Seminggu kemudian, hari-hari berjalan seperti biasa tetapi Freasha akhirnya menolak permintaan adik tirinya itu. Ia sudah nyaman dengan Vongola dan mungkin jatuh cinta secara nyata dengan Giotto? Saat itu, Freasha sedang duduk ditaman belakang mansion Vongola ditemani oleh Edenia. Dia membicarakan jawabannya kepada Anissina kepada adik kembarnya. Setelah itu, Lampo datang dan mengatakan bahwa Giotto memanggil kedua perempuan itu beserta Guardiannya untuk jalan-jalan ke kota mungkin sekedar patroli atau keliling.
Saat mereka sampai ke kota, Freasha dan Edenia langsung pergi jalan-jalan ditemani Lampo. Sedangkan Giotto dan rombongannya menyapa orang-orang kota dan mereka dikerumuni para gadis. Freasha merasa ada yang sakit didadanya melihat Giotto dikerubungi oleh fansnya tapi dia ingin tetap fokus. Saat sedang berkeliling dengan enaknya, dia memasuki toko dan melihat gaun hitam yang sangat elegan. Mereka masuk ketoko tersebut.
"Kak, itu gaun hitamnya bagus. Cobain deh." ucap Edenia menunjuk.
"Iya yah. itu Trench Coat warna kecoklatan merah juga kamu coba deh. Kayaknya cocok." ucap Freasha menunjuk baju tersebut.
Edenia langsung memerah karena trench coat biasanya bajunya Alaude.
"Kenapa kamu jadi memerah begitu?" ucap Freasha bingung.
"T-t-tidak apa-apa kok.. hehehe." ucap Edenia.
Disaat mereka sedang diruang ganti, ada suara tembakan dari arah kota. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, dan langsung bergegas keluar dari toko memakai pakaian seperti itu. Bahkan mereka lupa bayar, nanti aja tanggung kok. Disana mereka sampai, G dan Asari sedang melawan anggota mafia lain. Freasha bersyukur mereka tidak apa-apa. Edenia merasa sedang dimata-matai seseorang tapi berasa itu kayak auranya Alaude. Dia jadi minder.
"Sejak kapan kau memakai baju seperti itu?" tanya Alaude menatap tajam.
"Eh? Ini saran dari kakak sih! Emang kenapa? Mau kuhajar juga kau!" ucap Edenia berusaha menonjok Alaude. Tapi sayang sekali, tidak mempan.
"Coba saja kalau kau bisa." Alaude menghindar secara coolnya.
"Giotto, kau baik-baik saja?" ucap Freasha khawatir.
Giotto langsung ingin menjawab tapi ntah kenapa gaun hitam yang ia gunakan sangat elegan ditambah dengan mahkota atau yang sering dipakai perawat. Tapi bedanya ini ada sedikit rantai hitam yang mengikatnya agar tidak jatuh. Giotto langsung memerah.
"Kenapa Giotto?" ucap Freasha bingung.
"Eh? Tidak kenapa-kenapa... Aku cuman suka dengan gaunmu cocok dengan pakaianku yang serba hitam ini..." ucapnya ragu-ragu.
Freasha yang menyadari kalau dia belum mengganti ke gaun pink dan bando hitamnya langsung berwajah merah. Tetapi tiba-tiba ada pistol yang ditembakkan ke arahnya, dan dengan sigap Giotto yang kena tembakan. Dia kaget, Giotto berlumuran darah karena melindunginya.
"K-k-kamu.. tidak apa-apa?" ucap Giotto terkulas lemah.
"Kenapa kau melindungiku?" ucap Freasha menangis.
"Karena kau adalah istriku. Kita telah bersumpah bersama dihadapan Tuhan. Lagipula, ayahmu mempercayakanku tentang keselamatanmu." ucap Giotto.
"Sudah tidak usah banyak bicara lagi." ucap Freasha memeluk Giotto.
"Giotto..." ucap G kaget.
"Minggir.. biar aku yang urus." ucap Knuckle.
Setelah beberapa menit, akhirnya Knuckle bisa membuat Giotto melewati masa kritis. Mereka harus kembali ke mansion sementara waktu. Freasha merasa sangat menyesal, pria yang baik dan seseorang yang mau melakukan segalanya untukknya bahkan mau melindunginya. Hujan turun dengan deras. Diketahui bahwa anggota mafia itu adalah Bramasvelo Family yang mempunyai dendam pada Vongola.
Freasha pergi ke Bramasvelo sendirian. Ke base mereka. Ntah kenapa, Freasha menjadi seseorang yang beda. Dia menghabisi seluruh anggota mafia keluarga itu sendirian. Anissina yang merasakan hal buruk terjadi dengan kakaknya, langsung pergi kemana dia berada. Disisi lain, Giotto sedang beristirahat dan para guardian menunggu di luar ruangan. Seorang wanita berambut hijau dan mata hijau muncul di Vongola Mansion. Kita tahu bahwa perempuan itu adalah Gabriella, Leluhur Gizella. Dia adalah pemimpin dari suku penyembuh turun temurun dikeluarga Freasha.
"Kamu siapa?!" G langsung menodongkan senjata.
"Aku bukan seseorang yang mencurigakan tentunya." ucap wanita tersebut mengangkat tangan.
"Terus siapa!" ucap G teriak. Dia sedang tidak berpikir apapun.
"G, sabar dulu.." ucap Asari mencoba menahan si pria berambut merah.
"Gimana ga sabar! Giotto terluka! Gue gak bisa tinggal diam! Aku ingin membunuh mereka semua!" ucap G.
"Hal itu tidak baik untuk dilakukan." ucap Gabriella memperingatkan.
"Kau pikir kau itu siapa? Bisa-bisanya merintah-merintah.." ucap G.
"Hm, Freasha atau Edenia tidak bilang tentangku?" ucap Gabriella kaget.
"Kamu kenal dengan kedua gadis kembar itu?" tanya Asari dengan sopan.
"Ya. Aku Gabriella von Chritz. Seorang dokter pribadi keluarga von Wincott." ucapnya memperkenalkan diri.
"Gabriella? Kau itu dokter muda yang sedang sukses dan terkenal itu?!" ucap Knuckle kaget.
"Kamu kenal dia?" ucap Daemon
"Tidak. Tetapi aku sering lihat dimajalah sih. Katanya dia adalah jenius masa kini." ucap Knuckle.
Tiba-tiba, Edenia dan Elena datang ke koridor dimana semua berkumpul. Keduanya bertanya kemana Freasha pergi. Tidak ada yang tahu. Aduh, G dan Asari lupa kalau mereka meninggalkan dia disana. Akhirnya, Daemon dan Alaude akan mencarinya. Sedangkan semuanya disini untuk berjaga-jaga jika Bramasvelo akan menyerang lagi. Elena khawatir dengan teman baiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]
FanfictionCerita yang difokuskan setelah Juri Sawada dilepaskan dari segel Zero Point Breakthough oleh Vongola Nono, Timeteo dan perjalanan cintanya dengan Kyoya Hibari. Pairing: Juri (OC) X Hibari Kyoya Freasha (OC) x Giotto Mei Li (OC) x Fon Hari Natari x...