Hari ini adalah hari senin, seperti biasa semua sekolah pasti mengadakan upacara bendera di sekolahnya. "Gue males ah ikut upacara." Tiba tiba seseorang dengan mata yang sedikit sipit itu mengelarkan suaranya.
"Kenapa lagi? Kayaknya minggu lalu lu juga gak ikut upacara deh." Kata Darrel.
"Bosen lagunya itu-itu mulu."
'Bugh'
"goblok kok di pelihara si Taka, kambing tu di pelihara!" sungut Shaka kesal dan menggepla kepalak Taka hingga yang punya kepala agak terdorong ke belakang.
Attariq yang melihat ke tiga sahabatnya itu hanya diam saja dan geleng-geleng kepala saja. "Udah ikut upacara aja, udah mau naik kelas XI ni kita. Biar nanti jadi contoh yang baik buat junior-junior kita." Sambungnya sambil merapihkan dasi dan topinya.
"Gaya banget si, biasanya juga males upacara lu!!" sungut Taka sambil berjalan untuk mencari barisan kelasnya dan di ikuti oleh teman-temannya yang lain itu.
Dan mereka pun mengikuti upacara dengan khidmat, damai, dan tentram sampai pada akhirnya...
'Pletak'
"Anjir!! Siapa yang geplak pantat gua?! Hayo ngaku? Teriak Darrel setengah tertahan kepada teman-temannya di belakang barisannya, pasalnya dia tau kalau ini masih di dalam barisan jadi dia tidak mau teriak.padahal sebagian siswa sudah melihat ke arahnya dengan tatapan yang sulit di jelaskan.
"Berisik amatsi Darrel! Lagi upacara ni kita. Nanti di marahin Pak Budi lagi." Ucap Shaka memperingati.
"Sha gue udah ternoda Sha.." ucapnya dengan wajah memelas.
"ternoda apaan si?"
"Pantat seksi gue ada yang geplak dari belakang."
Sementara Taka dan Attariq hanya cekikikan saja di belakang. Karena sebenarnya itu adalah ulah Attariq tapi dia pura-pura tidak tau.
"ATTARIQ! TAKA! DARREL SHAKA!! MAJU KALIAN KE DEPAN.!! Tiba-tiba suara Pembina upaca menginterupsi mereka ber-empat.
"Mampus! Kan gue udah bilang jangan berisik. Dipanggil kan jadinya!" kesal Shaka.
Darrel yang juga namanya di panggil hanya mengerucutkan bibirnya. "Ya map deh. Kan gue kaget tiba-tiba pantat gue ditepok."
"Udah-udah maju aja." Kata Attariq dengan santai sambil berjalan ke depan lapangan. Yang di susul oleh teman-temannya.
Sesampainya di depan mereka hanya tertunduk, bukan karena malu di panggil ke depan lapangan tapi karena panas. "Buset panas banget coyy!" ucap Shaka pelan sambil nyengir karena silau.
"Lu ngapain merem Tak? Kata Darrel sambil memperhatikan Taka.
"Pale lo!! Gue gak merem yaa, emang mat gue aja yang sipit!" kesal Taka.
Sementara Attariq dan Shaka hanya tertawa saja.
"Kalian ini sudah berdiri di depan masih saja tertawa!! Berdiri disitu sampai upacara selesai!!" ucap pak Budi sambil bertolak pinggang, prihatin melihat tingkah laku murid-muridnya.
***
Sekitar 15 menit kemudian mereka selesai melakukanupacara bendera. Baru aja mereka akan nyelip di antara murid lainnya untuk kabur tapi malah sudah terlihat oleh pak Budi duluan.
"Hayo!! Mau kabur ya kalian?" tanya pak Budi sambil berlagak mengagetkan ke empat lelaki itu.
"Astaghfirullah! Attariq kaget ya Allah!" kata Attariq berlagak kaget.
"Darrel juga kaget ya Allah."
"Taka kaget juga ya Allah."
"Apalagi Shaka ya Allah, kaget banget. Untung gak copot jantung Shaka."
Pak Budi hanya melongo tak percaya dengan tingkah laku ke empat siswanya ini, bisa-bisanya masih bercand, padahal mau dikasih hukuman.
"lama-lama bisa Stroke ni saya punya murid kayak gini semua tingkahnya." Ucap Pak Budi sambil berjalan pergi meninggalkan ke empat lelaki itu.
"Loh, Pak! Kita gak jadi di hukum nih?" Teriak Shaka yang bingung karena melihat Pak Budi yang pergi begitu saja.
"Gak! Udah pusing duluan kepala saya liat kalian ber-empat!" ucap pak Budi yang masih di dengar oleh mereka.
Ke empat lelaki itu kontan saja mengucap syukur karena tidak jadi di hukum, padahal mereka juga senang kalau di hukum, jadi bisa keluar kelas. Karena mata pelajaran pertama itu adalah mata pelajaran yang bikin emosi jiwa dan raga mereka saja.
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar setengah jamyang lalu, tapi ke empat anak laki-laki itu masih berada di dalam kelas mereka. "Kita ngapain si di sini mulu? Mau nutup gerbang sekolah gantiin tugasnya Mang Dadang? Ucap Darrel kesal karena ketiga temannya masing saja betah di kelas itu.
"Sabar napa Rel, dikit lagi nih." Ucap Attariq.
"Udah 3 kali ya gue denger elo ngomong sabar tapi gak gerak juga!"
"Orang sabar cepet masuk surga loh Rel. lu gamau masuk surga?" sambung Shaka.
Darrel semakin kesal dengan ucapan Shaka, pasalnya diantara ke empat laki-laki itu Darrel lah yang paling malas jika harus menunggu. Contohnya ya seperti sekarang ini.
"Gue balik duluan ajalah.!" Ucap Darrel sambil melangkah keluar kelas.
"Pulang naik apa lu? Kita kan tadi perginya barengan naik mobil Attariq." Taka akhirnya bersuara.
Darrel berhenti sebentar "Bener juga. Mau naik Ojol tapi paket gue abis gak bisa pesen. Naik angkt ajalah." Putusnya.
"Yakin? Terakhir naik angkot lu muntahin baju gue loh gara-gara mabok darat." Ucap Attariq memperingati.
Lagi-lagi Darrel berhenti berjalan, berbalik menatap ke tiga temannya. "Kalian masih lama gak?"
"Masih!" ketiganya kompak menjawab.
"Yaudah gue naik ojek aja." Fix Darrel langsung keluar kelas.
Ke tiga lelaki itu tertawa terbahak-bahak. "Sesuai rencana." Ucap Taka.
"Mampus deh Darrel naik ojek hahahah!!" tawa Shaka Pecah.
"Tinggal rencana selanjutnya nih. Let's goooooo!!!" ucap Attariq dan mereka pun keluar dari kelas untuk mengejar Darrel.
Penasaran gak sama rencananya Attariq dan kawan-kawan buat Darrel? Makanya pantengin terus cerita iniii hehehehe:))
selamat membaca ceritaku mantemann xoxo
Di mulmed ada Darrel yang tamvan:))
Jangan lupa vote dan comment nya yaaa
Lopyu guys so much xoxoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
METEOR GARDEN
Novela JuvenilGa ada deskripsi, baca aja langsung kalau kepo fufufu🥰