“Appa pt.2”
🎞Jaemin terbangun dengan perasaan lebih segar dari beberapa malam terakhir. Tapi dia terbangun dengan sisi ranjangnya yang kosong. Tidak ada Jeno atau Jisung di sana.
Dia menyingkap selimutnya lalu turun dari ranjang, dan bergegas ke kamar mandi, untuk mencuci muka dan membersihkan diri.
Setelah itu, ia pergi ke dapur tetapi sebelumnya ia sempatkan untuk berbelok untuk memeriksa kamar lain, kamar Putranya.
Dan disana, ia melihat dua orang kesayangannya tidur nyenyak di ranjang kecil. Dengan Jisung berbaring pulas di atas dada Jeno. Tak lupa, noda air liur Jisung juga sudah tergambar di seluruh piyama Jeno.Jaemin tersenyum cerah, lalu dia menutup pintu dengan hati-hati, dan melanjutkan langkahnya ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Saat itu masih jam enam pagi, bahkan sinar matahari masih malu untuk mengintip melalui tirai yang tertutup.
Tidak lama setelah itu, sarapan hangat sederhana sudah selesai disajikan di atas meja makan. Jaemin tersenyum puas memandangi hasil masakannya.
Setelahnya, ia mengangkat gelas berisi teh jasmine dan menyesapnya perlahan sembari melemparkan pandangannya ke luar jendela. Sinar matahari musim gugur berseri-seri dengan angin yang berhembus sepoi-sepoi, membawa aroma pinus, membuat Jaemin merasa lebih nyaman dan segar dipagi hari ini.
Jaemin meletakkan gelas tehnya kembali ke atas counter, lalu berjalan lebih dekat ke jendela. Sesampainya disana, Ia menutup mata dan mengambil napas dalam-dalam,
“Good morning, Mark hyung...”
🎞
“Appa...” samar terdengar sebuah rengekan dari arah pintu dapur. Jaemin berbalik dan melihat Jisung sudah ada di sana, menggosok matanya yang masih tertutup dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memeluk plushie doggie-nya.
“Selamat pagi, Baby.” Jaemin mengangkat Jisung dan membawanya ke kursi, lalu membawanya duduk diatas pangkuannya.
“Appa, macih cakit?” tanya Jisung dengan wajah yang masih mengantuk.
Jaemin menggelengkan kepalanya, “Tidak, Sayang.”
Jisung mengedipkan matanya dengan cepat lalu dia tersenyum lebar, “Jangan cakit dan nangish lagi ya Appa...”
“Ooh..Baby. Appa berjanji tidak akan sakit dan menangis lagi.”
“Pwomish?”
“Yes, I promise.” jawab Jaemin sambil dengan gemas mencubit pipi Jisung.
“Lalu, mana kwiss untuk Isung?”
Jaemin tertegun sejenak, “Jisungie...”
Jisung memiringkan kepalanya, menatap Jaemin tanpa berkedip, “Yesh, Appa?”
“Tolong, berhenti bertingkah seperti Daddymu.”
🎞
“Ya, dia sudah merasa lebih baik pagi ini.” Jeno berbicara dengan pelan di telepon sembari sesekali melirik Jaemin yang sibuk berdebat tentang sesuatu dengan Jisung di dapur.
“Senang mendengarnya, Jeno-ya. Tapi, berhati-hatilah, awasi dia. Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Jauhkan dia dari hal-hal yang bisa menjadi pemicu episode-episodenya, dan harap diperhatikan Auditory Hallucinations-nya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGA
Fanfic【COMPLETED】 【BAHASA】 【The 2ⁿᵈ book of Memories Saga】 Bagaimana keseharian dari keluarga kecil Lee di Kanada? Heboh? Sedih? Senang? Penuh keributan? Semuanya benar! Ini adalah kelanjutan dari buku The Lost Memories, yang akan menjadi perjalanan Jaem...