"Papaaaaaa!!!!" Teriak seorang anak perempuan yang masih berumur 5 tahun. Yang di panggil pun menolehkan kepalanya dan tersenyum ketika melihat sosok sang anaknya yang ternyata sedang memanggilnya.
"Ada apa sayang? Kakak kamu dimana? Kenapa sendirian? Kalau jatuh gimana?" Tanya sang papa secara beruntun. "Tidak papa. Aku sudah besar dan bukan anak kecil lagi" ucap anak itu dengan kesal.
BRAAKK
Tiba – tibu terdengar suara pintu yang di buka kasar terdengar di telinga mereka dan reflek mereka pun menatap pintu dan mendapati sosok perempuan remaja berumur 14 tahun, dan dia berteriak seperti orang yang kesetanan " papa Elina hilang pa Elina hilang" ternyata dia belum menyadari jika sang adik sudah ada di sana sambil menatap sang kakak dengan lucunya yang ternyata bernama Elina itu.
"Kenapa kamu teriak - teriak begitu, ini kantor bukan hutan" ucap sang papa dengan tenang, dan disambut dengan tatapan bingung sang anak. "Ta-ta-tapi Elina-" belum sempat selesai bicara, sang papa sudah menyela "Tuh" ucapnya sambil menunjuk seorang nak kecil yang sedang menatapnya.
"Aku disini kakak"ucap Elina, "kamu tuh bikin orang jantungan aja" kesalnya. Dan sang adek pun hanya bisa menunjukan cengirannya. "Hehe maaf kak" "Udah – udah cukup lebih baik kalian pesan makanan dan makan disini" kata sang papa. "Siap pa" ucap mereka berdua secara bersamaan dan memberi hormat kepada sang papa, dan sang papa pun hanya bisa tersenyum dan mengelengkan kepalanya.
Mereka seperti keluarga yang harmonis bukan? Memang, tetapi itu sebelum semuanya berubah dan sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
***
Maaf jelek, baru pertama kalinya buat ceritaehehe. Jika kalian suka jangan lupa vote dan comment yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Sama Lagi
Teen FictionTuhan aku memang bukan manusia yang baik tetapi tidak bolehkah aku merasakan kebahagiaan setelah semuanya terjadi? Jikalau tidak aku akan tetap menerimanya dan ada satu hal yang ingin aku sampaikan kepadamu bahwa aku lelah Tuhan -Elina Devira Pradipa