Seorang pria menjejakkan kaki melewati metal detector di bandara. Aura kuatnya mau tak mau menghipnotis petugas bandara yang memeriksa nya. Tatapan penuh puja terlempar ke arahnya dari segala penjuru. Tapi pria itu tak bergeming. Ia mengabaikan sekitarnya dengan sikap acuhnya. Dengan kacamata hitam yang menutupi matanya, tak ada seorang pun yang bisa membaca apa yang dipikirkan pria itu.
Dengan gerakan luwes oleh otot tangannya yang kuat, ia mengangkat ransel besarnya. Ia tak melihat sekitarnya dan langsung melangkah pergi setelah pemeriksaan selesai. Tatapannya lurus ke depan. Gerakan tubuhnya begitu tenang. Seolah mampu mengomando orang disekitarnya untuk menyingkir dari jalurnya.
Dengan tenang ia menunduk, melihat jam yang melingkar di tangannya. Decak kecil yang hampir tak terdengar lolos dari bibir tipisnya. Ia memandang sekitarnya dengan tatapan menyelidik. Mencari orang yang ia tunggu untuk menjemput nya.
Buk! Sebuah tinjuan pelan menimpa punggung pria itu.
"Welcome home, Lee Taeyong!"
#Gadis itu menutup kedua matanya erat-erat saat mobil melaju kencang seolah tak memiliki rem. Kedua buku jarinya memutih akibat genggaman kuatnya di kursi penumpang. Tubuhnya bergetar ketakutan.
Brak!
Mobil berhenti tepat satu meter dari jurang yang dalam. Dengan tergesa dan tangan gemetaran, gadis itu berusaha melepas kaitan seatbelt nya. Namun kaitan itu tak kunjung lepas. Yang ada jarinya semakin bergetar tak terkendali.
Pintu mobil di sampingnya tiba-tiba terbuka dengan kasar. Sepasang tangan dengan lembut merengkuh tubuh gadis itu.
"Shhhh. Tidak apa-apa, Jisoo. Kau tidak apa-apa. Semua baik-baik saja," bisik pria berjas itu dengan lembut.
Tubuh gadis itu bergetar hebat akan rasa takut yang menelusupi tiap relung tulangnya. Ia tidak pernah merasakan ketakutan seperti hari ini. Saat mobil yang ia tumpangi mengalami rem blong dan hampir masuk ke jurang.
"Tuan Kim?" Seorang pria yang merupakan bodyguard mendekati Lee Myungsoo.
"Jisoo tidak apa-apa. Tolong selidiki hal ini dan perketat penjagaan," kata Myungsoo dengan tegas.
Myungsoo kembali merengkuh tubuh Jisoo setelah melepas seatbelt. Ia menarik Jisoo keluar dari mobil dan masuk ke mobil berbeda yang diparkir sembarang di kelokan jalan.
"Shhh. Kau kuat Jisoo. Kau adikku yang kuat. Kau tidak apa-apa," bisik Myungsoo dengan nada lembut. Berusaha menenangkan adik angkatnya itu.
"Sangat mengerikan," bisik Jisoo dengan suara pelan.
"Aku tahu. Ini baru awal. Kau tahu jika hal ini akan terjadi saat kau menyetujui keinginan ayah bukan?"
"Aku tahu tapi...."
#"Lee Myungsoo?"
"Ya, CEO LK (read : EL KEY) Enterprise adalah Lee Myungsoo. President Director nya masih dipegang oleh Kim Joongki. Saham terbesar dimiliki Kim Joongki 30%, Myungsoo 25%, Chaewon-istri Kim Joongki 10%, dan 10% lagi di pegang anak mereka Kim Jisoo. Sisanya disembunyikan. Tidak tertulis siapa pemiliknya, hanya ada record Lee 25%."
"Hmmm jadi itu perusahaan keluarga?"
"Ya. Dan Myungsoo adalah kakakmu, Taeyong. Bukankah kau merasa terkhianati dengan sikap kakakmu itu. Dia mendekati pembunuh orang tuamu hanya untuk saham sekecil itu."
Taeyong terdiam. Mata tajamnya masih memandang foto Myungsoo dengan tatapan tak terbaca. Di satu sisi ia senang melihat kakaknya baik-baik saja. Di sisi lain ia marah dengan pilihan kakaknya mendekati keluarga pembunuh itu. Di saat ia harus berusaha keras untuk hidup, justru kakaknya dengan senangnya hidup bergelimang harta.
Harta yang harusnya menjadi miliknya juga. Karena LK Enterprise adalah perusahan keluarga yang didirikan oleh Lee Jaejoong dan Kim Joongki. Tapi Kim Joongki yang serakah itu justru merebut semuanya. Dengan membunuh keluarga Lee, kedua orang tua Taeyong.
Dan dengan busuknya mereka mengambil Myungsoo setelah membuang Taeyong.
Kebencian itu sangat besar di hati Taeyong hingga ia tak bisa tenang jika dendamnya belum terbalas. Sebelum keluarga Kim hancur sehancur-hancurnya.
"Terima kasih, Paman Park. Aku akan menghubungi mu jika rencana ku berhasil," kata Taeyong singkat. Ia segera keluar dari ruangan Park Yoochun dengan dokumen tebal di tangannya.
"Tak ku sangka bocah itu masih sebodoh dulu. Ini sesuai rencanaku."
#
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄
KAMU SEDANG MEMBACA
Undercover Revenge
RomanceSaat pembalasan dendam lebih utama dibanding segalanya, termasuk cinta. Cinta yang datang di waktu yang salah, dan pada orang yang salah.