Malam sudah tiba..Dan tidak terasa kalau aku tidur cukup lama. Setelah bersih bersih, akupun memutuskan untuk keluar dari kamar. Karena sebenarnya aku itu lapar.
Jujur saja aku sedikit belum terbiasa dengan rumah ini. Kenapa? Karena biasanya kalau aku habis mandi, pasti ada para maid yang sudah siap mendandaniku. Bahkan sepertinya aku belum pernah merasakan kelaparan seperti ini. Karena setiap masuk jam makan, pasti sudah ada yang mengingatkanku atau membawakan makanan ke kamarku. Bahkan rumah ini terlihat lebih sepi dibandingkan mansion Kakek yang mampunyai puluhan maid dan Bodyguard itu.
Aku sempat berfikir kemana saudara saudaraku itu? Apa Daehwi dan Guanlin belum juga pulang.
Saat aku baru saja menuruni tangga, mataku langsung tertuju pada kamar Bang Yohan yang terbuka lebar. Terlebih lagi suara berisik di dalam kamar itu cukup membuatku penasaran.
Jadi kuputuskan untuk ke kamar Bang Yohan, dan menunda urusan perutku.
"Bang Yoha--n?" langkahku terhenti mendapati memandangan yang kini berada di depan mataku.
Astaga.. Pemandangan macam ini? Yang ku tahu Bang Yohan adalah satu satu Abangku yang paling rajin dan rapih, terutama jika dibandingkan dengan Bang Lucas. Ya meskipun dia itu bandal. Tapi kenapa saat ini kamarnya seperti kapal pecah? Dan siapa tiga manusia yang saat ini tengah menghancurkan kamar abangku dengan segala kekacauannya ini serta tingkah konyol mereka? Dan kenapa juga penampilan mereka absurd banget?
Mereka mengenakan kacamata bulat, yang aku yakin bukan kacamata minus. Juga rambut mereka yang di kuncir kecil kecil, terus kain yang di ikat di kepala dengan tulisan 'Pejuang Tugas'.
"Wooahh.. Si Yohan diem diem nyimpen cewe di rumahnya!" seru salah satu dari mereka yang membuatku tersadar dari rasa kaget ku.
"Neng.. Namanya siapa neng?"
"De.. Sini gabung ama kita.. Belajar bareng"
Aku memundurkan langkahku refleks, kenapa mereka seram sih? Lagi pula mana ada belajar bareng tapi megang stick PS? Aku pun hendak pergi dan meninggalkan kamar ini dan orang orang aneh itu sebelum punggungku menabrak sesuatu. Aku yang kaget pun langsung menoleh dan mendapati Bang Yohan dengan dua kotak Pizza di tangannya.
"Loh.. Kamu udah bangun?" tanya abangku yang langsung ku jawab dengan anggukan kepala.
"kenapa?" tanya Bang Yohan yang sepertinya heran dengan sikapku. Kemudian dia menoleh ke arah kamarnya dan tersenyum.
"Eh! Lo pada apain Ade gue?" tanya abangku pada orang orang itu.
"Dia ade lu? Siapa namanya Han?" tanya salah satu dari mereka. Sedetik kemudian mereka sudah berada di ambang pintu. Aku yang refleks pun langsung bersembunyi di balik punggung Bang Yohan.
Melihat kelakuanku itu, Bang Yohan langsung tertawa. Tawa lepas yang pastinya membuat wajahnya lebih tampan. Secara Abangku yang satu ini kan terlihat sangat tenang, menjurus datar tanpa ekspresi.
"Hahahaha.. Anjiir! Ade gue aja takut ya sama kalian. Hahahaha"
Ku lihat ketiga orang itu mengerjap ngerjap tak percaya. "Sweety.. Gausah takut, mereka sahabat abang.. Mereka jinak kok" ucap Bang Yohan masih dengan ekspresi geli.
"Anjiir jinak! Lo pikir gue doggy jinak?" sungut laki laki yang paling kurus diantara mereka.
"kenalin nama Kakak Junho yang paling ganteng, nah yang item itu namanya Yuvin, nah kalo yang paling ceking namanya Minkyu." Ucap laki laki yang menurutku paling absurd, tapi mengaku paling ganteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess
Fiksi PenggemarSomi Ametta Matthew Salah satu putri keluarga Matthew. Anak kelima dari enam bersaudara. Karena trauma dan penyakit yang dialaminya, ia hidup bagaikan Tuan Putri, Namun menurutnya ia hidup seperti dalam 'sangkar emas' yang mengurungnya selama ini...