31

16.3K 311 31
                                    

Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja arlan mengajakku kesebuah bukit tinggi dengan pemandangan malam yang sangat indah.

Tahu kenapa aku sangat terkejut arlan mengajakku ketempat seperti ini? Karena ini pertama kalinya bagiku diajak nya pergi keluar dan jauh dari lingkungan rumah.

Karena selama setahun lebih kita saling mengenal, aku hanya berkencan dengannya di mall, apartemennya, rumahku, bahkan lebih mengenaskannya dirumah sakit tempat kerjanya.

Arlan terlalu sibuk, aku pun juga harus mengerti dan menerima konsekuensi ini dengan lapang dada.

Dan saat ini entah roh apa yang sedang merasuki tubuh arlan. Tiba-tiba saja aku merasa dia sudah sangat siap.

Aku merasa dan bahkan sangat yakin dia akan melamarku saat ini.

Arlan menggenggam tanganku erat, dia memintaku untuk melihat pemandangan indah dilangit itu.

"kamu tahu kenapa aku sengaja mengajak kamu kesini?"

Aku menggeleng pelan "enggak"

"karena aku mau menunjukkan ke kamu bahwa tidak hanya tempat ini. Tidak hanya pemandangan ini yang akan aku tunjukkan ke kamu. Kamu harus bersiap, akan ada banyak lagi pemandangan menakjubkan diluar sana yang akan aku kasih unjuk ke kamu. Hanya kamu. Hanya dengan kamu aku ingin menunjukkannya"

Aku tidak tahu sejak kapan mulut arlan bisa semanis ini. Tapi aku tidak bisa lagi menyembunyikan perasaan haru ku. Aku tidak bisa menahan air mata ku yang keluar dengan sendirinya.

Oh Tuhan aku bahagia...
Aku tidak tahu lagi bagaimana caraku berterima kasih pada Tuhan.
Hanya dengan mengenal arlan saja sudah membuat ku bahagia. Tapi Tuhan menambahkannya dengan cara yang tidak biasa. Perjodohan, cemburu, dan cinta yang alami yang membuat kami menyatu.

Aku tidak pernah sekalipun membayangkan bisa memiliki arlan. Dia adalah sosok laki-laki yang terlalu sempurna untukku.

Tapi saat ini, didepanku ini, laki-laki yang membuatku terpana pada pandangan pertama mengungkapkan perasaan cintanya pada ku dengan sangat indah. Betapa beruntungnya aku bisa dicintai laki-laki seperti arlan.

"hey, kenapa kamu nangis?" tanya arlan sambil mengusap air mata di wajahku.

Aku menggeleng cepat. Bukannya menjawab pertanyaannya, aku justru semakin menangis kencang.

Aku bisa melihat betapa paniknya arlan. Dia menarik tubuhku kepelukannya. Dan mendekapku dengan sangat erat.

"sayang aku kan belum selesai ngomong, kenapa kamu udah nangis kejer sih" gerutu arlan sambik mengusap-usap rambutku.

"a aku gak tahu kenapa aku bisa nangis kayak gini" kataku akhirnya bersuara.

Arlan sedikit tertawa melihat tingkah konyol ku.

Aku memberontak dan memukul-mukul tubuh arlan dengan keras.

Dia gak peka apa? Aku kayak gini juga karena dia terlalu romantis.
Wanita mana coba yang gak klepek-klepek diginiin?

"cukup yuna sakit. Kamu mau aku ngambek terus ninggalin kamu disini?"

Aku menggeleng lemah.

"yaudah diem. Aku kan belum selesai ngomong. Jangan nangis lagi, oke"

Kini aku menuruti perkataannya dan mencoba lebih tenang. Karena aku juga penasaran dengan lanjutannya

"kali ini aku gak bakal bertele-tele lagi jadi kamu dengerin aku. Yuna, ayok kita menikah. Ayok kita berpetualang bersama. Menikmati waktu berdua bersama. Aku janji, aku gak akan buat kamu menunggu lagi"

Aku menatap dalam-dalam mata arlan. Ada raut berbinar dan bahagia didalamnya.

