umatnya" bentak Rizka
"Iya-iya, entar gue baca, kalau perlu bolak balik" ledek Rey dengan dingin
"Cakep" sambil menjulurkan jempol ke muka Rey
Dengan penuh kesunguhan Rey pun membaca bukunya satu persatu, tak sampai disitu saja, Rey mulai menjadwalkan buku apa yang harus ia baca pertama kali. Sepertinya Rey nampak tertarik pada satu buku yang berjudul "Rasulullah is my doctor"
Yang saat itu berada ditangannya. Namun dari banyaknya buku yang berhamburan, hanya buku itu yang mampu menarik hati Rey. Hampir setiap hari, Rey tidak pernah absen membawa dan membacanya disetiap kegiatan, sampai-sampai temennya sendiri binggung dengan sikap Rey."Sejak kapan lo suka baca, lo gak kesambet kan" tanya Brian
"Orang mau bener malah diledekin"
"Bentar-bentar, Rasulullah is my doctor, gila lo Rey gak nangung ngangung bacaan lo" ledek Luthfi
"Sini ah balikin, gue gak suka" bentak Rey
"Wah gue tau nih, kalau udah kaya gini, lo baca buku buat narik perhatian, perhatian Fatimah kan" tanya luthfi
"Bukan, enak aja kalau ngomong"
"Oh iya bener juga, si Fatimah kan gak terlalu suka baca, yang suka bacakan Hawa, jangan-jangan lo mau narik perhatian hawa ya" Luthfi memberi pernyataan kepada temannya itu.
"Ngawur aja kalau ngomong, sini balikin" pengakuan Rey
"Jangan-jangan lo udah suka yah sama Hawa" tanya Luthfi
"Maybe yes, Maybe No" jawab Rey yang sedikit mengantung
"Oh jadi lo gak bisa pungkiri kalau lo suka sama dia" tanya Dimas
"Untuk saat ini mungkin gue belom bisa cinta sama dia, tapi masih ada kesempatan untuk gue mencintainya kan, sini balikin bukunya" pinta Rey
percakapan mereka pun, terdengar oleh Hawa, yang pada saat itu, berada disekolahnya. Sontak saja Hawa terkejut karena perkataan Rey barusan, Hawa pun mengurungkan niatnya untuk memberitahukan sesuatu kepada Rey. Hawa pun binggung saat ini dengan perasaannya entah ia harus senang atau sedih, karena dirinya takut ucapan Rey hanyalah candaan yang dikeluarkan oleh mulut manisnya. Sepertinya Hawa, paham sekali hati Rey, saat ini seperti apa terhadapnya. Yang Hawa tau, Rey hanya mengangap dirinya sebagai guru dan bahkan temen yang dikenal tidak akrab bagi Rey. Tidak seperti Fatimah dan Rizka, wajar saja kalau Hawa, tidak bisa meyakini ucapan Rey barusan. Akhirnya Hawa memilih pergi, namun tanpa sadar ia menjatuhkan barang yang ada dihadapannya. Dug, suara itu terdengar dari balik pintu.
"Apaan tuh" tanya salah satu orang yang mendengarnya
"Paling orang yang gak sengaja nabrak atau gak kucing" jawab Rey
"Mungkin kali ah"
Terdengar suara gaduh, dari luar sana, suara itu terdengar nampak seperti orang, yang sedang marah. Rey dan temannya, dibuat penasaran dengan kejadian itu. Kemudian Rey dan temannya berniat untuk keluar dan melihat apa yang terjadi. Namun ketika Rey dan temannya, menuju luar kelas, ada saja yang menghilangi dirinya, untuk keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika ❤ menjemput islam
SpiritualCerita ini berkisah tentang pria yang buta agama bernama Rey, kala itu Rey bertemu dengan sosok perempuan yang bertolak belakang dengannya, sebut saja Fatimah. Pertemuan mereka pun sangat tidak wajar. Kisah membingungkan bagi Fatimah yang pertama k...