Part 3 - Kejutan ?

46 2 0
                                    

Na Ri's pov

Masih risau menunggu jarum jam ditanganku yang mengarah pada angka yang aku nantikan, pukul 20.00. Masih kurang 15 menit lagi.

Sengaja kurahasiakan pesan Jimin tadi pagi dari Yun Hee, agar aku bisa menenangkan pikiranku. Tapi tetap saja, tidak bisa.

Sebenarnya kenapa?
Selama 5 tahun kami berpacaran, dia tidak pernah seaneh ini.

Tiap hari dia selalu menyempatkan mengirim pesan dan memberi kabar. Bahkan telfon sebelum tidur sudah jadi rutinitas malamku.

Terakhir kali, dia pernah tidak menghubungiku selama 2 hari, waktu memberi kejutan ulang tahunku tahun lalu. Tapi tidak mungkin! Ulang tahunku masih 7 bulan lagi.

Entahlah, aku harap dia baik-baik saja.

Baiklah,

"Maaf, boleh aku minta pesananku dihidangkan 10 menit lagi?"

"Siap." Senyum ramah salah seorang waitress yang lewat disebelahku.

Okay, Jimin tidak pernah telat ketika janjian. Jadi aku harus menyiapkan pesanannya.

Sebenarnya biasanya aku yang telat, dan dia yang selalu menyiapkan semuanya sebelum aku datang.

Cafe ini cantik, aku memilih tempat favorite kami.

Di area balkon yang bisa mengintip puluhan cotton ball light bergantungan diatas halaman rumput yang segar. Di sisi samping disuguhkan view pantai yang indah. Bunga-bunganya pun ditata pada vas-vas cantik dan rapi.

Aku suka lilin aromaterapi yang disediakan di tiap meja, bahkan kita bisa memilih aromanya.
Cantik sekali.

Hehe, sebenarnya ini tempat spesial kami.

Tepatnya 5 bulan lalu dihari ulamg tahun ku dia memberiku kejutan dan melamarku disini.

Ah, manis sekali.

"Permisi, pesanan meja 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permisi, pesanan meja 22. Atas nama Song Na Ri?" Ucapnya sambil menata pesananku rapi.

Lamunanku buyar oleh suara dingin waitress dari sisi kananku.

"Terima kasih.."

"Ah? Nona cotton april, yang pesan vanilla latte waktu itu?" Suaranya mencair seketika, tidak sedingin sebelumnya. Meski ekspresinya hanya beda tipis.

Wajahnya yang dingin menyelipkan senyuman hangat kecil namun menenangkan. Matanya auto melebar sedikit, terkejut setengah memastikan.
Aku mengamati lebih dekat, penerangan disini sedikit remang, tapi kenapa wajahnya bersinar seakan ada lighting lamp di kanan kiri tubuhnya yang jangkung dan bidang.

Ah, laki-laki itu.

Otakku secara otomatis membayangkan kejadian pada saat di cafe beberapa hari yang lalu, lucu juga.

Messy Peachy | JJK KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang