"Lo kenapa sih, bikin adik gue sakit hati terus? Bikin dia nangis terus? Huh? Kenapa Do?" Reno geram dengan Aldo yang kini sedang berdiri di hadapannya dengan mulut terbungkam.
Reno sengaja mengajak Aldo keluar dari rumah sakit. Mereka kini sedang berada di depan rumah sakit. Tepatnya di tempat parkir. Reno tidak ingin membuat keributan di dalam rumah sakit.
"Udah dua kali, lho, Do. Dua kali lo nyakitin adik gue! Lo inget nggak?!" Reno meninggikan suaranya dan sedikit menekankan nada bicaranya. Ia sangat merasa kesal. Kesal pada dirinya sendiri yang tidak tahu masalah adiknya sehingga tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan kedua orang tua Aldo tidak memberitahu apa-apa kepadanya. Ditambah dengan Aldo yang dua kali sudah menyakiti adiknya.
Reno menghembus nafas kasar. Ia menatap Aldo yang hanya diam saja. Seakan membiarkan Reno meluapkan amarahnya. Aldo sudah menganggap Reno sebagai kakak laki-lakinya, bukan sebagai kakak iparnya. Maka dari itu, Aldo tidak masalah jika Reno memaci maki dirinya atau memberikan sumpah serapah. Aldo tidak keberatan. Toh, memang Aldo juga bersalah.
Reno berkacak pinggang. Masalahnya sekarang bukan pada Aldo, tapi pada adiknya yang mengalami serangan jantung dan untungnya tidak seperti ayahnya dulu, meninggal. Tapi, tetap saja Reno merasa sedih karena adiknya membutuhkan transplatasi jantung. Reno berharap ada seorang dermawan yang baik hati dan sukarela mendonorkan jantungnya untuk Syahirah.
"Segera gugat cerai adik gue! Secepatnya!" cetus Reno dan akhirnya pergi meninggalkan Aldo yang masih terdiam diparkiran.
Aldo menatap kepergian Reno. Aldo merasa bersalah karena tidak bisa menepati janjinya untuk selalu membahagiakan Syahirah. Bertanggung jawab atas Syahirah.
***
Syakira menunjukkan buku catatannya pada Azki. Lebih tepatnya memberitahu tulisannya yang dia tulis dibuku catatannya. Azki menerima buku catatan milik Syakira dan membacanya.
Selesai membacanya. Azki menatap Syakira dengan tatapan tidak percaya. Azki dan Syakira masih berada dirumah sakit, menunggu Syahirah siuman. Kedua orang tua Aldo sudah pulang dan nanti malam akan kembali ke rumah sakit lagi. Sedangkan Aldo dan Hanna, mereka berdua juga sudah pulang ke pondok pesantren.
"Kamu serius, Ra? Kamu enggak mau mempertimbangkannya dulu? Kamu harus memikirkannya dengan matang dan harus membicarakannya dengan keluarga kamu, Ra." kata Azki.
"Ada apa?" Reno yang baru saja kembali dari kamar mandi pun bertanya karena melihat Azki terlihat sangat serius, begitu juga dengan Syakira--perempuan yang baru saja ia kenal. Reno sudah mengetahui tentang Syakira yang dekat dengan Syahirah saat dipondok.
Azki terlihat ragu untuk memberitahu. Ia menatap Syakira lalu beralih menatap ke Reno. "Begini bang. Em ...." Azki menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Syakira berniat ingin mendonorkan jantungnya untuk Syahirah. Tapi ...."
"Kamu harus membicarakannya terlebih dulu dengan keluarga kamu, Syakira. Saya nggak mau ada masalah karena kamu mendonorkan jantung kamu tanpa di bicarakan lagi dengan keluarga kamu." Reno memotong perkataan Azki.
Saat ini kondisi Syahirah memang sedang kritis dan sangat membutuhkan seseorang mendonorkan jantungnya. Bahkan harus segera ditransplatasi. Dokter dan juga pihak rumah sakit sedang berusaha membantu mencarikan pendonor yang tepat untuk Syahirah.
Reno senang bahwa ada seseorang yang ingin mendonorkan jantung untuk Syahirah dengan sukarela. Tapi, Reno tidak ingin membuat nyawa seseorang melayang begitu saja. Tanpa ada pembicaraan dengan pihak keluarga. Nanti apa kata keluarganya jika mengetahui kalau Syakira sudah tiada karena memberikan jantungnya ke Syahirah tanpa pembicaraan apapun lagi ke pihak keluarganya Syakira?
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahirah 2: Aldo ✔
RomanceJodoh itu rahasia Allah. Jika memang Allah sungguh menakdirkan kita untuk bersama. Percayalah, suatu saat nanti kita akan dipertemukan kembali dan akan hidup bahagia bersama. Seperti nabi Adam dengan Siti Hawa yang dipertemukan kembali setelah sekia...