Selesai shalat subuh. Syakira kembali ke rumah sakit. Di depan ruang Syahirah dirawat tidak ada siapa-siapa. Sepi. Syakira melihat keadaan Syahirah melalui jendela. Syakira menatap Syahirah dengan tatapan sedih karena kondisi perempuan itu masih sama kayak kemarin.
Syakira sudah mengambil keputusan. Setelah beberapa menit melihat keadaan Syahirah melalui jendela, Syakira pergi menemui dokter yang bertanggung jawab atas Syahirah.
Syakira tahu ini masih terlalu pagi. Bahkan matahari belum menampakan dirinya di langit. Syakira berharap dokternya masih berada diruangannya. Syakira mengetuk pintu sebelum masuk.
"Iya, silakan masuk!" Suara dokter terdengar dari dalam ruangan. Syakira perlahan membuka pintunya dan menutupnya kembali. Dokter yang sedang memeriksa nama-nama pasien yang akan ditangani pun beralih menatap kearah Syakira yang masih berdiri di dekat pintu.
"Ya, ada apa?" Dokter itu bertanya. Syakira menuliskan sesuatu dibuku catatannya dan merobeknya. Lalu diberikannya ke dokter tersebut. Dokter menerimanya dan membacanya.
"Kamu tidak bisa berbicara?" kata dokter tersebut setelah membaca tulisan Syakira. "Kamu yakin? Apa kamu sudah membicarakannya dengan keluarga kamu?" Dokter bergender perempuan itu pun bertanya. Syakira mengangguk.
"Baik. Tapi, sebelumnya kamu harus mengisi form terlebih dulu. Setelah itu, kamu harus di periksa kesehatan jantungmu terlebih dulu." kata dokter lagi. Syakira mengangguk. Setelah itu, Syakira keluar dari dalam ruangan untuk mengisi form dibagian administrasi.
***
Pagi-pagi sekali Reno sudah datang ke rumah sakit. Kali ini Reno tidak sendiri, melainkan bersama sang istri. Anaknya sengaja tidak ia bawa. Reno titipkan bersama mertuanya yang saat ini sedang menginap dirumah untuk membantu mengurusi anaknya yang baru saja lahir satu minggu yang lalu.
Azki terlihat sangat berantakan sekali. Dari kemarin ia belum pulang untuk sekedar mandi. Azki masih setia menemani Syahirah dirumah sakit hingga perempuan itu menyadarkan diri. Tapi, kondisi Syahirah dari kemarin masih sama. Belum menunjukkan perubahan. Sampai sekarang Azki juga belum melihat Syakira dari semalam.
Azki tidak tahu-menahu soal Sykira pergi ke rumah pamannya. Yang Azki tahu, semalam Syakira pamit pulang ke pondok. Katanya, ingin mengambil beberapa baju. Hanya itu yang diketahui Azki. Dan semalam orang tua Aldo datang sebentar hanya untuk melihat kondisi Syahirah sebelum Azki menyuruh keduanya untuk pulang saja, beristirahat dirumah.
"Azki, lebih baik kamu pulang saja ke rumah. Kamu terlihat sangat lelah. Dari kemarin kamu juga belum mandi, kan? Lebih baik kamu pulang lalu mandi, setelah itu istirahat. Biar kak Farah yang jaga Syahirah," kata Farah ramah. Ia kasihan melihat wajah lelah Azki dan merasa kasihan.
"Enggak apa-apa nih, kak kalau saya pulang?" Azki balik bertanya. Farah mengangguk. "Tapi saya enggak enak kalau harus pulang. Saya merasa bertanggung jawab dengan Syahirah," kata Azki lagi. Reno saat ini sedang pergi ke ruangan dokter.
"Azki, kamu dari kemarin sudah menjaga Syahirah. Dan itu sudah cukup membuat kamu bertanggung jawab, kok." kata Farah. "Kalau kamu sudah istirahat, tidur yang cukup. Kamu ke rumah sakit saja lagi. Yang penting kamu pulang dulu, istirahat. Kamu butuh tidur, Azki." tambah Farah.
"Kalau gitu, saya pamit pulang dulu ya kak? Assalamu'alaikum," Azki pergi meninggalkan Farah sendirian di depan ruang rawat Syahirah.
Tidak lama kemudian Reno datang dengan wajah terlihat senang dan lega. Beban pikirannya terasa lebih ringan. Karena Reno baru saja dapat kabar kalau Syahirah sudah mendapatkan pendonor jantung yang cocok dengan jantung Syahirah. Selain itu, Syahirah juga sudah bisa di operasi nanti sore. Kebetulan dokter spesialis bedah jantungnya lagi bertugas dirumah sakit tempat Syahirah dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahirah 2: Aldo ✔
RomanceJodoh itu rahasia Allah. Jika memang Allah sungguh menakdirkan kita untuk bersama. Percayalah, suatu saat nanti kita akan dipertemukan kembali dan akan hidup bahagia bersama. Seperti nabi Adam dengan Siti Hawa yang dipertemukan kembali setelah sekia...