Aku langsung mengangguk dengan cepat. Aku juga tidak ingin membuatnya menunggu

"ayok kita menikah mas. Ayok kita habiskan waktu berdua"






                           ✴️✴️✴️




"taaadaaaaa akhirnya arlan ngelamar gue" kata ku memamerkan cincin pemberian arlan yang bertereng dijari manis ku pada dira.

Dira tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya "aaagghhh akhirnya. Gue pikir bakal nunggu satu purnama buat arlan ngelamar lo. Gue cuma takut aja dia keburu jadi kakek-kakek pas punya anak nanti"

"sialan lo" umpat ku kesal.

"duh dek jangan denger yaa" bisik dira pelan pada calon anak diperutnya.

Aku hanya bisa tertawa mendengarnya.

Aahhh aku pun juga tidak sabar melihat calon keponakan ku lahir ke dunia. Melihat dira hamil kebo seperti ini membuat ku sesak. Bagaimana tidak, saat dia belum hamil saja nafsu makannya membabi buta, apalagi sekarang sudah tidak bisa dibayangkan lagi bagaimana dia melahap semua makanan didepannya. Bahkan berat badannya pun sudah naik hingga dua puluh kilo.

Astaga aku harap aku tidak akan hamil seperti itu nantinya.

"Damar udah di jalan ra?"

"udah kok tadi gue bilang sama dia buat jemput di apartemen arlan. Nah itu dia mungkin" dira menebak saat mendengar bunyi bel.

Aku sigap berjalan kearah pintu untuk membukakan pintu.

"hey mar, yuk masuk. Lah sayang kamu dibelakang damar ternyata" desisku saat melihat arlan berdiri dibelakang damar.

Arlan tersenyum sambil menunjukkan kantong belanjaan ditangannya yang banyak.

Aku menyuruhnya belanja bahan makanan saat tahu dira akan datang. Kasian dia.

"sorry na gue gak bisa bantuin arlan bawa. Liat nih tangan gue juga udah penuh" kata damar menunjukkan belanjaan yang jauh lebih banyak dari arlan ditangannya.

"iyaa gue mengerti mar. Semangat ya" bisik ku sambil tertawa.

Memang semenjak hamil bukan hanya nafsu makan saja yang semakin menggila. Tapi juga sifat manja dira pada suaminya juga ikut menggila. Damar sampai tidak bisa kerja dengan benar karena dira selalu ingin dia berada didekatnya. Beruntungnya kantor itu milik mereka sendiri. Jadi damar bisa pergi dan datang sesukanya.

Dan saat ini, aku bisa lihat dengan jelas wajah frustasi damar karena istri tercintanya hanya ingin makan buatan suaminya. Bahkan membeli makan diluar pun harus suaminya yang beli.

Betapa menyusahkannya ibu hamil itu.
Apa aku juga akan begitu nantinya?

"sayang jangan lupa dicuci bersih dulu sayurannya. Aku gak mau makanan aku gak higienis nantinya"

" iyaa sayang"

Aku tiba-tiba saja bergidik "cih, biasanya juga lu nyomot makanan yang udah jatoh dilantai. Sekarang sok-sokan ngomongin higienis"

"yuna ku sayang, lo belom ngerasain apa yang gue rasain saat ini. Nanti kalo lo hamil, bau kaus kaki suami lo yang gak banget bakal jadi bau terwangi yang pernah lo cium ketika lo lagi ngidam. Coba deh"

"ih geli deh omongan lo. Mau makan nih jangan ngomong yang macem-macem"

"hahaha iya iya"

Kali ini topik kami teralihkan pada pemandangan yang indah dari arah dapur.
Arlan dan damar sedang sibuk menyiapkan makan malam.
Aku bisa melihat ketampanan arlan naik sepuluh ribu persen saat dia sedang memasak didapur.
Ini bakal jadi pemandangan ku setiap hari karena arlan pandai memasak.

"seksi kan?" tanya dira mengalihkan pandanganku.

"heh? Iyaa seksi" jawab ku sumringah.

"lo tau gak dimana lagi lo bisa lihat keseksian arlan selain didapur?"

"dimana?" tanya ku penasaran.

"diranjang"

"DIRAAAAAAA"

My Ahjussi (Complete) TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang