1

488 54 65
                                    

Bel istirahat berbunyi. Ketika siswi lainnya menuju ke kantin, hal berbeda dilakukan oleh Kim Yoohyeon. Gadis tinggi itu melangkah menuju perpustakaan. Ada tugas yang harus dia selesaikan dan Yoohyeon perlu mencarinya di perpustakaan.

"Sudah kubilang kan serahkan saja uangmu. Kenapa kau keras kepala sekali?" Langkah Yoohyeon berhenti ketika dia melihat sebuah pemandangan 2 gadis dengan seragam acak-acakan sedang 'mengganggu' seorang siswi.

"Ta-ta-tapi aku tidak punya uang," jawab siswi itu.

"Ck kau bohong ya. Aku sangat tahu siapa kau. Cepat serahkan uangnya atau kau akan berurusan dengan kami." Gadis lainnya ikut berbicara. Siswi tadi akhirnya merogoh kantong roknya lalu menyerahkan uangnya.

"Ini. Aku hanya ada segini."

"Nah bagus. Pergilah anak manis. Terima kasih uangnya." Gadis bermata tajam itu mengelus kepala si siswi lalu siswi itu berlari pergi.

Yoohyeon menghela nafas. Apa sekolah sekarang memang membiarkan hal semacam ini. Yoohyeon membuang muka lalu berbelok menuju ke arah perpustakaan namun sebuah tangan menahannya. Yoohyeon menoleh. Dia terkejut melihat siapa pelakunya.

" Kau" Gadis itu menatap Yoohyeon dengan matanya yang tajam "Kau mau pergi begitu saja setelah kau melihat kejadian tadi?"

Yoohyeon menelan ludahnya. Sesungguhnya Yoohyeon sudah tahu ini akan terjadi oleh karena itu dia segera bergegas pergi. Tapi Yoohyeon rasa dirinya kalah cepat dengan gadis di depannya ini.

"Apa kau tahu siapa aku?" Gadis itu bertanya lagi. Yoohyeon memilih bungkam dibanding menjawab pertanyaannya.

"Hey kau bisu? Cepat jawab pertanyaanku!" Cengkraman di lengan Yoohyeon semakin kuat. Yoohyeon tak tahan lagi. Dia menepis tangan gadis itu lalu berbalik menatap tajam. Maaf Yoohyeon bukanlah gadis yang lemah.

"Aku tidak sengaja melihatnya dan aku tidak perlu tahu siapa kau!" Yoohyeon berkata sambil menunjuk si gadis bermata tajam. Gadis pendek di sampingnya sampai terkejut mengetahui sikap yang diambil oleh Yoohyeon.

"Heol apa dia menantangmu?"

"Diam unnie!"

"Baiklah."

Gadis tadi kini menatap balik Yoohyeon. Dia tersenyum. Bukan senyum yang ramah namun senyum penuh ancaman yang tentu saja akan menyulitkan Yoohyeon nantinya.

"Jika kau tidak tahu siapa aku, aku akan memberitahu." Gadis itu menyeringai membuat Yoohyeon sedikit bergidik "Namaku Lee Siyeon. Kau dengar? Dan aku salah satu ketua geng di sini. Jika kau main-main denganku kau akan tahu akibatnya."

Tahu akibatnya?
Memang apa yang dilakukan dirinya hingga dia menerima akibat? Apa Yoohyeon melakukan kesalahan pada gadis bernama Siyeon ini. Begitulah pikiran Yoohyeon saat ini.

"Kau mendengarku gadis manis? Ah bukan puppy manis?"

"Puppy?" Yoohyeon menatap tak percaya. Kenapa dia harus dipanggil puppy?

"Kuanggap kau mengerti. Ayo unnie kita pergi. Oh dan satu lagi jika kau membuat masalah lagi denganku, aku tidak akan membiarkanmu."

Heol!
Ingin sekali rasanya Yoohyeon memaki gadis itu. Memang siapa dirinya? Anggota geng sekolah? Bahkan Yoohyeon tak peduli hal hal semacam itu masih ada.

"Menyebalkan!!" Yoohyeon berseru sambil mengacak acak rambutnya. Sudah berapa menit dia meladeni Siyeon? Yoohyeon merasa sudah membuang waktunya terlalu banyak.

"Yoohyeon-ah." Seorang gadis berkacamata memanggilnya dari dalam perpustakaan. Yoohyeon menoleh lalu menatapnya dengan galak.

"Wae?"

"Kemari." Gadis berkacamata itu menarik Yoohyeon masuk ke perpustakaan. Yoohyeon hanya diam dan mengikuti gadis itu tanpa protes karena masih kesal dengan kejadian tadi.

"Aku rasa kau sudah melihat kejadian tadi Yoobin-ah. Iya kan?" tanya Yoohyeon ketika mereka sudah duduk di salah satu bangku perpustakaan. Gadis berkacamata bernama Yoobin itu mengangguk "Yak Lee Yoobin harusnya kau ..."

"Mereka bukan sembarang siswi di sini Yoohyeon-ah. Mereka adalah anak dari penyumbang terbesar sekolah ini. Bahkan jika mereka membuat ulah, guru pun akan diam dan tidak berbuat apapun," jelas Yoobin.

"Yak ini tidak adil!"

"Dunia memang selalu tidak adil bukan? Keadilan terkadang diperuntukkan untuk mereka semua yang mempunyai kekuasaan dan juga uang." Yoobin berkata lagi sambil membuka buku tebal di depannya.

"Heol. Menyebalkan sekali." Yoohyeon ikut membuka buku di depannya. Mereka sedang mengerjakan tugas kelas mereka. Itu adalah kebiasaan mereka ber-2 mengerjakan tugas di perpustakaan.

"Yang penting kau tidak kenapa-napa Yoohyeon-ah. Kau lihat kan gadis tadi? Ya aku hanya takut jika kau bernasib sama sepertinya."

"Baiklah. Aku tidak mengerti ternyata hal semacam ini masih ada? Wow kukira geng geng sekolah sudah tak ada di jaman sekarang."

"Mereka bukan geng. Mereka hanya duo. Lee Siyeon dan Kim Sua. Semua siswi di sini tahu siapa mereka kecuali kau tentu saja karena kau selalu asyik dengan duniamu."

Yoohyeon menghela nafas "membuat puisi itu menyenangkan Yoobin-ah. Kau harus mencobanya."

Yoobin mengangguk "geurae. Ketika bacaan ku selesai aku akan mencoba membuatnya."

"Untuk Handong unnie?"

"Aish Kim Yoohyeon."

"Hahahaha aku benar kan. Sudah lama sekali kau menyukainya. Kau mau terus seperti ini."

"Kalau memang bersahabat dengannya bisa menyenangkan kenapa tidak?"

"Kebiasaan jelekmu itu selalu menyembunyikan perasaanmu sendiri."

"Dan kebiasaan jelekmu adalah suka campur tangan dengan urusan orang lain."

"Baiklah baik." Yoohyeon memilih mengalah. Bukan karena Yoobin tapi karena pengunjung perpustakaan sudah melotot pada mereka ber-2 karena berisik.

"Woaa aku melihat ada 2 kawanku di sini. Bolehkah aku duduk di sini bersama kalian?" Seorang gadis berwajah Chinese tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Silahkan unnie. Yoobin sudah lama menunggumu," jawab Yoohyeon santai yang langsung diberi tatapan tajam ala Yoobin. Yoohyeon tertawa melihat Yoobin yang kesal padanya.

"Aku tadi melihatmu berurusan dengan Siyeon." Handong berkata sambil membuka buku yang dibawanya.

"Unnie kenal dia?"

"Hmm siapa yang tidak kenal. Kau harus berhati-hati dengan Siyeon. Jika tidak nantinya dia akan menyulitkanmu."

"Aku juga tidak ingin berurusan dengannya unnie. Aku hanya tidak sengaja."

Handong mengangguk lalu kembali melanjutkan kegiatannya. Begitupula Yoohyeon. Dia masih harus mengerjakan tugasnya.








Malam ini aku publish part pertama hihihi
Semoga kalian suka ya

Reader, Siyoo stan, Somnia ditunggu vote dan komennya 😄

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang