Maaf , komen kalian di part sebelumnya belum aku balas. Hehe. Nanti aku bales kok. 💋
Adegan di bawah warning ya.
Sound effect-nya di putar 👆. Biar ketegangannya kerasa.
⚠⚠⚠"Jeni?!"
Rafa masih terpaku di tempatnya dalam beberapa detik dengan mata membelalak, sebelum akhirnya ia berlari keluar dari Indomaret menuju mobil pria itu.
Namun belum sempat Rafa menghampiri mereka, mobil itu lebih dulu melaju pergi. Rafa mengumpat di tempatnya. Sang pramuniaga berteriak dari dalam Indomaret karena Rafa masih membawa pembalut yang belum ia bayar.
Cepat-cepat Rafa mengembalikan pembalut itu tanpa membelinya dan bergegas menuju motornya yang terparkir. Rafa memasukkan kunci dengan tangan bergetar. Ia akan membunuh dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada Jeni.
Setelah kunci motor berhasil masuk dengan sempurna, dengan gerakan cepat Rafa menancap gasnya kuat-kuat.
Rafa memacu dengan kecepatan tinggi, lalu menyalip beberapa kendaraan yang menghalangi jalannya. Saat Rafa melihat mobil Darel sudah berada tak jauh di depannya, tiba-tiba saja fokus Rafa terlahikan pada speedometer-nya.
Sialan! Bensinya sudah mau habis.
Rafa harus melakukan sesuatu.
⭐⭐⭐
"Rumah lo dimana sih?" Tanya Jeni menoleh pada Darel. Mobil yang mereka naiki masih tertahan oleh lampu merah yang belum berganti warna.
"Bentar lagi nyampe." Jawab Darel. Ia lalu mengambil air mineral di pintu mobilnya yang sudah berwarna keruh akibat campuran dari obat yang menyatu dengan air. Namun karena cahaya di dalam mobil gelap, maka warnanya tersamarkan. "Ini, kamu gak mau minum dulu?"
Karena Jeni merasa tenggorokannya kering, tanpa pikir panjang ia meraih botol itu dan meminumnya hingga setengah. Jeni menutup kembali botol itu dan meletakkanya di dashboard mobil.
Darel tersnyum licik penuh kemenangan. Lampu berganti jadi hijau dan ia segera menjalankan mobil melanjutkan perjalanan.
Jeni menggoyang-goyangkan kepalanya yang tiba-tiba terasa berat. Tidak biasanya ia mengantuk di jam begini. Jeni lalu menyandarkan kepalanya di jok kemudi.
"Kamu kenapa?" Tanya Darel.
"Gue pen tidur gak lama. Nanti kalo udah nyampe bangunin aja." Kata Jeni dengan nada rendah. Ia sama sekali tak curiga dengan situasi yang terjadi.
"Oke sayang." Jawab Darel lagi-lagi tersenyum.
Setelah mata Jeni tertutup dan ia tertidur pulas, Darel segera membawa mobilnya menuju tempat yang telah ia rencanakan. Darel akan membawa mobilnya ke tempat dimana orang-orang tidak akan menemukan mereka. Jalan itu kecil, dan berada di tengah hutan. Memakan waktu kurang lebih setengah jam untuk sampai ke sana.
Darel tidak khawatir dengan perjalanan yang cukup jauh, karena walaupun jika nanti Jeni sadar dari pengaruh obatnya, wanita itu tetap tidak bisa lari lagi dari genggamannya.
⭐⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Black and White
Fiksi Remaja15+ (END) ✔ (SPIN OFF BAD & GOOD) Bisa dibaca terpisah. Tapi lebih disarankan untuk baca BAD & GOOD lebih dulu. Biar ngerti alurnya. GILAA!! Gatau mau ngomong aplagi soal crita ini. Critanya tu bagus banged (pake d). Alurnya ga ketebak aseli. Pengga...