7. Should We?

750 143 19
                                    

Saat ini Eunwoo tengah menunggu Moonbin berbicara. Mereka telah berpindah tempat. Moonbin mengajak Eunwoo menuju rooftop agar dapat berbincang lebih leluasa.

Sembari menunggu Moonbin yang tak kunjung mengangkat suara, mata Eunwoo menyusuri pandangan ke sekitar. Awalnya Eunwoo tak menyangka bahwa Moonbin mengajaknya menuju rooftop secara tiba-tiba setelah mendengar penuturan pria tersebut mengenai mengapa ia mendirikan sebuah kafe yang bertemakan patah hati.

Dan Eunwoo hanya mengikutinya saja. Saat membuka pintu menuju rooftop pun Eunwoo langsung berdecak kagum melihat pemandangan langit malam yang berhadapan langsung dengan gedung pencakar langit yang mengapit di sekitar kafe. Tanaman yang memenuhi sudut pemisah antara pagar dan udara serta ada beberapa scent candle juga yang sengaja diletakkan diatas meja kecil sehingga menambah kesan nyaman jika berada disini.

Ia berani bertaruh siapapun yang pernah menyakiti hati lelaki didepannya ini adalah orang yang sangat bodoh. Buktinya ia menyia-nyiakan pria manis nan romantis seperti Moonbin. Bahkan pria tampan tersebut memiliki sense of aesthetics yang sangat luar biasa terlihat dari berbagai design eksterior maupun interior kafe miliknya yang benar-benar menakjubkan.

Pandangan keduanya kini kembali bertemu. Mereka duduk berhadapan. Eunwoo mengulum bibirnya sesaat hingga suara Moonbin akhirnya memecah keheningan mereka berdua. "Basically, sebenarnya cerita kau dan aku hampir sama. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri bahwa kekasihku usai bercinta dengan sahabatku sendiri. Terlihat beberapa bekas hickeys di lehernya."

Great, awalan yang bagus karena Eunwoo merasakan dadanya berdenyut kala mengingat kembali kisah percintaannya bersama sang mantan kekasih. Tapi Eunwoo tidak menyangka jika kisah percintaan Moonbin lebih menyedihkan. Bahkan Eunwoo tak bisa membayangkan jika melihat kekasihnya bercinta dengan sahabat sendiri walau kenyataannya Eunwoo hampir saja menyaksikan Mingyu hampir bercinta dengan sahabatnya.

"Namun bedanya dia-lah yang langsung pergi meninggalkanku setelah aku mengetahui apa yang diperbuatnya selama ini dibelakangku. Dan mirisnya, dia pergi tanpa ada kata maaf ataupun selamat tinggal. Meninggalkan aku sendiri bersama kenangan-kenangan kami berdua yang awalnya sangat manis kini berubah menjadi pahit dan kelam."

Suara Moonbin terdengar lemah dan sendu. Sorotan matanya tersirat duka yang amat dalam dan menyakitkan. Namun Eunwoo hanya terdiam mendengarkan semua kisah Moonbin meski banyak pertanyaan yang ingin dilontarkannya sekarang mengenai perasaan serta kondisi pria didepannya saat ini.

"Aku tidak pernah membencinya walaupun ia telah menghancurkan hatiku. Aku hanya ingin mengetahui alasan mengapa ia tega berbuat seperti itu padaku."

Eunwoo tidak tahu apa yang dilakukannya ini benar atau tidak tapi tangannya seperti bergerak sendiri mengusap lembut tangan Moonbin yang berada diatas meja kecil dihadapan mereka berdua.

Moonbin menatap tangan Eunwoo yang kini berada diatas tangannya. Perlahan senyum tipis melengkung dibibirnya. Ia kembali menatap Eunwoo yang kini menatapnya sedih. Bahkan ia melihat ujung mata pria didepannya terlihat berair. Pria tersebut menangis tanpa ia sadari saat mendengar cerita Moonbin.

