Putar Arah

11 1 0
                                    

“Karena semua insan butuh
Apa yang dinyanyikan oleh Sang Penyanyi”

“Tidak pernah ada yang namanya cinta sejati, camkan itu!” ucapku cukup menohoknya ketika pertengkaran hebat terjadi tadi sore.
Ia menangis tersedu-sedan.
Tanpa menunggu jawabannya aku pergi meninggalkannya di pelataran Kafe dengan mata para pengunjung menatap kami berdua. Tapi aku sudah tak memerdulikan hal itu, aku terlalu kalut dengan emosi. Sikap egoisku tak pernah berubah katanya, dia sendiri juga egois, timpalku dalam hati.
Aku membanting pintu mobil Yaris milikku dengan aksen kesal.
Hari sudah cukup larut ketika aku memasuki jalan tol hendak kembali kerumah. Tiba-tiba saja aku terpikirkan olehnya yang berjiwa lemah lembut walaupun agak sedikit egois harus melalui jalanan kota malam yang terkenal “jahil”
Tegakah diriku meninggalkan seorang gadis di tengah keramaian malam tanpa seorang-pun menemaninya? Terbersit langkahku untuk kembali, namun sudah terlalu jauh. Belum tentu juga ia masih disana. Bagaimana jika ia memaksakan diri untuk berjalan pulang dan dicegat oleh sekumpulan preman berhidung belang. Hanya karena masalah sepele berakhir menjadi seperti ini, tak pantas seorang dewasa sepertiku berlaku begini.
Mobilku berhenti didepan lampu merah yang menerangi seantero jalan, pantaskah ku untuk kembali, batinku.
Begitu lampu berwarna hijau aku langsung membelokkan mobilku untuk berputar arah. Aku ngebut sejadi-jadinya mengalahkan Ayrton Senna di sirkuit Imola.
Ban mobilku berdecit ketika sampai di Kafe tadi. Ia masih dikursi itu dengan tatapan kosong dan mata yang sembap.
Aku mengecup keningnya.
Ia hanya menitikkan air mata sambil tersenyum kecil sekali dibalik bibir tipisnya menatapku yang memberikan tampang penuh penyesalan.
“Kita pulang?” Tanyanya.
“Yuk,”
Aku meraih gagang kursinya yang beroda dan kutuntun ia keluar Kafe. Lumpuh yang dideritanya karena penyakit polio turunan baru saja menghinggapinya di usia yang tidak tepat. Membuatku harus membuatnya ‘lebih hidup’ lagi dari sebelumnya.
Karena tidak ada yang namanya cinta sejati, yang ada hanyalah sebuah takdir yang saling mencintai layaknya Adam dan Hawa.

Diorama Hujan (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang