53

39 1 0
                                    

"Hmm iya dah.. " pasrahnya.

"Gas, kamu Dan sasa tidur aja. Biar aku sama arjun jaga kalian. " pinta lita.

2 Hari kemudian..

Akhirnya Hari Yang aku Dan rahmat tunggu datang juga, aku sedang berada di kamar dengan mama Nike Dan bunda.

"Duh anak mama cantik yaa" puji mama Nike.

"Ya siapa dulu bundanya.. " ledek bunda.

"Hmmm.. Udah udah, ini sasa mau selesai dandannya. Kalau selesai segera turun ya, tamu sudah nunggu." Jelas papa.

Kami pun sudah selesai dan segera keluar menuju ruangan tunangan. Disana sudah banyak orang, terlebih lagi aku menjadi sorotan semua orang. Acara pun telah dimulai.

"Wah, cantik sekali tunangannya. "

"Cocok mereka berdua. "

"Mewah sekali acaranya. "

Dan masih banyak sekali komen komen tamu.

"Para hadirin sekalian, sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kehadirannya semua. Dan sekarang kita sudah di penghujung acara, yaitu tukar cincin. Mari kita sambut kesya dan rahmat. " ucap papa rahmat. Aku dan rahmat segera menuju Ke utama.
Acara sudah selesai, aku merasa capek. Aku berjalan menuju kamar, saat aku sudah dikamar, aku melihat kak ian yang lagi senderan di ujung ranjang, akupun segera menghampirinya.

"Kak, kak ian ngapain disini? " tanyaku. Namun, kak ian langsung memelukku.

"Yang maafin aku. " ucap kak ian.

"Maaf kenapa? " tanyaku.

"Soal dirumah itu, maafin aku. Aku nggak mau putus sama kamu...hiks.. Hiks.." jawabnya sambil nangis.

"Sudahlah kak, kita jalani aja. Kita ditakdirkan sebagai kakak beradik, dan sayang kakak aku anggap hanya atas dasar aku adek kak ian. " jelasku.

"Baiklah aku mengerti, aku hanya ingin kamu tahu. Aku masih sayang dan Cinta sama kamu sa, dan kakak doain kamu bahagia sama Rahmat. " ucap kak ian sambil pergi.

"Kakak mau kemana? " tanyaku. Namun, tidak dijawab. Akupun langsung berganti pakaian biasa lalu aku tidur.

Kak Ian.

Aku saja yang terlalu bodoh! I hate.

Akupun langsung keluar dari kamar sasa, saat aku mau menuju pintu rumah. Aku melihat Rahmat sedang berbincang sama yang lain, aku pun segera menariknya.

"Eh ada apa si kak! " tegasnya.

"Aku mau ngomong. " jelasku. Aku sudah berada di tempat yang tepat. "Mat, kamu sayang dan Cinta banget sama sasa kan?" tanyaku.

"Ya iyalah. Oh ya, kamu nggak cemburu gitu? Ya secara lo kan pacarnya. " ketusnya.

"Kalau kamu sayang dan Cinta dengan tulus, jaga sasa. Aku titip ke kamu dan bilangin ke sasa, mobil yang di jkt itu punya sasa. " jelasku. Akupun langsung pergi meninggalkan rumah, dan berjalan menuju ke taman. Tidak sengaja tanpa ku berhati hati, di sebelah kanan ada mobil yang kecepatannya tinggi.

Brakkkk... Brukkk.. Kkk..

Lita.

Aku pergi dari acara karna ingin keluar sebentar, saat aku berjalan perlahan aku melihat seorang pria yang jalannya tanpa kesadaran. Aku melihat mobil yang kecepatannya sangat tinggi langsung menabrak pria itu.

Brakkk...

Akupun langsung menghampiri nya, sontak aku kaget. Ternyata ini kakak nya sasa, aku langsung menelfon ambulans.

20:15

Aku mencoba menghubungi sasa, tapi kenapa tidak bisa, akupun langsung menelfon bagas.

Lita & bagas

"Gas"

"....."

"Kak ian kecelakaan, dan sekarang masih koma. "

"......"

"Iya. "
Akupun langsung mematikan telfonnya. Aku menunggu kedatangan mereka, tak lama kemudian mereka muncul.

"Gimana dengan keadaan kak ian lit?" tanya sasa sambil mencengkram bahuku.

"Aaa--" belom sempat aku menjawab. Dokter pun keluar dari ruangan.

"Dok gimana dengan anak saya? " tanya mam sasa sambil menangis.

"Dok gimana dengan ian? Jawab dok! " kata Arjun.

"Maaf saya nggak bisa selamatin ian. " jelas dokter.

"Dok, nggak mungkin dok. " ucap Rahmat dan semua. Aku melihat sasa yang langsung masuk kedalam ruangan.

Sasa.

"Kak bangun kak...!! Jangan tinggalin sasa.. Hiks.. Hiks... Kak bangun. Sasa janji nggak tinggalin kak ian lagi.... Hiks.. Hiks.. " deruku.

"Ian bangun ian, maafin papa sama mama. " ucap mama sasa.

"Ma sudahlah, kita ikhlasin. " ucap papa sasa.

"Jeng sudah, ayo kita tenangin diri dulu. " ucap mama Rahmat.

"Sudah sa, ayo kita keluar dulu." ucap Arjun sambil memelukku. Akupun keluar dari ruangan, sedangkan papa sedang mengurus administrasinya.

Rahmat.

Aku benci dengan hal ini, harusnya aku yang mencoba menguatkan sasa, kenapa Arjun. Aku pun segera menelfon tomy untuk mempersiapkan pesawat pribadinya. Sesudah itu, tak lama kami menunggu. Pesawat pun datang.

Cahaya Cinta Seorang Wanita Biasa❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang