Warning!
Ini bukan lanjutan Begin Again, yah!
Ini cerita oneshoot lain lagi.
Enjoy it!
Vomentnya jangan lupa hoho.
Lama ga update soalnya. Pasti pada lupa(>y<)Enjoy enjoy enjoy it!!!
🌿🌿Your Story🌿🌿
"Hai kak!"
Aku tersenyum kecil mendengar sapaan ringannya.
"Apa kabar?"
"Baik." aku Menjawab sekenanya, kembali aku menatap pantulan dirinya. Berbataskan layar kaca tipis namun tak bisa ku raih.
"Kakak bahagia sekarang? Aku harap jawabannya iya. Ayolah kak, jawab iya, hm?" iya terkekeh, memaksakan segala macam kehendaknya agar aku bahagia. Bodoh memang. Bagaimana mungkin aku mempunyai adik manis sebodoh dia?
Aku mengusap sudut mataku yang lagi-lagi basah. Selalu seperti ini. Cengeng sekali aku ini.
"Ayah bagaimana?"
"Apa?" ia menggaruk tengkuknya pelan, menunduk gugup sebelum kembali mengangkat kepalanya.
"Aku harap ayah juga baik-baik saja. Terus bahagia yah kalian." ia tersenyum tulus, menganggukan kepalanya ringan sebelum kembali melanjutkan ucapannya.
"Maafkan aku selama hidupku. Selalu merepotkan hati dan juga pikiran kalian. Maaf bukan maksudku seperti itu hanya saja, hidupku bukan aku yang menginginkannya. Aku juga tak ingin hidup seperti ini." ia lagi-lagi menundukkan kepalanya dalam. Memainkan jemarinya ringan sebelum ia kembali mengangkat kepalanya dengan wajah yang basah.
"Intinya maafkan karena aku pernah hidup, yah? Sedikit saja tidak masalah. Asal ada sedikit maaf dari kalian aku sudah lebih dari bahagia."
Ia berdiri, mengambil sebuah sapu tangan kecil di pinggiran meja di sampingnya. Mengusap hidungnya yang tiba-tiba saja mengeluarkan begitu banyak darah.
Menangis, lagi-lagi aku menangis tiap kali melihatnya. Berulang kali aku melihat video nya akan selalu berakhir dengan isakan penuh rasa bersalah.
"Tunggu sebentar." ia memutar alat perekam itu agar tak terlalu menyorot padanya. Tapi bisa aku lihat dengan jelas ia terus berusaha menghentikan pendarahan di hidungnya.
"Maaf, ini akan sedikit lama, kak." ia berdiri dari duduknya, namun tak lama ia hilang keseimbangannya dan jatuh teduduk di lantai. Aku terkesiap padahal bukan kali pertama aku melihat video ini tapi lagi-lagi aku terbawa masuk pada situasinya.
"Oh Ya Tuhan, ibu." aku mendengar jelas gumamannya di dalam sana, memegangi kepalanya dan tak lama mulai meremas keras helai rambutnya yang mulai menipis.
"Jaemin!" tanpa sadar aku menyerukan namanya sedikit keras saat darah di hidungnya tak kunjung berhenti dan ia mulai menangis histeris disana.
Tubuhnya terkapar di lantai dan berusaha meraih alat perekam yang sejak tadi terus merekamnya.
"Su-sudah du-lu yah kak." dan layar pun menggelap. Nafasku memburu, dadaku terasa sangat sesak dan aku semakin menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]Sad Story - Na Jaemin (Oneshoot)
Fanfic"Ayo kita ke pantai besok?" "..aku tau penolakan seperti apa yang akan ayah berikan padaku." "Jadi keluarga yang bahagia, kan Yah?" "Setidaknya aku pernah merasakan bahagia sekarang." ........ Tarik napas dalam-dalam Sampai kedua sisi dadamu terasa...