Moonbin melepaskan genggaman tangan Eunwoo dan kini beralih berjongkok dihadapan pria bersurai hitam tersebut sembari menangkup kedua pipi Eunwoo. Moonbin menghapus airmata Eunwoo.

Dan tanpa disangka, airmata Eunwoo malah semakin mengalir deras. Hidungnya sedikit memerah dengan bibir yang dilengkungkan kebawah. Melihat hal tersebut sontak membuat Moonbin terkekeh. "Bukankah seharusnya aku yang menangis huh? Mengapa kini kau yang menangis?" Ujar Moonbin dengan tangan yang masih setia menghapus pelan likuid bening yang mengalir pada kedua pipi mulus Eunwoo.

Eunwoo menggelengkan kepalanya lucu. Ia menepis pelan tangan Moonbin dan mengusap kasar airmatanya yang sialnya susah berhenti. "Tidak ada. Aku hanya kelilipan." Elaknya yang mana membuat Moonbin semakin tertawa.

Moonbin menggusak hangat surai Eunwoo. "Kau sangat lucu dan menggemaskan."

Mendengar ucapan Moonbin tersebut sontak membuat Eunwoo menunduk. Rona merah menjalar pad kedua pipinya hingga ke telinganya. Kembali membuat Moonbin tertawa kali ini cukup keras. "Tuh kan kau sangat lucu sekarang."

Tangan Moonbin dengan nakalnya mencubit gemas pipi Eunwoo yang memerah hingga membuat Eunwoo meringis. Melepaskan tangan Moonbin, Eunwoo mengusap pipinya yang menjadi bahan cubitan. "Kau menyebalkan, Moonbin-ah."

Eunwoo tidak menyadari bahwa dirinya kini tengah dalam pose merajuk dengan bibir yang dicebikkan. Moonbin yang tidak kuat lagi melihat tingkah lucu Eunwoo kini merengkuh tubuh ramping Eunwoo ke dalam dekapannya. Kekehan pelan mengalun merdu ditelinga Eunwoo.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu menangis. Aigoo aku hanya bercerita padahal."

Eunwoo menepuk pelan punggung Moonbin sebagai balasan perkataan yang Moonbin lontarkan tapi tak berniat melepaskan pelukan pria tersebut. Ia malah semakin menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Moonbin yang menguarkan aroma citrus menenangkan.

Cukup lama keduanya berpelukan tanpa ada suara. Moonbin melepaskan pelukan keduanya dan kembali mengusap bekas airmata Eunwoo. Mata keduanya saling beradu. "Eunwoo-ah." Panggil Moonbin.

"Hm?" Eunwoo hanya bergumam tanpa melepaskan pandangannya. "I know it may sounds weird cause we just met a few days ago, but." Ada jeda di akhir kalimat Moonbin.

Moonbin menatap Eunwoo serius sementara Eunwoo menatapnya bingung. "But?"


"Aku rasa aku tertarik padamu, Eunwoo-ah."


Perkataan Moonbin membuat Eunwoo terkejut dan mencoba melihat kebohongan dari tatapan pria tersebut namun nihil. Ia hanya melihat pancaran keseriusan dari sorot mata Moonbin. Senyum manis mengambang dibibir Eunwoo.

Ia menganggukkan kepalanya. "Aku juga tertarik padamu, Moonbin-ah."

Moonbin juga tak kuasa menahan senyum. Debaran didadanya terasa berisik dan menyesakkan namun Moonbin menyukai sensasi tersebut. "So, should i try to heal you? No, i mean, should we try to heal each other?"

Eunwoo kembali menganggukkan kepalanya semangat. "Yeah, we should."

Dan Moonbin kembali merengkuh Eunwoo ke dalam dekapan hangatnya. Sementara Eunwoo membalas pelukan Moonbin dengan erat.






















FIN





























Ga deng TBC :'V












Lolol pengen tau aja gimana respons kalian gitu :'3

ini mana vommentnya makin berkurang kan sedih akutuh .-.

Cafe For a Broken Heart - 비누Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang