"Apa yang kau lakukan di sini?"
Pertanyaan itu membuatku tersadar kalau bisa saja sekarang aku tidak bisa pulang dan makan enak jika Osamu tidak datang dan menarikku pergi dari tempat itu. menepi menuju tempat terbuka yang lebih aman. Anggap saja jauh dari hawa tidak nyaman seperti di relung kota tadi. Dengan beberapa bangunan besar tidak terpakai di sekitar dan salju yang menumpuk sekali di sini.
Sepertinya tempat ini tidak di jamah orang lain, berbeda dengan relung kota tadi. Di sini dingin!
Yah, aku tidak perlu bertanya balik mengenai yang dilakukan Osamu di relung kota tadi. Sudah pasti dia sedang ada misi. mungkin memang yang aneh adalah kehadiranku di relung kota sendirian, tidak seperti biasanya yang pergi bersama Osamu.
Jika sudah bertemu dengannya saat ini, kurasa akan susah untuk pergi begitu saja. Apa yang akan dikatakannya saat ini ya... apa dia akan memarahiku? Menghukumku? Aku harus pergi belanja lho...
Ah... aku ingin pergi sekarang...
"Oi, Kuso Dazai!! Seenaknya saja pergi!!" Akh, suara kasar itu muncul. Itu pasti Nakahara-san.
Aku mendekat kepada Osamu dan tepat berada di sampingnya, setengah menyembunyikan badan di balik punggung Osamu yang terlihat lebar karena mantel hitamnya. Aku melihat ke arah sumber suara, di mana Osamu juga melihat ke tempat yang sama.
Dari sana, dari langit, perlahan sosok berambut jingga itu turun, tengah memegangi topinya. Begitu kakinya mendekat dengan tanah, cahaya kemerahan yang mengitarinya menghilang dan dia berdiri dengan mantap, menghadap Osamu dengan tatapan masamnya.
"Gimana, Chuuya? Sudah menemukan tempat mereka bersembunyi?" tanya Osamu dengan nada mengejeknya, dia selalu melakukan itu kepada Nakahara-san, kurasa mereka sedang bertanding saat ini.
Nakahara-san terlihat menggaruk kepalanya gusar, dari sikapnya ketahuan kalau dia pasti tidak menemukannya, bahkan hanya mendapatkan sedikit informasi pasti. Osamu tertawa, menertawakan Nakahara-san.
"Jadi? Memangnya kau sendiri mengetahuinya hah? Daripada mencarinya, kau malah menemui perempuan itu, kau melupakan misi!!?" sentak Nakahara menunjuk tepat ke arahku. Dia mulai berisik ya...
"Hee.... Tanpa mencarinya aku tahu kalau mereka pasti akan datang sendiri." Dengus Osamu.
Wah, bagaimana dia bisa mengetahui itu? apa yang dilakukannya sebelum bertemu denganku tadi? Yah, aku tidak bisa menyalahkan otak cerdik dan instingnya itu sih... pantas saja Mori-san membanggakannya. Membanggakannya? Mori-san lebih terlihat seperti ayah yang menyayangi anaknya sih...
Osamu tersenyum, dia menyadari wajah kebingungan kami ternyata. Akh, dia mulai mengusap-usap kepalaku. Hei! Rambutku bisa berantakan lagi!
Sebelum aku sempat mengamuk, dia melepaskan tangan berperbannya dari pucuk kepalaku dan mulai menjelaskan kenapa dia sangat yakin kalau musuh akan menemuinya sendiri.
"...karena mereka di sini, menemukan info dari musang kecilku. Apa kau tidak menyadarinya, Chuuya? Mereka sudah di sini lho." Kata Osamu setelah penjelasan panjang mengenai pengamatannya sekilas waktu berjalan-jalan di relung kota tadi. "Lagipula, musang kecilku lebih berguna untuk menemukan musuh daripada kau, Chuuya."
Sebentar... jadi dia dari tadi menyadari keberadaanku hingga bertemu ayahku tadi!? Dan dia mengikutiku sampai mendapat kesempatan pura-pura menemukanku yang terjebak di liku-liku relung kota tadi. Dia memanfaatkanku!
"Hah..?! bagaimana kau seyakin itu?" nakahara-san berjalan mendekat pada kami, tangannya yang bersarung itu entah sejak kapan sudah masuk ke dalam saku celananya.
"Ahahahahha, sasuga Chuuya... bodoh sekali." Tawa Osamu yang mencengkram kerah baju Osamu dan bersiap memukulnya. Aku harus apa? Sejak tadi aku juga ingin memukul Osamu, jadi kali ini kurasa aku melihat saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Doubt
Short StoryDazai Osamu Sang eksekutif termuda Port Mafia Hanya karena kesalahan kecil, dia menahanku Plus alasan yang tidak jelas Kenapa tidak di biarkan saja kesalahan kecil ituuu!!!? Dazai x reader © Asagiri Kafka