Saat sadar, kate merasa dirinya tidak sendiri. Meski aura dingin masih menyelimuti dirinya dan ketakutan masih menjalari tubuhnya, tulang dan seluruh persendiannya seakan ingin lepas, kulit pucatnya berubah agak sedikit kemerahan menahan dingin dan perih yang memaksa masuk kesela pori – porinya. Dan pusing kembali melandanya tatkala dirasakannya kedua tangannya terikat dengan kuat kebelakang. Pria – pria tinggi besar berbaju perang dan pedang yang terselip diikat pinggangnya menatap Kate penuh dendam yang kesumat. Kate ingin mundur kebelakang jika bisa tapi tubuhnya mendadak kaku dan perasaannya benar – benar melebihi dari sekedar takut.
" Catthyarline ..... puteri dari klan Glancoe , kau akan mati, " pria itu tertawa mengerikan.
" TIDAK! AKU MOHON JANGAN! AKU BUKAN CATTY!" Kate menggeliat dan berusaha mundur menjauhi pria besar itu. " kau harus mau karena hanya kaulah yang terpilih yang akan kami musnahkan untuk menghancurkan klan kalian. Aku bahkan sudah mencium aroma kematian disini. " pria itu menarik pedangnya dan memutar – mutarnya mengajak Kate bermain peran,
" Kenapa kau lakukan itu, hah?" orang – orang disekitarnya tersenyum sinis dengan mata menyalakan api dendam yang begitu kentara.
" Lady Catthyarline..." panggil pria yang paling kejam dengan nada rendah meremangkan roma Kate begitu saja,
" KAU TETAP HARUS MATI!!!!!" Dia mulai menghunuskan pedang algojo itu kearah Kate , " TIDAAAK!! KUMOHON JANGAN!!!! TOLOOONG!!!!" dilepaskannya jerit histeris bercampur kepiluan itu , entah kepada siapa kalimat itu dia tujukan , mustahil memang , saat seorang gadis yang terjebak atau terdampar kedimensi lain dan akan ada seseorang yang menolongnya di detik – detik akhir hidupnya. kate memejamkan matanya erat - erat menanti kematiannya yang ternyata berada diujung pedang algojo itu,
" AAAAKKKHHHHHH......!!!!!!!!!" kate membuka matanya dengan mulut ternganga lebar, pria yang hampir menghabisi nyawanya itu berdiri kaku dengan wajah penuh kesakitan, dan seorang pria yang berdiri dibelakangnya dengan pedang yang dihunuskan kepimpinannya ,
" Jangan sakiti Catty barang sekecil apapun itu."
" Brengsek kau , penghianat!" pedang yang hampir digunakan untuk membunuh Kate lolos dari tangannya dan menancap dilapisan es dibawahnya, disusul dengan sang empunya yang ikut jatuh tiarap dengan pedang panjang yang menancap sempurna dipunggung bidangnya , cairan pekat dan amis melumuri bidang es yang licin , membuat Kate harus beringsut mundur menghindari aliran darah yang mengarah padanya. Anggota pasukan dari klan Glenlyon yang merasa tak terima mulai menyerang George. Seseorang dari mereka mengangkat pedang yang mirip seperti samurai kewajah George, "George Campbell of Glenlyon, beraninya kau menghianati klanmu sendiri."
Pria yang disebut George itu terdiam, " Kau membunuh ketua klanmu sendiri dan memilih untuk menyelamatkan gadis itu , HAH?!" lelaki itu menunjuk kearah Kate. Murka.
"...... Yang jelas – jelas adalah musuh kita... gadis yang lahir dari klan Glencoe ." Rahangnya mengeras, genggaman tangannya pada gagang pedang semakin kuat dan.....
PRANG!
Kate menegang, darahnya seakan berhenti saat ini, hampir saja! Hampir saja nyawa Char..... George melayang jika saja gerak refleks pria itu tidak cukup bagus, dia menghadang gerak pedang lawan dengan tangkisan pedangnya sendiri.
" HENTIKAN CRICTON!" George berteriak setelah membuat saudaranya itu terjerembab ke bidang es dan menghasilkan pedang panjang itu menancap ke lapisan tipis menyambut retakan baru dari retakan yang sebelumnya,
" TIDAK! SEBELUM KETURUNAN GLANCOE INI MATI!!!" Mata Cricton berkilat marah, dendamnya benar – benar kesumat seolah seluruh darahnya yang mendidih berpusat disana, dia mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya kasar. Kate menggeliat kekanan dan kekiri berusaha melonggarkan ikatan tangan dibalik punggungnya, 'melihat gadis itu dalam bahaya dan kesulitan George maju dan membuka ikatan ditangannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE in PAST
Historical FictionTerjebak dalam masa lalu dan menguak misteri yang selama sejarah hanya dianggap mitos.