Jisoo meringkuk kedalam selimut. Karena cuaca yang memang sangat mendukung untuk bergumul dengan ranjangnya. Ia juga memang masih mengantuk walau jam sudah menunjukkan pukul delapan. Sungguh tak biasa Jisoo bangun siang tapi kalau memang dirinya sedang sangat malas itu mungkin terjadi.
Lagipula salahkan Bobby yang memberinya makanan gratis pada waktu yang tidak tepat. Alhasil ia kekenyangan dan terlalu pulas tidur sampai lupa bangun pagi. Tak masalah memang karena ini hari libur, tapi Jisoo lagi-lagi lupa untuk membersihkan rumahnya. Walau tak terlalu kotor tapi ia hanya berjaga-jaga jika saja ada tamu yang akan datang.
Hampir terlelap dengan sempurna ia dikejutkan dengan suara ponselnya. Astaga siapa yang menelponnya pagi-pagi begini, apakah dia tidak tahu bahwa Jisoo sedang terlelap bak putri tidur. Dengan malas Jisoo mengangkat panggilan yang masuk.
"Hallo!"
"..."
"Astaga siapa ah! Ganggu orang tidur ajaa~"
"Cantik-cantik baru bangun. Astaga calon pacar gue."
Saking terkejutnya Jisoo sampai langsung bangun mendudukan badannya dan melihat layar ponselnya. Nomornya tak terdaftar di kontaknya dan ia tahu juga yakin suara siapa yang sedang mengganggu waktu tidurnya.
"Hallo~ Ada orang gak?"
Suara di seberang sana benar benar menginterupsi sampai ketelinganya. Ia harus bereaksi seperti apa.
"Ngapain sih! Dapet nomor gue dari siapa?!"
"Dari seseorang. Cepet mandi gue tungguin diluar. Anter gue."
Apalagi ini. Ia bahkan belum bernafas dengan teratur tapi ada saja yang membuat emosinya meletup-letup bagai popcorn caramel.--Aish makanan mulu:(
Dengan malas ia turun mengecek apakah Jimin sudah ada diluar. Dan tebakan nya tak meleset. Jisoo bisa melihat lelaki tampan dan juga manis disaat yang bersamaan itu memakai baju putih dengan salur hitam, sedang duduk di motornya.--Eh sejak kapan Jimin memakai motor huh!Cepat-cepat Jisoo membersihkan dirinya. Bagaimana pun ia harus menghargai seseorang yang sudah datang kerumah bahkan mau menunggunya untuk mandi dan berdandan, mungkin.
Beberapa jamㅡmenit kemudian Jisoo menyelesaikan ritual membersihkan dirinya dan dengan tergesah-gesah ia hanya touch up makeup seadanya dan memakai lip tint setipis mungkin hingga tak terlalu mencolok. Setelahnya Jisoo turun dengan cepat lalu membuka pintu membuat Jimin yang berada agak jauh menengok.
"Udah siap?"
Jisoo masih menetralkan degup jantungnya yang bekerja dua kali lebih cepat karena sudah ia ajak marathon kecil. Ia merasa tua saja, sebab baru diajak lari saja sudah pengap begini napasnya.
"Santai makanya. Gue juga gak ninggalin lo kok."
Ia mendelik sebal. Masih sempat saja dia mengatakan hal hal yang menurut Jisoo tak penting untuk didengar. Sudah bagus Jisoo mau menemaninya karena menghargai, dasar lelaki.
"Mau kemana?" tanya Jisoo.
Jimin mengelus dagunya dan memandang keatas. Dia sedang berpikir, sudah pasti.
"Mau ketemu seseorang." Jisoo menautkan alisnya bingung. Untuk apa mengajaknya jika dia akan bertemu seseorang.
"Males ah gak jadi aja. Malu. Lagian yang mau ketemu kan lo bukan gue."
"Gue gak yakin sama ucapan lo. Malu? Pasti pas ketemu jadi malu-maluin percaya deh sama gue."
Lagi-lagi ia dibuat bingung. Apalagi maksud dari ucapannya, memangnya Jisoo kenal siapa yang akan ditemui Jimin? Jelas tidak. Dia seorang manusia saja Jisoo belum tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity; Bobsoo [Completed]
FanfictionHanya karena kebetulan yang menyenangkan, sebuah perjuangan dan sebuah perasaan akhirnya mendapat pengakuan. Start : [01.04.2019] End : [16.10.2019]