PROLOG

5.8K 507 127
                                    

Halloha gaes, Vee kembali lagi dengan cerita baru.
Jujur, Vee suka banget sama cerita tentang kematian. Dan ya, ini udah cerita kedua yang aku bikin bertema kematian.

Sekarang, aku mencoba untuk menulis fanfiction dengan tokoh bias ultimate aku di BTS.

Min Yoongi, a.k.a Suga.

Cerita ini akan kusajikan dengan adegan action di dalamnya, juga ada serbuk-serbuk fantasi wkwkw, dan jangan lupakan poin pentingnya kisah romansa.

Aku merasa sangat bahagia jika ada pembaca aljabar yang juga ikut membaca cerita ini. Dengan banyak perjuangan, aku nggak pernah bikin cerita action sebelumnya, oleh karena itu pas aku bikin adegan actionnya susah banget sampai ngestuck beberapa hari.

Tapi Alhamdulillah, sekarang aku udah agak bisa, aku akan belajar lebih banyak lagi untuk menyajikan konten bacaan yang menyenangkan untuk kalian. Aku janji untuk itu :)

Tentu saja cerita ini Fanfiction.

Semua yang tersaji di dalam murni dari imajinasi aku sendiri, tidak ada plagiat atau menjiplak karya orang lain.

Hanya saja, cerita ini terinspirasi dari drama Korea Legend of the blue sea dan The k2.

Aku tidak mengambil alur cerita mereka. INGAT, aku hanya terinspirasi dari drama itu.

PENTING

Dalam satu chapter terdapat 5000 sampai 7000 words, gila? Yaiya. Aku nggak mau bikin banyak chapter. Jadi, aku harap kalian enjoy dalam membaca, nggak kan bosan kok hehe.

Jangan lupa vote sama komen, masukkan ke perpustakaan kalian dan tunggu chapter demi chapter yang akan aku publish.

Aku akan update sebanyak 1 kali dalam 2 hari.

So, thanks.

Instagram : @windyvee

🇰🇷🇰🇷🇰🇷

"Inside the ocean, there is a creature to come. Are you afraid?"

==

SUARA himbauan dari pramugari tidak dia hiraukan, lelaki dengan surai cokelat itu tampak sibuk dengan sambungan ponselnya. Beberapa petugas pesawat sudah mencoba untuk menghentikan kegiatannya tersebut karena pesawat akan lepas landas sebentar lagi.

Tidak ada yang mampu melarang sosoknya, lelaki dengan umur genap dua puluh enam tahun itu seakan tidak peduli dengan lingkungan. Baginya, liburan selama tiga minggu itu tidak ada artinya, sekarang dia harus kembali ke negara asal untuk menjalankan beberapa misi.

Lelaki itu tersenyum miring, menjilati anak bibir bawahnya kemudian menghela napas. Rekan sama gilanya tersebut tengah berbicara tentang misi baru. Oh, bukan misi, tetapi para konglomerat Korea tengah membutuhkannya, orang bermandikan uang itu ingin menulis takdir baiknya.

"Berapa bayaran yang mereka sepakati?" tanya lelaki itu, sekarang dia dengan berani menyalakan sebatang rokok.

"Sangat fantastis, aku rasa kita bisa membeli negara ini kalau terusan mendapat bayaran sebanyak itu." orang yang ada di balik sambungan telepon itu pun menjawab.

The Death Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang