Part 01

291 54 4
                                    

Jam berdentang sebelas kali tepat ketika Nadine selesai merapikan meja dan kursi di cafe universe. Seperti biasa, ia segera mengganti seragam pegawainya dengan pakaian biasa sebelum pulang.

TING!

Ia menoleh kearah ponselnya yang menyala dengan sebuah notifikasi yang terpampang pada layarnya.

“Kak Kun?” ia bergumam menyebut nama sahabat sekaligus kakak tingkatnya di kampus. “Tumben.”

From: Kun gege
Aku didepan cafe. Pulang bareng, ya?

Jemari Nadine dengan sigap mengetik pesan balasan untuk Kun. Walau dengan perasaan sedikit heran karena lelaki berdarah China itu tahu kalau ia belum pulang bekerja tentunya.

To: Kun gege
Oke. Tunggu bentar lagi.

Tanpa menunggu balasan dari Kun, Nadine memasukkan ponselnya kedalam saku hoodie hitam andalannya dan keluar dari pintu belakang cafe.

Tok tok tok!

Merasa ada yang mengetuk kaca jendela mobilnya, Kun segera menurunkan kaca dan menyuruh Nadine untuk naik ke mobilnya.

“Kun gege!” sapa Nadine antusias setelah melemparkan tasnya ke kursi belakang. “Kok tau aku disini?”

Kun hanya mengangkat sebuah flashdisk biru dengan gantungan miniatur lightstick EXO sebagai jawabannya. “Aku mau balikin ini, tapi waktu aku ke flat mu masih kosong. Kata Winwin kamu kerja disini sampe malem, jadi ya, aku disini.”

“Ah iya flashdisk! Sayang Kun gege!” Nadine membuat finger heart dengan tangan kanannya sebelum mengambil benda kecil itu dari tangan Kun. “Kok tumben jam segini masih diluar?”

“Diajak nongkrong. Biasa, mumpung besok libur.”

Nadine hanya ber-oh saja. Kebiasaan.

“Mau makan?”

“Bilang aja Kun ge laper, kan? Pasti pas nongkrong cuma nyemil pisang bakar doang. Eh ngga, palingan cuma makan kacang.”

Sebuah jitakan mendarat dengan mulus diatas dahi Nadine, “Ngarang ya kamu. Fast food mau?”

“Ngikut aja. Kalo udah laper semua juga bakal dimakan.”

“Laper apa doyan.” gumam Kun.

“Gege ngomong apa?”

“Eh, ngga! Gege udah laper!” Kun cepat-cepat menyalakan mesin mobilnya. Salah satu contoh calon tipe suami takut istri. “Mau dengerin radio?”

“Boleh, daripada ketiduran.”

Sebelah tangan Kun berusaha menyalakan radio mobil dan mencari frekuensi yang tepat. Sementara itu Nadine hanya sibuk memainkan gantungan lightstick yang bisa dinyalakan seperti senter.

“Berita hits malem ini, wih, banyak banget nih yang kirim sms soal berita superhero misterius kita, si Violet.”

“Wah, asik nih. Jadi buat yang belum tahu–”

Kun hendak kembali mengganti gelombang radio saat Nadine menahannya, “Jangan, aku mau denger.”

“Kak, gue penasaran siapa sih si Violet itu.”

“Siapa sih yang ngga penasaran sama sosok dibalik masker item itu? Walau cuma sekilas aja tapi menurut gue dia cantik.”

“Semua perempuan elu bilang cantik.”

“Yakali gue bilang dia ganteng, serem yang ada.”

Nadine masih sibuk mendengarkan komentar yang dikirimkan oleh para pendengar radio tentang dirinya. Dengan diselingi beberapa gurauan dari penyiar, ia dapat menyimpulkan kalau kebanyakan komentar berisi orang-orang yang penasaran akan sosok dibalik nama Violet dan pujian terhadapnya.

“Dari vi021. Kak, kira-kira si violet itu gabung sama anak NCT ngga ya?”

“Tanyakan pada rumput yang bergoyang, soalnya kan sejauh ini kalo dari masyarakat loh ya, anggota NCT itu cowo.”

“NCT, huh?” ucap Nadine pada dirinya sendiri. “Maaf, tapi aku mau gini aja.”

“Kalo kamu cowo bisa kali gabung NCT.” ucap Kun santai. Sedikit info, Kun adalah salah satu dari sekian orang yang mengetahui fakta bahwa Nadine Cho adalah sosok yang sama dengan Violet. Hal itu terjadi secara tidak sengaja saat Nadine menolongnya dari sekelompok preman yang menodongnya. Kun selamat, tapi tidak dengan Nadine. Ia harus mengalami luka goresan pisau –yang sayangnya cukup dalam–, pada dahinya yang menyebabkan dirinya kehilangan kesadaran. Kun, sebagai warga yang baik, tentu menolong gadis itu. Dari sanalah awal mereka bersahabat seperti sekarang.

“Aku kan cowo.” gurau Nadine dengan merendahkan suaranya. “Ngga tau ya kalo namaku yang bener itu Nadhif?”

“Kamu cowo?!” wajah Kun terlihat panik bahkan nyaris membanting setir saking kagetnya.

“Ya ngga, lah!” tawa Nadine pecah melihat reaksi Kun yang bisa sampai sebegitu paniknya. “Heran, gampang banget dikibulin.”

“Ga jadi traktir.”

“Canda doang ih. Kun ge, traktir ya?” Nadine berusaha memancing Kun dengan bertingkah sok imut padahal didalam hatinya ia juga merasa geli. “Kun ge, nanti boleh seminggu main sama Catty di flat. Ya ya ya?”

“Oke!” wajah Kun kembali cerah seketika. Catty adalah seekor kucing berwarna oranye milik Nadine yang sudah ia pelihara sejak setengah tahun yang lalu, atau tepatnya sejak ulang tahun Nadine yang ke sembilanbelas.

“Dih, begitu boleh main sama Catty aja langsung seneng.”

“Biarin. Kita udah sampe. Yuk.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Part pertama masih belom ada apa-apanya ya, masih pemanasan dulu. Takutnya cedera nanti kalo ngga ada pemanasan.

Salam dari Kun ge yang panik ngirain Nadine cowo.

Salam dari Kun ge yang panik ngirain Nadine cowo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. Wayv official on Twitter

Violet || NCT OT18 [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang