Chirp! Chirp! Chirp!
"Sana.. Sana bangun.." Samar-samar terdengar suara Tzuyu ditelinga Sana.
"Sana..""Iya iya aku bangun nih.." Dengan berat hati Sana membuka matanya.
Ini kan hari minggu..
"Selamat pagi Sana." Wajah Tzuyu saat ini tepat dihadapan Sana.
Deg! Deg! Deg!
Semburat merah tiba-tiba saja muncul di kedua pipi Sana.
"Tzuyu! Kenapa tiba-tiba ada disini?"
"Tzuyu masuk lewat pintu.."
"Bukan masalah itu!!" Sana mengacak rambutnya.
"Kalau masuk kekamar orang, gak boleh langsung nyelonong masuk. Ketuk dulu pintunya, dan minta diijinkan masuk. Kecuali kalau saat-saat darurat, kalau ada kebakaran atau gempa."
"Kalau ini darurat bukan? Kak Jihyo lagi masak didapur. Baunya harum."
"Bilang aja lapar!" Sana terkekeh melihat muka polos Tzuyu.
"Ayok deh kita kedapur.. Sekalian sarapan."
...
"Selamat pagi!" Sana menyapa Jihyo dengan Tzuyu yang berdiri disampingnya.
"Pagi!"
"Harumnya~ kakak bisa bikin pancake?"
"Kalau sekedar pancake sih gampang.. Kalian duduk sana kita sarapan sama-sama."
Tzuyu dan Sana langsung duduk di meja makan, sedangkan Jihyo masih menghias pancake tersebut dengan mentega dan madu.
Saat pancake tersebut sudah dihias, Jihyo menaruh 3 piring pancake itu dihadapan mereka.
Tzuyu, Sana dan Jihyo mulai memakan pancake tersebut.
"So semalem gue udah mikir macem-macem. Soal kos-an, entah jadi atau enggaknya. Gue bakal balik pindah, dan tinggal lagi disini.."
"Ehh? Kakak serius?" Senyum Sana merekah.
"Yup, habis mau gimana lagi coba? Kalo cuma kalian berdua yang tinggal disini terus-terusan kan bahaya. Nanti bisa dituduh macam-macam sama tetangga, ato tau-tau gue punya cucu kan gawat."
"Kakakkk!" Sana jengkel saat tantenya ini suka sekali menggodanya.
"Ah, tapi kakak kan CEO yang megang perusahaan utama, selama ini selalu super sibuk.. Memangnya bisa semudah itu pindah kemari? Dan kalau nenek tau kakak tinggal disini lagi bagaimana? Mau kasih alasan apa?"
"Dia kan gak perlu tau.." Jihyo mengangkat bahunya acuh dan tertawa pelan.
"Kakakk! Serius doong!"
"Urusan seperti itu serahkan sama orang dewasa, lo fokus aja sama sekolah jangan banyak khawatir, oke?"
"Oke.."
"Oh iya, soal Tzuyu dia juga harus sekolah."
"Sekolah? Apa nggak lebih baik belajar dirumah aja? Nyewa guru private atau aku yang bisa ngajarin Tzuyu. Dia masih belum tau banyak soal dunia luar, dia masih polos dan lugu. Kalau disekolah dia bisa dianggap aneh dan diejek."