Suasana sepi apartemen semakin membuatku mengantuk saat kini aku hampir menyelesaikan beberapa dokumen yang harus aku baca dan tanda tangani. Aku menguap setelah itu memilih melangkah ke dapur untuk membuat teh hijau kesukaanku.
Baru saja aku hendak berbelok ke arah dapur namun suara bel membuatku membalikan arah. Aku menekan tombol sandi lalu pintupun terbuka.
"Hai"
Dahiku berkerut. "Kau? Kenapa ke sini?"
Younghoon menunjukan jam tangannya padaku. "Lihat, jam tujuh malam. Sesuai janjimu"
'Janji?' aku mencoba mengingat-ingat sesuatu. "Ah?! Itu...?"
"Kenapa? Jangan bilang kau lupa"
Aku cengengesan sambil menggaruk tengkukku. Sementara Younghoon memutar bola matanya lalu mencubit hidungku. "Dasar" setelah itu ia menerobos masuk bahkan tanpa bilang permisi ataupun meminta izin padaku.
"Hei... dimana sopan santunmu?"
"Sudahlah, cepat ganti baju"
Aku mendengus menatapnya yang kini tiduran di atas sofaku dengan kedua kakinya ia simpan diatas kepala sofa. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku.
Dibanding masuk kamar untuk ganti baju aku memilih melangkah menuju meja kerjaku untuk menyelesaikan beberapa dokumen lagi.
"Kemana arah tujuanmu, ssaem? Ku bilang cepat ganti baju"
Aku menghela napas. "Aku akan menyelesaikan pekerjaanku dulu"
"Tidak boleh"
"Kenapa?" aku menatap kesal Younghoon yang kini malah asik memejamkan mata.
"Ku bilang tidak boleh ya tidak boleh" ucapnya dengan nada malas.
"Aku tak mau. Aku akan tetap--"
"Jangan keras kepala, ssaem"
"Terserahku"
"Cepat ganti baju atau aku akan mempolosimu disini"
Mataku melotot. "Hei! Kau--"
"Apa?" Younghoon melirik ke arahku. "Aku tak takut. Ini diluar sekolah, jadi aku bisa berbuat semauku"
Dadaku malah berdesir takut saat melihat anak itu menyeringai. Tapi aku tetap tak mau kalah dengan siswaku sendiri. "Aku akan tetap dengan pendirianku"
"Sudahlah. Ku bilang ganti baju ya ganti baju, bebal sekali sih kau ini?"
Dahiku berkerut tak suka. "Kau tak punya hak memerintahku seperti itu"
"Kau juga tak punyak hak untuk tak membuatku memerintahmu seperti ini"
Aku mendengus. Anak itu...
"Cepatlah... aku tak suka menunggu"
'Menunggu?
Menunggu...
Aku pun tak suka menunggu...'
"B-baiklah... aku akan cepat"
"Memang harus dari tadi"
Aku mencebik. "Iya iya..." ya ampun... lagipula kenapa aku malah seperti pihak yang paling muda disini? Seolah dia memegang kendali atas diriku?
Hhh... anak itu benar-benar berbahaya.
.
Selesai mengganti pakaianku aku langsung melangkah ke maja rias. Memolesi wajahku dengan make up tipis lalu menyemprotkan parfum kesukaanku kini, spray cologne. Menyisir rambut lalu menyibakan poni hingga dahiku terlihat. Model rambut pria dewasa yang seksi. Aku terkikik memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband and His Girlfriend 2 [BXB]
FanficBerputar, lalu berkesinambungan menjadi satu. Inilah kisah cintaku. Warning! Boyslove Story!