"Halo semua! perkenalkan nama Saya Somi Ametta , Kalian bisa panggil Somi. Saya harap kita bisa berteman dengan baik." Ucapku lancar walaupun rasa gugup menyerangku, dan untungnya masih bisa kuatasi.Hari ini adalah hari pertamaku sekolah, sekaligus hari pertama bagiku keluar rumah setelah hampir seminggu lebih aku berada di Jakarta. Sebenarnya aku masih sedikit kaget juga bingung. Bagaimana tidak? Kemarin malam Ayah memanggilku dan mengatakan kalau hari ini aku akan mulai masuk sekolah. Awalnya, aku berfikir akan kembali homeschooling, tapi ternyata tidak. Dan aku benar benar bersekolah di Sekolah UMUM. Suatu hal yang sangat menakjubkan.
Terlebih lagi, sekarang aku bebas dari yang namanya pengawalan dari para pria tua dengan baju serba hitam itu dan jangan lupakan wajah datar mereka.
Bukankah itu sesuatu yang bagus? Jujur saja aku senang.
Ini seperti sebuah tantangan. Tantangan apakah aku mampu berada di lingkungan baru, yang tentu saja sangat asing bagiku. Di sini memang terlalu ramai. Tapi, entah kenapa aku tetap senang.
Berdiri mengenalkan nama di depan umum dan di perhatikan banyak siswa seperti ini di kelas tentu saja membuatku sedikit gugup dan tidak nyaman, meskipun begitu aku sudah terlatih untuk bisa mengatur ekspresi wajahku.
"Baik, silahkan ada yang ingin kalian tanyakan?" tanya wanita yang kutahui bernama Bu Kahi, yang sekarang menjadi Wali Kelasku.
Ku lihat para siswa laki-laki mengangkat tangannya, apa yang akan mereka tanyakan sebenarnya?
Ayolah.. Kumohon jangan bertanya yang tidak-tidak.
"Somi sudah punya pacar belum?"
"Somi pindahan dari sekolah mana?"
"Somi minta nomer telponnya dong~"
"Somi, jadi pacar gue yaa~"
"Somi.."
"Somi.."
Aku mengerjap bingung ketika mendapati kelas yang mulai ricuh akibat teriakan teriakan para siswa, sementara para siswi di kelasku menatapku dan para anak lelaki itu sebal. Kecuali satu gadis yang berada di baris paling belakang yang kini menatapku tanpa ekspresi.
"Sudah sudah! Pertanyaan kalian semua itu ngawur. Biar Ibu yang jawab. Somi selama ini homeschooling dan baru saja pindah dari Thailand beberapa minggu ini. Jadi mohon bantuannya ya anak-anak.. nah Somi sekarang kamu bisa duduk di bangku kosong yang ada di samping Kyulkyung." Ucap Bu Kahi seraya menunjuk bangku di sebelah gadis yang tadi menatapku datar, jadi dia bernama Kyulkyung..
Aku pun mengangguk dan berjalan ke arah Kyulkyung, ku lihat dia tersenyum padaku, meskipun senyum kecil tapi aku merasakan senyum tulusnya itu dan aku pun ikut membalas senyumnya dengan senyum lebar.
"Hai Kyulkyung.." Sapaku ketika duduk di sebelahnya, sementara dia hanya menganguk kecil dan tersenyum tipis.
Benar-benar senyum tipis. Dan terlihat dingin. Entah kenapa aku merasa, kalau aku seperti pernah melihat gadis ini.
Tapi, dimana?
Dan lagi aku juga merasa dia seperti Guanlin. Jika Guanlin Pangeran es, mungkinkah teman sebangku ku yang baru ini Putrinya?Haish.. astaga! Apa yang kamu pikirkan somi?
Aku menggeleng pelan, mencoba menghilangkan pikiran aneh itu. Tak berselang lama, pelajaranpun di mulai.
Selama pelajaran aku berusaha fokus, hanya saja rasanya aku sulit berkosentrasi akibat ramainya suasana kelas. Terkadang juga aku melirik Kyulkyung yang duduk dengan tenang di sebelahku sambil memperhatilan pelajaran."Kriiiing.. Kriingg.."
Suara bel mengagetkanku, terlebih lagi suasana kelas langsung berubah semakin ramai. Melihat situasinya aku pun langsung paham kalau sekarang saatnya istirahat. Ku lihat Kyulkyung merapihkan bukunya di meja, dan aku pun ikut melakukan hal sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess
ФанфикSomi Ametta Matthew Salah satu putri keluarga Matthew. Anak kelima dari enam bersaudara. Karena trauma dan penyakit yang dialaminya, ia hidup bagaikan Tuan Putri, Namun menurutnya ia hidup seperti dalam 'sangkar emas' yang mengurungnya selama ini...