Arjun putra wijaya.
Aku kaget saat belom selesai berbicara, tiba tiba rahmat terjatuh dan pingsan.
"mat,,, bangun... Rahmat... !" teriakku, akupun langsung membawa rahmat ke rumah sakit. Sesampainya disana, aku langsung memanggil suster, dan dibawalah rahmat di UGD.
20 menit kemudian....
" doc, what about my friend ?" tanyaku.
" he was just tired, sir, so we will move to the inpatient room for a while ." jelas dokter.
" can I go in the dock ?" tanyaku.
" not first, if you have already moved it, you can ." ucap dokter.
" ok doc, thank you " ucapku, dokter hanya mengangguk lalu pergi. Akupun segera menelfon sasa.
Pujaan hati & arjun
Halo sa, sa kamu cepat kesini! Dirumah sakit dekat rumah. Cepet ya saa..
(....)
Tut.... Tut...
Sasapun mematikan telfonnya. Aku melihat suster yang keluar dari ruangan sambil mendorong ranjang rahmat menuju ruang rawat inap. Aku mengikuti suster itu, sampai akhirnya kami masuk diruang VIP. Aku menunggu sasa diluar, tak lama kemudian sasa datang dan langsung memelukku.
"Jun gimana dengan Rahmat?.. Hikss. Hiks... " ucap sasa sambil terisak isak.
"Hey sa, sudah jangan nangis. Rahmat cuman kecapean aja" jelasku.
Lita Aurelia.
Aku nggak nyangka, sejak pertama bertemu dengan sasa kenapa Arjun seolah dekat dengannya. Dan sekarang aku melihat sasa dan Arjun berpelukan, hmmm... Mungkin mereka hanya sahabatan dan tidak lebih. Arjun melepaskan pelukannya dan membawa sasa menuju Rahmat. Sedangkan aku tunangannya sendirian tidak diperdulikan, aku juga langsung ikut masuk. Aku melihat sasa Yang menangis tiada hentinya ini aku merasa iba, aku langsung mendekat ke sasa dan mengelus pundaknya.
"Sa, sudah jangan nangis terus. Kan habis ini kamu tunangan sama rahmat, toh rahmat hanya kecapean. Sudah ya jangan nangis lagi." Pintaku. Sasa pun langsung paham, aku menghampiri arjun untuk mengajaknya menuju kantin rumah sakit.
"Mm.. Jun ayo anterin aku ke kantin, Dari tadi aku belom makan." Pintaku.
"Nggak lah. Kesana sendiri kan bisa. " acuhnya.
"Ya udah lit sama aku aja, lagian aku juga belom makan. " ajakan sasa, kami baru saja melangkahkan kaki, tiba tiba sasa menghentikan langkahnya.
"Sa biar aku saja, kamu jaga rahmat. " ucap Arjun. Aku langsung melepaskan genggaman sasa Dan segera keluar menuju kantin.
Kesya.
"Bangun dong, aku khawatir sama kamu.. " ucapku, namun rahmat malah diam. Aku langsung tidur.
Saat aku mau memejamkan Mata, aku merasa Ada Yang mengelus ngelus rambutku, aku langsung bangkit Dari tidurku. Begitu bahagianya, akhirnya dia sadar.
"Sa.. Sa... " lirihnya.
"Iya apa? Aku disini, sudah jangan kayak gitu. " jelasku.
"Sa, kamu benar ya jangan tinggalin aku. Aku nggak mau kamu ninggalin aku. " ucapnya.
"Iya aku nggak akan ninggalin kamu. Yang penting sekarang kamu harus segera pulih, dua Hari kedepan kita kan tunangan. " ucapku.
"Mmm... Iya, sa aku mau tanyak sama kamu, Dan jawab jujur.! " tegasnya.
"Iya apa?" Tanyaku.
"Kamu apa masih Ada rasa sama Arjun? Dan seandainya kalau kamu harus memilih, antara aku Dan Arjun kamu pilih siapa? Dan keadaannya kami sama punya rasa Ke kamu. Jawab sa! " pintanya penuh penekanan.
"Kamu ngaco ya? Gak jelas" raguku.
"Jawab! " tegasnya.
"Aaak--" belom sempat selesai bicara.
Ceklek..
Dari arah pintu aku mendengar seseorang membuka pintu, ya.. Mereka.
"Hey kamu akhrinya sadar juga. " seru lita.
"Gimana mat? Sudah enakan? " Tanya arjun.
"Ya lumayan, oh ya tolong beri tahu dokter kalau aku mau pulang. " ucap rahmat.
"Tapi besok kamu boleh pulang mat" jelas arjun.
"Sudah, besok aja pulangnya. " pintaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Seorang Wanita Biasa❤
Teen FictionKutemukan cahaya dibalik dirimu yang selalu dingin kepadaku.